25. Pergi dan kehilangan

331 35 3
                                    

Pagi ini shani sedang uring-uringan karna rezvan yang tak kunjung pulang ia yang mulai frustasi pun hanya bisa menangis didalam kamar berharap rezvan pulang kepadanya

Saat sedang pusinh memikirkan cara untuk mencari rezvan, keheningan dikamar terpecahkan dengan suara panggilan telepon shani

Dret drett (suara vibrate mode)

Shani yang melihat handphonenya getar pun segera mengambil handphonenya dinakas dengan harapan rezvan yang menelponnya

"Hallo rez kamu dimana, kamu gapapa kan?" Ucap saat sambungan telepon tersambung tanpa melihat nama kontak terlebih dahulu

"Hallo shan" ucap orang disebrang telepon hingga mampu membuat shani seketika melihat nama kontaknya

"Abin" ya, nama kontak yang tertera ialah nama kontak abin. Shani merutuki kebodohannya yang tak melihat terlebih dahulu

"Hallo shan, shan lo gapapa kan. Kok lo diem aja" ucap abin dalam panggilan

"H-ha iya, gapapa kok Kenapa bin?" Ucap shani bertanya pada abin kenapa menelponnya

"Lo kenapa gak ngantor, lo beneran baik-baik aja kan?" Ucap abin

"Shan lo gapapa kan?" Ucap abin lagi namun tak ada jawaban dari shani

"Shani are you o-" sambung abin terputus dengan ucapan shani

"Kalo rezvan gak kembali gimana" ucap shani memotong ucapan abin dengan suara yang parau dan lirih

"Rezvan gak balik bin, d-dia gak pulang hiks" sambung shani mulai terisak

"B-bahkan hiks aku telpon pun gak bisa a-aku gak tau dia dimana sekarang hiks hiks aku gak tau dia kemana" ucap shani semakin terisak didalam panggilan

"Lo tenangin diri lo sekarang okey, gue kerumah dan lo ceritain semuanya ke gue setelah itu kita cari rezvan bareng-bareng" ucap abin dan langsung mematikan panggilan itu sepihak

°°°

Sedang disisi lain ada seorang yang kini tengah meratapi nasib hubunganya, seorang yang mungkin jika siapa saja yang tau permasalahannya akan menyebutnya pengecut karna telah lari dari semua ini.

"Huhft, setelah ini gua harus kemana ya. Gua gak mau shani dan keluarga gua tau keberadaan gua, gua belum siap sama semua kenyataan dan fakta yang baru gua tau" ucap rezvan dengan kaki yang sesekali terguyur sapuan ombak

Rezvan terus saja menyusuri pantai dari ujung hingga ujung lagi, menikmati sepinya pantai dipagi hari tanpa adanya keberisikan orang sekitar. Cuma isi kepalanya yang berisik, isi kepalanya yang selalu mempertanyakan tindakannya isi kepalanya yang selalu mengatainya karna tindakan yang ia ambil isi kepalanya yang sangat bertolak belakang dengan hatinya.

Disatu sisi hatinya sakit akan fakta yang ia tau dan ingin menghindar agar sakitnya mereda, namun disisi lain otak dan logikanya menentang otak dan logikanya seolah berkata bahwa keputusan yang ia ambil ini adalah keputusan yang sangat payah

Namun ego tetaplah ego, mau seberisik apapun isi kepalanya ego tetaplah pemenenangnya.

°°°

Kini dirumah shani terus saja mencoba menghubungin rezvan walau hasilnya tetap nihil, namun ia terus saja mencobanya. Sudah tak terhitung berapa banyak shani menelpon hingga kegiatannya terganggu dengan suara bell rumah

Ting nong

Ceklek

"Hey u okey" ucap abin yang saat pintu terbuka shani langsung memeluknya

Have You | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang