Bab 38

3.9K 323 77
                                    

🄶🅁🄸🅈🄰 🅃🄰🅆🄰🄽🄶 🄿🅄🄽🅈🄰 🄲🄴🅁🄸🅃🄰

Tebak siapa yang paling pertama tidur dalam perjalanan? Gema dan Flora jawabannya. Maya yang berada diantara mereka berdua jadi sunyi sepi. Padahal, kalau perjalanan jauh begini, lebih asyik ngobrol atau nyetel musik. Apalagi Maya tipikal cewek yang tidak bisa diam, ditambah, yang sadar adalah Yuta dan Deeka.

Yuta mah kalau di ajak ngobrol masih nyambung, nyahut sesekali. Kalau Deeka? Syukur-syukur di jawab, yang ada malah dicuekin.

"Gak tidur Maya?" Yuta melirik kaca. Maya langsung nyengir membalas.

"Enggak hehe. Enakan liat jalanan." Bohongnya sambil mengalihkan pandang. Ingin rasanya Maya lenyap dari mobil. Situasinya macam dirumah hantu. Horror. Mana gak ada suara sama sekali.

Setidaknya berangsur 20 menit, Maya membangunkan Flora waktu mereka sudah melewati jembatan panjang, laut sudah terlihat. Flora menggelepar seperti ikan waktu Maya membangunkan, dan Gema tidak bangun-bangun meskipun mendengar suara berisik.

Mobil kemudian terparkir dijalanan berpasir. Yuta dan Deeka turun lebih dulu. Mereka yang ada dibagian belakang belum turun saat seseorang mengetuk kaca mobil dengan beringas. Demian dengan helm dan kacamata hitam yang belum sempat dibuka, tampak berbicara dengan cepat dibaliknya.

"Flo! Flo!"

"Dia ngomong apa sih?" Flora menyahut dengan mata masih mengantuk.

"Lo bawa tissue gak?" Ucap Demian yang kurang terdengar.

"Hah?"

"Flo gunanya pintu emang buat apaan!" Maya menyuruh Flora menyingkir untuk turun sambil melewati Flora dengan satu kali loncatan.

"Lo berdua bawa tissue gak?!" Demian membentak tiba-tiba. Flora langsung kembali ke alam sadar mendengar suaranya.

"Ada nih, buat apa?" Maya merogoh sling bag.

"Reksa tuh, baru sampe udah mimisan."

"Reksa kenapa?" Flora langsung menegak dan turun untuk mengikuti kemana Demian berlari setelah merampas tissue milik Maya.

"GEM--loh? Gema kemana? Perasaan tadi masih tidur?" Maya celingak-celinguk. Karena ternyata Gema sudah tidak ada di kursi belakang yang pintunya terbuka.

Sedangkan disisi lain. "Udah?" Yuta terlihat tidak sabaran.

"Belom!" Reksa nge-gas. "Anjing nih kok banyak amat." Dia kesusahan menahan cairan merah yang keluar dari hidungnya.

"Sumpel bego. Kayak gini, nih." Laskar menarik kepala Reksa dengan paksa. Lalu memasukkan tissue yang sudah digulung dengan tidak berperasaan.

"Woi ini hidung gue bukan colokan!"

"Minggir!" Gema datang dengan air seember yang entah dia dapat darimana. "Sa, nunduk bentar."

Reksa mendelik. "Mau ngapain lagi lo?" Salaknya frustasi, sudah sakit hidungnya dibuat mereka, sekarang entah apalagi yang akan terjadi.

"Nunduk aja ege!!" Gema memaksa dengan tangannya yang kosong, untuk kemudian...

Byurr

Menyiram kepala Reksa tanpa diduga-duga, "Nah gimana?" Lalu bertanya.

Semua orang terperangah. Memandang kepala dan kerah jaket Reksa yang basah setengah Dengan jerih. Dengan entengnya Gema bertanya seperti itu? Sungguh budiman kan?

Reksa menyeka wajah yang basah dan menatap Gema seperti akan membunuhnya sekarang juga.

"Mimisannya bukan berhenti, Gem! Kelelep Reksa yang ada! Parah lo!" Flora protes.

Kost-an Griya Tawang Punya CeritaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang