🄶🅁🄸🅈🄰 🅃🄰🅆🄰🄽🄶 🄿🅄🄽🅈🄰 🄲🄴🅁🄸🅃🄰
Bruk!
Setelah dihantam tamparan dipipi kiri, pipi kanan juga menjadi sasaran empuk bogem mentah yang secara brutal membabi buta dikirimkan Lelaki paruh baya didepannya.
Ruang kerja ayahnya berantakan, vas bunga berserakan, Lelaki itu kembali melampiaskan emosinya dengan meninju perut anaknya hingga tersungkur. Setelah dirasa puas, dia menyentak kasar dasi yang melingkari lehernya, menarik nafas kuat-kuas.
Sosok Lelaki yang lebih muda darinya tidak bersuara, tidak mengeluh ataupun mengeluarkan erangan kesakitan. Dia hanya terduduk di lantai dengan badan lebam-lebam.
"Sudah berapa kali?" Lelaki paruh baya bersuara. "Sudah berapa kali teman-teman kamu itu buat ulah, Papa tanya?!"
Tidak ada suara yang menyahut.
"Kalau kamu mau jadi berandal, jangan ajak-ajak adik kamu!"
"Pa, aku gak pernah--"
"Tidak pernah apa? Tidak pernah becus jagain Yurika'kan?" Kepala Lelaki yang baru saja memasuki semester awal itu kembali tertunduk, kalimatnya hilang diujung. Saat menelan ludah, amis darah terasa menyengat memasuki tenggorokannya.
"Kalau kamu masih bergaul sama mereka, jangan pernah berani masuk dirumah Papa." Ancaman dari Ayahnya membuat jejemari Lelaki itu mengepal.
"Paham kamu, Yuta?"
🄶🅁🄸🅈🄰 🅃🄰🅆🄰🄽🄶 🄿🅄🄽🅈🄰 🄲🄴🅁🄸🅃🄰
Flora pikir, Gema akan melakukan balap, seperti geng motor dicerita-cerita, taruhan uang puluhan juta, terus juara satu.
Tapi Gema malah cosplay abang-abang bengkel. Tubuhnya masuk di kolong mobil yang sudah di desain sedemikian rupa, membawa perkakas yang dia bawa dari rumah tadi--Flora baru tau fungsinya. Lalu keluar dengan wajah cemol penuh oli.
Cowok itu keluar hanya untuk minum dan masuk lagi.
Flora menghela nafas, mengeratkan jaket, menatap jam di ponselnya, 23:45, sudah hampir tengah malam.
"Flo." Gema melangkah ke arahnya, sepertinya pekerjaannya sudah beres.
"Kenapa gak pergi nonton aja?" Pertanyaan Gema membuat Flora memutar kepalanya 90 derajat. Disana, mobil mahal sedang adu kecepatan, membuat pekikan manusia membahana. Flora jadi malas.
"Emang kerjaan lo gini doang kah?"
"Gini gimana?"
"Tuh," Flora mengedik. Melihat mobil yang mulai dinyalakan mesinnya oleh rekan-rekan Gema. Sepertinya mobil itu akan ikut balap seperti yang lain. Di bagian depan mobil di pasang sebuah nomor urut. Nomor 4.
"Enggak gini doang." Gema menyodorkan Flora air mineral. Tidak ada penolakan seperti tadi, Flora langsung menerimanya tanpa nyerocos.
"Mau ikut kualifikasinya gak?" Gema bertanya.
Flora nyaris tersedak. "Hah gimana?"
"Ikut gue cobain."
"Mobilnya?"
"Lah terus apaan kalau bukan mobilnya."
Wajah suntuk Flora langsung sumringah. "Boleh! Tapi gak boleh ngebut."
"Balap apaan gak boleh ngebut." Gema mendelik.
🄶🅁🄸🅈🄰 🅃🄰🅆🄰🄽🄶 🄿🅄🄽🅈🄰 🄲🄴🅁🄸🅃🄰
KAMU SEDANG MEMBACA
Kost-an Griya Tawang Punya Cerita
DiversosUPDATE SESUAI MOOD. Ini cerita humor pertama saya, buatnya susah ternyata [Cry] Jadi mohon dukungannya berupa follow dan vote setiap chapter. Thank you💗 ________ Setelah balik kampung. Flora kembali ke kost dan baru saja diberitahu kalau kamar kos...