bab 24

21.9K 2.2K 152
                                    

Author mau bilang, cerita ini murni dari pemikiran author sendiri, tidak ada unsur mengcopy buatan orang lain,maaf jika ada kesamaan karakter.

Soalnya author ngebaca isi komentar ada yang bilang author ngecopy buatan karya sebelah, entah gimana setelah baca komen kaya gitu author jadi malas update.

Tapi sekarang author update karena dah nanggung

Happy reading





Setelah kejadian itu semuanya berjalan seperti biasa, entah kenapa Sean sering muntah muntah, tapi saat muntah yang dikeluarkan nya hanya air putih.

Twins sangat khawatir dengan kondisi Sean, mereka ingin membawa Sean ke rumah sakit,tapi saat mendengar kata rumah sakit entah kenapa Sean ngga mau dan menangis.

Mereka itu tinggal di apartemen twins ya, disuruh sama ortu mereka, awalnya sih Sean nolak tapi setelah paksaan dan sogokan akhirnya Sean mau.

Sean and twins saat ini sedang makan bersama di meja makan,Sean memakan makanannya tapi sangat sedikit, twins khawatir nanti Sean bisa bisa kurus.

"Makan yang banyak ya."ucap Rafa mencoba membujuk Sean untuk makan tapi langsung mendapatkan gelengan dari Sean.

Sean pergi dan langsung menuju ke kamar dia sangat lelah padahal hanya masak doang, sungguh menyebalkan bukan?









.

.

.











Hari ini adalah hari perpisahan untuk anak kelas 12,semua murid hadir, acara yang diadakan sangat meriah.

Saat ini Sean dan Rafka tengah duduk anteng,Rafka juga mengalami hal yang sama dengan Sean,dia juga sering mengalami muntah muntah.

Sementara para twins dan Kevin mereka tengah sibuk, banyak orang yang minta foto sama mereka dan ada juga yang minta tanda tangan ( dah kek artis lu bertiga tong)

"Fin jalan jalan kita bosan gw."ajak Rafka

"Yuk." Jawab Sean dia juga bosen dan di tambah dengan suara orang orang yang berteriak sangat menggangu.

Mereka berdua duduk di taman sekolah, mereka melihat indahnya pemandangan yang memanjakan mata.

Tanpa mereka sadari ada orang dibelakang mereka,Dan

Orang tersebut membius Sean,Sean yang tidak tau terkejut dan menghirup aroma bius menyebabkan dia pingsan, sedangkan Rafka yang terkejut langsung berteriak.

Mendengar teriakkan dari Rafka orang yang tadi membius Sean segera pergi sambil membawa Sean yang pingsan,Rafka hendak mengejar tapi perutnya sakit.

Orang orang yang mendengar teriakkan Rafka segera pergi ketempat kejadian, Kevin dan twins juga ikut.

Kevin melihat sang pacar yang kesakitan,dia mencoba menenangkan Rafka

"Sean hiks diculik." Ucap Rafka dengan tangisan yang turun,dan akhirnya pingsan karena perutnya sangat sakit,Kevin segera membawa Rafka kerumah sakit.

Sedangkan twins mereka yang mendengar perkataan Rafka terkejut, mereka mulai mencari keberadaan Sean.

Keringat bercucuran di pelipis mereka, ayolah siapa yang tidak khawatir jika orang yang kamu sayangi di culik?





.
.
.







Sean membuka matanya menyesuaikan cahaya yang masuk,dia mengejapkan matanya perlahan dan saat pandangan nya sudah membaik,Sean terkejut dimana dia.

Sean melihat sekeliling dia tidak mengenali tempat yang kini dia berada,dan tiba-tiba datang seseorang orang tersebut tertawa renyah.

"Halo Sean ^^ " ucap orang tersebut

"Kau."ucap Sean,dia adalah orang yang mendekati twins

"Ah aku terkejut kau mengingatku."ucap orang tersebut namanya Liana

"Apa yang kau inginkan sialan."umpatan berhasil keluar dari bibir Sean.

"Membunuh mu."ucap Liana

"Tapi tenang saja,aku akan membiarkan kau menikmati dunia untuk terakhir kalinya."ucap Liana sebelum pergi dia menusuk pisau ke perut sean.dan pergi meninggalkan Sean dengan luka yang dibuat nya.

Sean mengambil pisau di saku celananya untung saja dia selalu membawa pisau, untuk berjaga jaga dari orang orang gila.

Sean membuka tali yang mengikat tangan serta kakinya,saat sudah lepas Sean melihat kesana kemari mencari jalan keluar.

Dan saat itu Sean melihat fentilasi udara yang terbuka,itu adalah kesempatan emas Sean segera memanjat

"Shh."suara ringisan terdengar Sean mencoba menahan sakit yang dirasakan oleh nya.

Saat sampai di ujung Sean melompat dia tidak mempedulikan luka yang berada di perut nya,darah sudah banyak berceceran.

Sean berlari entah kemana dia berlari kearah hutan yang entah berantah dia tidak tau.

"Hah!"seru Sean

'sial ini beneran sangat sakit.' padahal hanya luka tusukan kenapa sangat sakit.

Sean mencari keberadaan handphone nya berharap tidak di ambil oleh orang gila tadi, kelihatannya keberuntungan tidak berpihak pada Sean, handphone nya di ambil.

Tapi saat itu Sean menyadari dia memakai jam tangan android miliknya,Sean segera memencet nomor yang ada di kontak nya.

"Tolong aku hiks ini sakit." Ucap Sean

"Kau dimana."ucap seseorang yang berada di sebrang

"Aku berada di hutan tidak tau dimana." Ujar Sean dengan tangisan yang terdengar

"Kami akan kesana kau tunggu,dan tetap bersembunyi."

"Iya."

Orang tersebut adalah twins mereka melacak jam tangan milik Sean,kalau handphone Sean kelihatannya sudah dibuang entah kemana.

Twins mendapatkan dimana Sean berada dan langsung bergegas pergi, astaga mereka sangat takut jika terjadi apa apa dengan Sean.















Segini dulu



Typo? Tandai ya^^



TBC

become an older brother S1  (End) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang