Bab 3

7.1K 436 1
                                    

🄶🅁🄸🅈🄰 🅃🄰🅆🄰🄽🄶 🄿🅄🄽🅈🄰 🄲🄴🅁🄸🅃🄰

Satu hari di kost baru. Flora sudah bangun terlambat. Ini, nih. Karena tokek sialan!

Cewek itu mencomot satu roti dari dalam kulkas, menyimpannya kedalam tas. Tak lupa, minuman dingin diambilnya. Dengan kaus kaki terbalik, Flora lari lagi ke kamar demi mengambil kuncir rambut. Bercermin sejenak. Dah cantik.

Ahh lupa! Flora jingkrak-jingkrak masuk kamar mandi, mengambil ponsel yang kelupaan. Kalau ditanya kenapa benda itu ada disana, Flora nonton drakor sambil mandi, puas?

Memasang sepatu dengan ikatan acak, Cewek itu akhirnya sampai teras kostnya, mengunci pintu. Dia hendak memesan maxim di laman ponsel waktu sadar Yuta Dkk ada dihalaman.

Bunyi gas motor ditancap terdengar nyaring.

"NENG FLORA! AYOOK!" Teriakan Demian terdengar, Lelaki itu melambai-lambai. Rambutnya disisir klimis. Mata Flora sampai sakit karena kilau rambutnya.

Flora lari-lari kecil menyusul mereka berenam. "Mau kemana lo pada?" Tanyanya dengan alis mengerut.

"Kampus, lah!" Jawab Gema sansi.

Kerutan dahi Flora timbul lebih banyak. "Naik ini?"

"Ya lo pikir!" Gema ini kesabarannya setipis tissue guys, harap maklum. Dia simpan dendam kesumat sama tetangga baru ini, tunggu tanggal main.

"GILA LO PADA?!" Flora tidak percaya. Menatap mereka yang duduk anteng di gerobak motor roda tiga. Laskar jadi supirnya, memakai helm. Eh, bukan. Mereka semua memakai helm.

"Naik gak lo?" Reksa bertanya, dia sudah kepanasan.

"OGAH! Mending gue naik ojek!"

"Kita udah nungguin lo, Flo." Yuta masih mengajak. "Naik aja, deh, udah terlambat banget, nih."

"Naik, buru!"  Paksa Laskar, dia menoleh ke belakang, menghitung jumlah penumpang. "Mana helm lo?"

"Pergi aja, hush! Gue naik ojek!" Flora tetap tidak mau. Sebagai anak hukum, image nya harus dijaga! Flora tidak mau ternoda karena enam kutu kupret.

Deeka, cowok yang sedari tadi diam itu mengecek jam dipergelangan tangan. Mendesah kasar. "Buru. Gue gak mau terlambat."

"Yaudah, Flo. Terserah lo, disini kalau pagi gak ada jaringan, ponsel lo gak berfungsi buat pesan gojek, maxim, apa kek. Jadi bye-bye! Let's Go, bang!" Reksa berteriak pada supir. Triseda melaju meninggalkan Flora yang nge-lag. Apa katanya? Ponsel Flora tidak berfungsi?

Flora bisa jalan kaki kalau itu terjadi, tenang saja. Eh, tapi, ini sudah terlambat. Mau sedekat apapun kampus, berjalan kedalam menuju fakultas hukum, itu jauh banget?!!

Ada dua malaikat yang mengambang di atas kepala Flora. "Jaga image Flora! Gak papa gak masuk satu matkul, asal lo gak naik gerobak!"

Tapi lambat karena yang satu menabok mulut yang lainnya. "Masuk matkul! Lo di biayain buat belajar! Bukan bolos!"

Argh sial!

Flora lari mirip orang gila, mengejar sepeda motor roda tiga. "TEMAN-TEMAN! GUE IKUT!!"

Demi mendengar itu, Laskar injak pedal rem sampai motor itu jumping tidak wajar.

"T-TUNGGUINN!!!"

"EEITSSS!" Sedikit lagi Flora loncat naik, para cowok mencegat.

"Lo harus pake helm." Suara Gema terdengar.

"NGAPAIN??" Amarah Flora naik ubun-ubun.

"Kita gak mau ditahan polisi." Demian memberitahu. Membuat Flora terperangah.

"Guys! C'mon! Kita gak pergi jauh. Kampus cuma didepan! Ngapain pake helm segala?!"

"Kita gak tau kalau tiba-tiba motor kita diserempet, kecelakaan, atau kebalik tiba-tiba?" Yuta memberi kemungkinan.

Astaga, Flora sampai tidak kedip saking tidak percayanya. Matanya berpindah pada Deeka, karena dia mengira yang waras disana hanya dia. Tapi sepertinya salah, karena Deeka berceletuk.

"Balik! Ambil helm lo. Lambat semenit kita tinggal." Katanya bersedekap, cowok cool ini masih tetap santuy padahal dikepalanya terlilit tiga lapis perban.

"Nah lho Deeka marah! Anak Kedokteran kalau marah suntik pantat lho, Flo." Reksa mengejek, wajahnya dibalik helm menyebalkan.

Flora mengacak rambut sebal. "ARGHHH!" Kakinya menendang ban belakang. Balik, berlari kencang mengambil helm.

Dosa apa Flora sampai harus bertemu 6 cowok laknat ini?

Pake helm? Mereka cuman naik motor roda tiga! Berenam lagi! Sinting!

🄶🅁🄸🅈🄰 🅃🄰🅆🄰🄽🄶 🄿🅄🄽🅈🄰 🄲🄴🅁🄸🅃🄰

"STOP! STOP!!!" Kuping keenam cowok disana berdenging, terlebih Laskar yang kena hantam bogem mentah. Entah sepanjang apa tangan Flora sampai tembus di belakang Laskar.

Sembari mengaduh, Laskar buru-buru memberhentikan motor. Seperti tadi, entah di setel bagaimana remnya, motor itu terangkat kedepan. Alhasil, keseimbangan Flora lunglai, kepalanya yang berbalut helm menghantam wajah Deeka yang tidak dibalut apa-apa. Helm ditangan si Lelaki menggelinding jatuh.

Bug!

"HUWAAA DEEKAAA!! GAK SENGAJA SUMPAH!"

Kepala Deeka yang benjol, bertambah benjol.

Mereka syok.

Bruk!

Deeka pingsan lagi.

Di depan Fakultas Hukum, mereka gaduh. Flora oleng sana-oleng sini, kating diparkiran menatap aneh pusat suara. Matanya jelalatan lihat sekitar, rame banget! Mampus Flora!

Demi menyelamatkan harga diri dan nyawanya, Flora ambil ancang-ancang, lantas lompat diantara mereka. Bergelinding ditanah, mirip tentara perang. Lalu tanpa suara, menghilang. Kabur tanpa mau tanggung jawab. Padahal Deeka pingsan karena ulahnya lagi.

🄶🅁🄸🅈🄰 🅃🄰🅆🄰🄽🄶🄿🅄🄽🅈🄰 🄲🄴🅁🄸🅃🄰

Gazebo depan penuh tawa.

"Lo bareng bapak-bapak tukang kebun? Hahahaha." Iya, menertawakan Flora. Mereka mengira Flora datang bersama tukang bersih kampus yang sering naik triseda.

"Gue hampir terlambat makanya naik!" Wajah masam Flora tidak mengendur. Teman-teman nya puas tertawa sampai keluar air mata.

"Eh tapi gue lihat masih muda, lho." Yang satu menyahut.

"Iya! Mereka bersihin fakultas apa, ya?"

Bola mata Flora berputar jengah. Mereka tidak tahu saja kalau yang bersama Flora adalah cowok ganteng tapi otak miring.

"Ini tugasnya mau dikerja, gak? Kalau gak gue pulang!"

"Eh, Salsa belum mau pulang tuh, lo pulang bareng siapa?"

Bahu Flora mengedik acuh. "Naik triseda." Jawabnya fakta.

Lantas teman-temannya tertawa lagi. Membuat hidung Flora kembang kempis. Karena kesal, Flora benar-benar niat pulang. Dia mengambil helmnya kasar.

"Lo naik triseda pake helm segala lagi, hahahaha."

Awas enam kutu kupret. Mati mereka di tangan Flora hari ini.

🄶🅁🄸🅈🄰 🅃🄰🅆🄰🄽🄶 🄿🅄🄽🅈🄰 🄲🄴🅁🄸🅃🄰

Kost-an Griya Tawang Punya CeritaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang