Rita langsung memasukan ponselnya ke dalam tas setelah mendapat kabar kalau saudara mereka yang berada di tangerang mengadakan pernikahan yang bisa dibilang mendadak, karna secara tiba tiba langsung mengabari grup whatsApp yang isinya perkumpulan saudara dari pihak Rita.
Rita menolehkan kepalanya pada Wira yang sedang fokus menyetir, "Si Jevan menikah."
"Oh, bagus dong kalo gitu."
"Hari ini nikahnya."
Wira dan Tama langsung melotot begitu mendengar ucapan terakhir Rita. Sedangkan Jennie yang tidak tahu apa-apa hanya melihat ekspresi wajah kedua laki laki yang sama kagetnya tersebut.
"Lah Bu! Jevan bukanya nikah bulan depan, kok mendadak banget nikah sekarang!" Tama sama terkejutnya dengan Wira yang masih belum menyuarakan apa-apa.
"Ceweknya itu ketauan udah hamil dua bulan ternyata, makanya dipercepat sama kedua belah pihak keluarganya."
"Terus gimana, kita batal ke villa?" tanya Wira yang sedikit mulai tenang kembali.
Rita menolehkan kepalanya ke belakang, menatap Jennie yang kini juga tengah menatapnya. "Kenapa Tante?" tanya dirinya ketika sadar Rita pasti ingin mengatakan sesuatu.
"Kamu gapapa sayang kalo nggak jadi ke villa?"
Jennie tersenyum terlebih dahulu pada Rita sebelum menanggapi pertanyaanya. "Gapapa Tante, kan bisa kapan kapan."
"Maaf ya kamu udah izin cuti buat holiday ke villa malah batal deh." Rita beneran ngerasa gak enak banget sama Jennie, apalagi cewek satu itu udah bela belain izin cuti dua hari.
"Kamu ikut aja ya ke acara nikahan sodara Tante, buat nemenin Tama biar ada gandengan."
Tama yang sedari tadi hanya melihat interaksi keduanya mulai terheran karna tiba tiba namanya dibawa-bawa oleh Ibunya dan disangkut pautkan dengan gandengan.
Tama menyikut lengan Jennie yang dihadiahi oleh Jennie tatapan seolah bertanya kenapa pada Tama.
"Ikut aja, kasian Ibu nggak ada temennya." alesan Tama doang, padahal dia yang paling setuju waktu Jennie diajakin buat ikut kondangan ke acara pernikahan saudaranya. Seperti yang dibilang Rita, biar Tama ada gandenganya, yah minimal gak ngenes amat dateng sendirian ke nikahan saudara.
Jennie skeptis, "Gapapa Tante kalo Jennie ikut?"
"Gapapa Jennie, Tante seneng malah. Tapi kita ada nginep semalem disana gapapa ya nak?" Jennie langsung mengangguk setuju, gak enak juga kalau harus mikir, apalagi posisinya dia lagi diajakin liburan sama keluarga Tama.
"Ibu ada kenalan temen yang punya butik, kita mampir sana dulu ya." Wira mengangguk setuju dengan semua keputusan istrinya, selagi bener dan gak merugikan yang lainya tim laki-laki bagian yes yes aja.
*****
Begitu sampai di tempat keempatnya langsung dipersilahkan masuk ke dalam ruang ganti dan mendapat giliran untuk di dandani, karna kebetulan acaranya dadakan dan hanya keluarga dan beberapa kerabat saja yang diundang maka dari itu tidak membutuhkan terlalu lama waktu untuk bersiap-siap, seada adanya aja udah yang penting ada persiapan walaupun dikit doang.
Rita dan Wira lebih dulu selesai, Rita hanya beri beberapa polesan tambahan makeup sedikit saja, dan bagian hair do juga tidak terlalu rumit.
Disusul Tama yang sudah selesai juga, ia sempet cemberut karna batiknya yanh pasangan cuma ada sisa satu, itupun Ibunya mau harus Bapaknya yang pakai, supaya serasi katanya. Yaudah mau gak mau Tama ngarus ngalah dengan milih batik random aja, saking bengongnya ngeliat suasana pernikahan yang dadakan ini, Tama sampai gak sadar kalau Jennie udah berdiri di sebelahnya. Ketika ia menoleh, tatapanya bertemu dengan milik Jennie, berhasil menimbulkan desiran di dadanya waktu lihat calon pacarnya pakai kebaya brokat.
KAMU SEDANG MEMBACA
coeur de papier
Hayran Kurgu"lighters and candy, i've been a fool but strawberries and cigarettes always taste like you" Darksetresseu, Maret, 2023