20. katanya Ldr

333 52 20
                                    

Gimana rasanya seminggu gak dikasih ketemu sama Jennie? Oh jelas Tama rasanya galau, gundah, gulana, yang biasanya iseng suka mampir ke apartmentnya sekarang cuma bisa iseng lewat video call aja. Besok enam hari Jennie di Bandung, divisinya kebagian tugas buat observasi ke Bandung, dan kebetulan nama Jennie diikut sertakan dalam tugas ini. Gak banyak sih yang kesana, cuma Reta, Jennie, Mima, dan satu cowok junior mereka yaitu Jidan.

Jennie harus beberapa kali keluar dari kamar kalau Tama tiba tiba minta video call, alasanya karna kedua teman satu kamarnya itu keponya luar bias, apalagi Reta yang udah pernah di dm Tama.

Untungnya Tama video call Jennie kalau di jam jam malam aja yang emang udah selesai waktu kerjanya, dan tidak mengganggu jam kerja Jennie, ditambah beberapa kali they did an adult video call because they happened to need each other, dan mau tidak mau Jennie harus masuk ke dalam kamar mandi karna tidak mungkin ia melakukannya di dalam kamar yang juga ada kedua temannya itu.

Tapi hari ini Jennie lagi sendirian di kamar, karna Reta, Mima dan Jidan lagi keluar. Dekat tempat penginapan mereka katanya ada pasar malem, ia tadi diajak sih, cuma nolak dan kebetulan lagi males aja keluar ke tempat yang ramai kayak gitu.

Biasanya jam segini Tama suka iseng misscall atau gak video call, tapi karna belum juga ada panggilan masuk darinya, ia memutuskan untuk membuat ice tea.

Drttt drttt.

Panjang umur!

Panggilan video dari Tama masuk, dengan segera Jennie menaruh ice tea yang kebetulan udah jadi, dan meraih ponselnya yang berada diatas kasur. Ia menggeser logo hijau di layarnya dan gotcha! Disana ada wajah Tama yang lagi tiduran di kasur. Dapat dilihat cowok tersebut sedikit menegakan tubuhnya yang kemudian bersandar di headbed.

"Aku kira kamu juga ikut keluar sama Reta, aku abis liat story instagramnya dia."

Jennie menggelengkan kepalanya, kemudian ia meminum ice tea buatanya. Tama yang melihat itu reflek menyunggingkan senyumannya.

"Kamu bikin minuman apa itu, Ni?"

"Ice tea, tiba tiba aja pengen ice tea." Jennie menaruh gelas ice tea di sebelah ponselnya yang ia sandarkan pada layar laptop yang tengah menyala. Ia meraih jedah yang berada di ujung meja, kemudian dijepitnya asal rambut panjangnya itu, di layar sana Tama tidak pernah luput sekali pun dengan gerakan gerakan Jennie yang menurutnya emang gak boleh untuk terlewatkan.

"Why do you only use hairpins and still look beautiful, Ni?"

Jennie yang mendengarnya hanya menggigit pipi bagian dalamnya, malu kalau sampai Tama tau dirinya tersipu oleh pujiannya itu.

"Project musik lo udah kelar belum?"

"Yang mana?"

"Lah gue nggak tau yang mana, pokoknya yang tumpukan kertas banyak di meja studio lo."

Tama terlihat menunjukan raut berpikirnya, saking banyaknya project musik miliknya yang belum kelar ia jadi bingung project mana yang Jennie maksud.

"Engga tau aku lupa."

"Masa lupa."

"Yaudah lah biarin aja, ntar juga kelar."

Hening, keduanya sama sama tidak ada yang mengeluarkan sepatah kata pun, masing masing dari mereka hanya melihat lewat layar satu sama lain, lebih tepatnya Tama yang masih diam memperhatikan Jennie. Sedangkan cewek tersebut sibuk menyibukan diri supaya gak keliatan kalau dirinya sedikit salting.

"Ni, bandung seru nggak?"

Lagi lagi Jennie hanya menjawabnya dengan anggukan, membuat Tama yang melihatnya gemas.

coeur de papierTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang