30

768 77 1
                                    

Mobil yang di tumpangi Yakra berhenti di sebuah rumah. Rumah sederhana berlantai 2 di pinggir kota. Di kelilingi oleh taman dan pepohonan yang terasa asri.

Begitu turun Yakra matanya melihat sekeliling yang begitu indah namun suram. Di sini sepi apa lagi rumah lain memiliki jarak cukup jauh dari rumah ini. Meskipun suram semua yang ada di rumah itu masih terawat dengan baik.

Yakra mebuka pintu rumah dan melangkah untuk masuk sebelum di hentikan oleh Ares.

" apakah anda yakin tuan "

" ya, aku yakin paman " Yakra menampilkan senyum manisnya membuat Ares tak bisa membantah lagi.

" aku akan naik ke atas loteng " ucapnya segera menaiki tangga.

" apa tidak bisa saya temani saja " bujuknya lagi.

" tidak " jawabnya langsung meninggalkan Ares.

🧩🧩🧩

Yakra sekarang berada di loteng rumah, dengan atap tranparan disana membuatnya terkena pancaran sinar matahari yang terik.

Di lihatnya sekeliling, sepertinya tidak ada yang berubah sama sekali. Strukturnya masih sama persis seperti terakhir kali. Tempatnya bersembunyi, tempatnya kabur, tempatnya meringkuk kesakitan, dan tempatnya mengoles luka sambil menahan tangis.

" sesakit ini menanggung ingatannya apalagi dia yang mengalaminya " ia merebahkan diri di lantai tepat di bawah atap tranpasran yang membawa sinarnya, memejamkan mata mengingat kisah masalalu. Kisah 13 tahun yang lalu yang tidak bisa terlupakan.

13 tahun lalu

Bunda maaf bun

Yaka janji gak nakal

Sakit bun yaka ngantuk tapi yaka gak mau tidur

Bun tolong yaka

tolong bunda

Bunda tolong

Tolong

Dia membuka matanya, nafasnya sesak dengan air mata yabg mengakir di pipinya. Dilihanya sekitar yang benar-benar asing di ingatannya, dadanya terasa sesak.

Pintu terbuka, seorang wanita paruh baya masuk dengan mangkuk air di tangannya.

" sayang kau sudah bangun "

" anaknya ibu jangan nagis ya " ucapnya lembut sembari menenangkan bocah yang berlinang air mata itu.

Rasanya nyama, entak siapa wanita itu tapi dia merasa tenang dan aman. Merasa bahwa semuanya akan baik-baik saja. Elusan lembut itu membuatnya mengantuk dan perlahan-lahan tertidur.

Yakra kembali membuka matanya, tubuhnya tidak sakit lagi seperti tidak pernah terluka.

Yakra mengerjapkan mata, entah jam berapa sekarang tapi yang pasti dia bangun sendiri tanpa di marahi.

" apa yang kemalin itu mimpi? Yaka pengen bunda peluk kayak gitu " ucapnya tersenyum cerah.

" eh sayangnya ibu udah bangun "

Yakra langsung bangkit saat mendengar suara dari arah pintu. Dahinya mengernyit melihat orang yang tidak dia kenal.

Wanita itu mendekat dan mengulurkan tangan, tangangan kecilnya reflek menepisnya.

" si-ap-a " raut kebingungan tertera di wajahnya.

" nak kenapa "

" ibuk ciapa ini di mana "

Wanita itu menutup mulutnya syok, di bergegas keluar memanggil nama seseorang. Tak lama wanita itu datang lagi dengan seorang pria.

" kamu ingat bapak " tanyanya di balas gelengan kecil.

Figuran Adu DombaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang