Tama adalah orang terakhir yang datang, hari ini emang gak ada jadwal apa apa, jadi ia memutuskan untuk mengiyakan ajakan teman temanya untuk sekedar nongkrong, Tama datang gak sendiri, ia datang bersama Hardian dan Bobi.
Gak usah rapih rapih, Tama pake kaosan sama celana pendek aja cewek banyak yang naksir sama dia.
Tiga gelas teh manis datang, melihatnya membuat Hardian mencibir. "Saben hari teh mulu kayaknya gue minum."
"Beda Har, dirumah kan teh sariwangi, kalo ini teh premium." ujar Bobi.
"Apaan anjir premium, sama aja."
"Beda Har, liat noh, ada potongan jeruk limau."
"JERUK LIMAU BANGET ANJIR???!!!!" seru Janu yang sedari sudah menggelengkan kepalanya mendengar ocehan Hardian.
"Wedeh Tam, kemaren repost story, akun cewek tuh gue liat liat, siape Tam." Yoan cengar cengir sambil ngeliat ke arah Tama.
"Temen."
Hardian ikut menolehkan kepalanya ke arah Tama. "Temen apa temen????"
"Temen lah gila."
"Masa sih temen doang, nggak biasanya loh seorang Tama mau repost gitu, sama si Sarah aja nggak pernah kan." tebak Janu yang diangguki ketiga teman lainya.
"Beneran temen, tapi kalo dianya mau lebih ya gapapa." ucap Tama sambil nyengir malu.
"Beneran temen doang Tam?"tanya Hardian memastikan.
"Lah iya Har, emang kenapa sih? Kayak nggak tau temen lo itu kalo ke gue judesnya kayak apa."
"Bukanya lo berdua pacaran ya." dengan polosnya Hardian mengatakan hal tersebut, membuat yang lainya membulatkan matanya tidak percaya pada Tama, ada yang cie ciein, ada yang nanya kepastian, ada yang langsung minta pajak jadian malah, udah kayak anak SMP jadian.
"Mabok lo ya Har, sejak kapan gue sama Jennie pacaran?!"
"Oh namanya Jennieeeee." Janu dan Yoan sama sama menganggukan kepalanya paham.
"Lah yang pas di tukang sate itu apa kalo bukan pacaran, orang lo sendiri kok yang ngomong, mana abis itu tanganya si Jennie lo gandeng."
Sekarang Tama yang menatap Hardian heran, kenapa Hardian bisa tahu kalau dirinya dan Jennie mampir ke sate langgananya si Hardian.
"Kok lo tau gue mampir ke sate langgana lo?"
"Gue kesana juga coy mau makan gue laper, gue mau negor lo sama Jennie, eh malah ada si Kahfi Kahfi itu kakel gue jaman SMA, yaudah gue negornya ntaran aja dah. Eh cengo lah gue, waktu lo bilang lo cowoknya si Jennie, mana si Jennie diem aja kan, berarti iya dong kalo gitu." penjelasan Hardian yang panjang membuat Tama melongo.
"Gue nggak liat lo Har asli."
"Gue yang masih nangkring diatas motor, masih pake helm, makanya gue heran lo kok nggak ngeh gue padahal kan gue pake jaket yang biasa dipake kalo maen."
Bobi ikut bergabung kedalam obrolan seru keduanya. "Beneran Tam, pacaran sama Jennie?"
Tama gak bisa jawab pertanyaan Bobi, dia bingung mau jawab iya apa gak. Masalahnya kalau diterusin jawab iya, kesananya bakal panjang dan ribet pastinya. Tama males kalau ribet ribet gitu urusanya, belum lagi Jennie. Bisa bisa Tama dijauhin sama cewek itu, ibaratnya perang mulai aja belum udah mundur.
"Woi Tam, malah bengong." Yoan berusaha menyadarkan Tama dari lamunanya.
"Gimana Tam, penonton penasaran nih kelanjutanya gimana." seru Janu.
"Ah apaan sih lo pada, dah dah nggak udah dibahas lagi."
"Biarin aja, ntar gue tanya langsung sama si Jennie." ucapan Hardian barusan cuma mendapat lirikan dari Tama, untuk saat ini ia percayakan semuanya pada Jennie.
KAMU SEDANG MEMBACA
coeur de papier
Fanfiction"lighters and candy, i've been a fool but strawberries and cigarettes always taste like you" Darksetresseu, Maret, 2023