1.

13.8K 690 7
                                    

Langit malam menutupi sebagian belahan bumi. Hewan penguasa malam keluar dari persembunyiannya menyumbangkan suaranya mengisi kesunyian malam.

Di sebuah rumah tua yang jauh dari permukiman penduduk terkesan sangat horor dengan pekarangan yang tidak terurus, cat dinding yang mulai terkelupas dan pudar serta suara tawa sesekali terdengar seakan bersahutan.

Di dalam sana di huni oleh_

"SETAN"

Pekikan nyaring terdengar mengganggu anggota lain yang sedang asik dengan urusan mereka masing-masing.

Geyo menatap malas teman-temannya kapan mereka akan berhenti membuat kebisingan padahal dia sudah hampir tertidur.

"Apaan sat ngagetin aja" geram Eru yang kaget bukan main.

"Chiki gue ilang, sahak yang nyolong ngaku"
marah Akra sambil menatap temannya satu satu persatu.

"Lo yang makan goblok " jengah Iyan

"Lah masaksih perasaan tadi masih banyak "

"Gue cekik juga lo biar diam" Nafar mulai kehabisan stok kesabaran.

"Udah capek gue, ambil aja Chiki lagi sana" Geyo segera menghentikan perdebatan mereka kalau di biarin gak bakal kelar kelar

"Boleh, yey makasih bos" jawabnya cepat

"Emang drama tu anak" Eru tidak mau kelewatan

"Bodok, yang penting perut kenyang" Balas Akra sinis.

"Boro-boro kenyang, makan chiki sekarung aja lu kagak kenyang"

Perdebatan itu terus berlanjut dan tidak ada yang mau mengalah. Ya gini nih kalau punya teman berisik, pura-pura beduek udah.

Sekedar info mereka bukan hantu penunggu rumah ya, meskipun agak mirip sih.

Lima sekawan minus akhlak ini dengan seenak jidat telah mencap rumah ini sebagai markas mereka, padahal rumah orang loh.

Mereka menemukan tempat ini saat kabur dari razia balap liar dan menjadikannya sebagai markas.

Terhitung belum sampai sehari mereka di rumah itu udah kayak habis di timpa gempa. Yang perlu di syukuri adalah mereka tidak menghancurkan benda apapun meskipun pada berserakan sih.

Meskipun halaman depan tidak terurus yang kayak rumahnya bak kunti nyatanya bagian dalamnya sangat indah dan rapi seperti baru di tinggal kemarin dan dalam sehari mereka telah mengubah kata rapi itu.

Sekali lagi ini rumah orang yang entah punya siapa dan udah terbengkalai hampir puluhan tahun jadi mereka dengan senang hati mungut rumah itu. Apa lagi rumahnya besar dan luas, cocok untuk para bocil  ini bermain.

"Eh gue jadi penasaran siapa sih pemilik rumah ini" tanya Iyan entah pada siapa

"Hooh novelnya bejibun jir" celoteh Akra yang sedang membaca novel dari rumah itu entah di mana.

"Setahu gue sih udah puluhan tahun ini rumah di tinggal " Nibruk Nafar

Ya meskipun mereka penasaran tapi ya bodomat lah setidaknya rumah ini bermanfaat bagi mereka.

Mereka berbincang dan bergurau hingga tak terasa jam telah menunjukkan pukul setengah dua belas malam

"Jir udah jam segini mampus gue kena omel entar" gerutu Eru

"Kita nginap di sini aja tapi bilang nginep ke kosan Geyo" gagas nafar sambil mengedipkan mata di setujui yang lain.

"Kalau lu pada punya sembilan nyawa kayak kucing udah gue bunuh lapan kali" ucapnya menatap nyalang satu persatu temanya malah di balas cengrian paripurna.

Figuran Adu DombaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang