"Menurut lo bagusan ini atau yang ini?" ujarnya sambil menunjukan gelang berwarna hitam dan pink pada Aksel.
Aksel mengusap dagunya sambil berpikir, menurutnya keduanya bagus, tapi kalau disuruh memilih Aksel jelas akan memilih yang warna hitam.
"Yang warna item bagus."
Jennie menaruh gelang yang berwarna pink dan memperhatikan dengan seksama gelang pilihan Aksel. Bagus, tapi Jennie gak sreg. Ingatanya kembali pada beberapa waktu lalu saat dirinya tengah menemani Tama ke toko pernak pernik, disana ia juga menanyakan hal yang sama pada Tama, lebih bagus cincin warna kuning atau pink, dan jawaban Tama berhasil membuat Jennie puas.
"Kalo menurut gue yang kuning bagus, tapi kalo lo suka yang pink ambil pink aja ikutin kata hati lo jangan dengerin orang lain. Tapi kalo mau dua duanya, lebih bagus lagi."
Suara deheman dari Aksel berhasil membuat kesadaran Jennie kembali. "Gimana? Kok jadi ngelamun?"
"Sorry, tadi menurut lo bagusan yang mana?" tanyanya lagi memastikan dan gelang berwarna hitam kembali dipilih oleh Aksel.
"Yaudah gue ke kasir dulu, lo tunggu di depan aja gih." Aksel mengangguk dan langsung keluar dari toko.
Jennie menganggukan kepalanya yakin, ia kemudian langsung menuju kasir untuk membayarnya.
Saat selesai melakukan pembayaran, ia membalikan badanya dan sedikit kaget waktu melihat ada Tama dan Sarah yang juga sedang ada di dalam toko. Suatu kebetulan kah karna dirinya tiba tiba memikirkan Tama?
Ia beradu kontak mata dengan Tama dan Sarah, kemudian netranya turun pada tangan Saran yang mengait lengan Tama, tidak ada penolakan disana.
Awalnya Jennie ingin meninggalkan keduanya dan bersikap seolah tidak kenal, tapi rasanya tidak sopan mengingat mereka bertiga saling kenal.
Akhirnya Jennie menjadi orang pertama yang mengembangkan senyumnya, menyapa Sarah terlebih dahulu barulah kemudian ia menyapa Tama yang terlihat kaget dengan keberadaan dirinya.
"Kalian disini juga?" tanya Jennie basa basi.
Sarah menganggukan kepalanya, "Mampir aja sekalian nyari kalung. Lo sendiri gimana?"
Jennie menunjukan bungkus gelang yang baru saja dibelinya. "Beli gelang."
"Lo sama siapa kesini?" tanya Tama
"Sama temen gue."
"Siapa."
Jennie menghela nafasnya pelan. "Sama Aksel."
Tama menganggukan kepalanya pelan. "Oh." ucapnya lirih.
"Eh kebetulan banget, udah makan belum?" tanya Sarah mendapat gelengan dari Jennie.
"Yuk sekalian bareng kita aja, kita juga abis ini mau nyari makan, gimana?"
Sarah yang nanya kenapa cuma Tama dan Jennie yang saling bersitatap.
"Hmm, boleh deh, gue tunggu depan ya. Kalian kalo ada yang mau dibeli gapapa muter aja dulu."
*****
Tama dan Sarah menjadi yang pertama tiba di tempat, bahkan keduanya sudah mendapat meja walaupun di outdoor, tapi untungnya cuaca di sore hari ini tidak terlalu terik.
Karna parkiran terbuka dan terlihat dari meja yang di tempati oleh Tama, ia jadi bisa melihat waktu mobil milik Aksel tiba dan keduanya turun, Aksel langsung setengah berlari guna menyamai langkah kaki Jennie. Kayaknya kalau pun sore hari ini tidak terlalu terik, tapi tetep aja ada yang lagi kepanasan kebakaran jenggot.
KAMU SEDANG MEMBACA
coeur de papier
Fanfiction"lighters and candy, i've been a fool but strawberries and cigarettes always taste like you" Darksetresseu, Maret, 2023