12.orang orang baik

313 70 14
                                    

Jennie berdiri tepat di sebelah Hardian dan Bobi, ketiganya masih betah menikmati hunian rumah impian yanh sekarang sedang terpampang nyata di hadapan mereka. Sejak kedatangan mereka di awal saja, sudah dibukakan pintu gerbang oleh pria yang sebelah tanganya memegang gunting rumput.

"Mang Ujang, si Tama ada?" tanya Hardian yang kayaknya udah bestie banget sama pria yang dipanggil Mang Ujang tersebut.

"Ada atuh, semalem baru dateng."

"Bunda sama Om ada kan Mang?"

"Si Ibu mah ada, tapi kalo Bapak mah lagi pergi."

"Oh oke deh Mang, makasih ya, lanjutin Mang gunting rumputnya, Hardian tinggal dulu ya Mang."

"Oke siap! Mangga mangga." Pria yang disapa Mang Ujang tersebut melanjutkan kegiatanya yang sempat tertunda

Tingkah laku Hardian dan Bobi menunjukan kalau mereka sudah sering datang dan berkunjung ke rumah orang tuanya Tama. Jennie yang baru kali pertama ini hanya bisa jalan di belakang kedua temanya, sibuk melihat- lihat sekeliling isi rumahnya. Gini ya rumah orang kaya, gak ada barang berantakan kayak rumahnya, semua tertata rapih sesuai pada tempatnya, punya pembantu jadi gak usah capek capek mikirin hari besok mau dipake buat beres beres rumah seharian.

Pandangan Jennie fokus pada bingkai foto yang terpajang cantik di dinding, yang ia tebak itu adalah foto keluarga dari Tama.

"Bunda!!" seru Hardian yang membuat Jennie menoleh, yang dipanggil sedang berjalan menuju arahnya sambil merentangkan kedua tanganya. Hardian dan Bobi berlari menghambur ke pelukan wanita yang dipanggil Bunda oleh Hardian.

"Haduh haduh anak Bunda pada sombong yah sekarang udah jarang maen kesini." ujar wanita tersebut sesaat setelah pelukan mereka terlepas.

Bobi nyengir. "Sibuk Bun, lagi merintis karir nih."

"Waduh, karir apa tuh, Bunda boleh tau nggak?" tanyanya penasaran.

"Masih rahasi sih Bun, nanti kalo udah deal kita kasih tau deh."

"Yaudah deh kalo gitu." netranya jatuh pada seorang perempuan yang sedang berdiri tidak jauh darinya, "Itu siapa?" tanyanya lirih pada Bobi.

"Oh iya Bun, Hardian lupa kasih tau, itu Jennie, temen Hardian sama Bobi dari jaman masih SMA, terus udah empat bulan ini kenal sama Tama dan jadi deket gitu." mendengar penjelasan dari Hardian membuat Rita menyunggingkan senyumnya dan menghampiri Jennie yang juga tengah memberikan senyumnya pada Rita.

Jennie meraih tangan Rita kemudian ia cium punggung tangan wanita tersebut. "Halo Tante, saya Jennie."

Rita mengusap bahu Jennie, "Yang betah ya temenan sama anak Tante, baru ini tau Tama bawa cewek ke rumah orang tuanya."

Jennie yang mendengarnya terkesiap, karna menurutnya gak mungkin banget seorang Tama belum pernah bawa cewek main ke rumah orang tuanya. Mungkin kalau Tama yang ngomong Jennie gak bakalan percaya, tapi karna yang ngomong adalah ibunya sendiri jadi Jennie percaya.

"Oh iya, kamu kalau mau panggil tante Bunda kayak Hardian sama Bobi juga boleh, Tante seneng kok malah, apalagi dipanggil Bunda sama anak perempuan."

Jennie terkekeh pelan, "Iya Tante."

Rita menolehkan kepalanya pada Hardian dan Bobi. "Tama kayaknya lagi di dapur deh, dia tadi abis ngasih makan ikan di kolam sih. Tau deh itu anak lagi bikin apaan, gih sana susulin."

Hardian dan Bobi memberi hormat pada Rita layaknya murid pada guru. "Siap Bunda, laksanakan!"

"Kamu samperin Tama juga ya, Tante mau ke kamar dulu bentar, nanti bantuin Tante bikin cake mau nggak?"

coeur de papierTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang