Semenjak hari itu, kira kira sudah hampir semingguan Jennie dan Tama jadi renggang. Lebih tepatnya Jennie yang memang menjauhinya, alasannya adalah karna salah timing.
Tepat setelah Jennie memberanikan dirinya untuk mau maju bertanya tentang hubungan mereka alangkah baiknya bagaimana, dering ponsel Tama berbunyi.
Dari raut wajah Tama terlihat berubah menjadi khawatir dan terkesan mendadak buru buru, penyebabnya ialah Wira jatuh dari tangga saat dirinya akan mengambil kandang burung untuk dibersihkan.
Cewek bodoh mana yang masih kekeuh buat nanyain kelanjutan hubungan kalau situasinya aja udah gak enak. Jennie sendiri mendadak diam, dirinya ingin ikut serta Tama pulang ke rumahnya, menjenguk Wira. Tapi seluruh tubuhnya menolak untuk bergerak, ia mendadak menjadi patung yang hanya bisa melihat Tama kesana kemari seperi orang kebingungan dan tidak lama kemudian cowok itu berpamitan sesaat setelah meraih kunci mobilnya.
Kalau udah begini Jennie harus apa? Apakah ia terlihat sama saja seperti cewek cewek diluar sana yang memuja-muja Tama, dan menginginkan cinta dari cowok tersebut?
Atau ini semua balasan untuk dirinya karna selama ini ia selalu menolak semua usaha dan kerja keras seorang Tama yang selalu ada disetiap hari harinya, akhir-akhir ini.
Atau ada yang lebih buruk lagi selain dua itu?
Setelah selesai makan, ia mendudukan dirinya di sofa panjang, menyalakan televisi dan kemudian berusaha memejamkan matanya.
Tama masih sering menghubunginya, bahkan masih memberikan ajakan mengantar Jennie di jam pulang kerja ngantornya. Tapi Jennie selalu menolaknya, ia malu kalau harus bertemu Tama tapi mereka tidak membahas hal itu. Ia malu. Jennie lebih malu kalau seseorang dengan sengaja melupakan suatu hal penting yang mana seharusnya dibicarakan tapi malah dilupakan seolah itu hal sepele.
Ia menatap sebungkus rokok yang masih menyisakan sepuluh batang. Punya siapa lagi kalau bukan punya Tama.
Meyakinkan keputusannya, dirinya akhirnya selesai mengirim satu pesan pada Tama, sebuah ajakan makan mie ayam tenda biru langganan dirinya.
_____
Jennie membuka pintu mobil milik Tama, ia mendadak mundur selangkah saat tahu kalau ternyata tempat yang biasa ia duduki sudah diisi oleh orang lain, Jennie gak kenal siapa temen temen Tama kecuali Hardian dan Bobi. Tapi untuk cowok yang satu ini, mukanya gak asing buat Jennie, ia ingat pernah melihatnya di story instagram Tama.
Sebelum menutup kembali pintunya, Jennie lebih dulu meminta maaf. Barulah setelahnya ia membuka pintu belakang dan lagi lagi harus terpaku beberapa detik, karna ada dua orang cewek.
"Tama, temen lo ada berapa coba, banyak banget ada dimana-mana." pikirnya.
Jennie sempatkan untuk senyum pada kedua cewek tersebut, sekedar formalitas.
Tadi Tama memang sempat menelfon dirinya, bilang kalau mau sekalian nganterin temen-temennya pulang, mumpung satu arah. Jennie pikir cuma satu orang, gak tau kalau ternyata ada tiga orang.
"Maaf ya, nunggu lama." ucap Tama sambil menengok kearah Jennie yang hanya mendapat anggukan kecil darinya, setelahnya Jennie lebih memilih fokus dengan ponselnya. Ia tidak tertarik dengan obrolan kedua cewek disebelahnya, toh Jennie juga malas untuk sekedar basa basi dengan mereka.
Saat sudah masuk ke perumahan, Jennie menyandarkan punggungnya dan matanya tidak sengaja melihat ke layar ponsel cewek yang duduk disebelahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
coeur de papier
Fanfiction"lighters and candy, i've been a fool but strawberries and cigarettes always taste like you" Darksetresseu, Maret, 2023