6

4.1K 365 1
                                    

Kehidupan baru yang aneh membuatnya harus menyusun semuanya dari awal. Uang yang telah di kumpulkan, prestasi yang telah di torehkan, pertemanan yang telah di bangun semuanya lenyap dalam satu kedipan mata.

Geyo Kallarang seperti di paksa untuk melupakan nama aslinya dan selalu mengingat nama orang yang bahkan dia tidak kenal. Sekarang dia harus terbiasa di panggil dengan nama Yakra.

Itu bukan perkara yang sulit tapi perkara yang berat, melakukannya adalah hal yang mudah tapi menerimanya adalah perkara yang sulit. Bolehkan sekarang dia egois bermain-main dengan emosi orang lain.

Dia hanya anak biasa di tempat asing dan sedang bermain dengan api besar. Apakah di takut maka jawabannya tidak, ini bukan kehidupannya, ini hanya dongeng jikapun dia mati karenanya maka itulah yang diinginkannya dan mungkin dia bisa kembali ke tempatnya seharusnya.

Tidak ada sedikitpun keinginannya untuk tinggal, jika dia mati maka permainan ini berakhir.

Permainan mengadu domba para pemain, menjatuhkan dan menarik pemain yang di suka.

Setidaknya sebelum dia mati ada bekas yang tertinggal. Mungkin ini kejam tapi inilah pelajaran yang dia dapat dari bertahan sendiri, memakan atau di makan.

" Woy, cil lama banget Lo makan udah mau bel tuh "

Yakra tersentak baru ingat kalu ia sedang bersama para anggota inti Black Diamond.

" I_iya kak "

" Lah balik lagi ke produk semula "

" Nonono jangan ka, kayak kemaren aja gak usah takut gue kan manis " bujuk Raga sembari menggoyang-goyang kecil tubuh Yakra.

" jijik " cibir Revo tidak mau ketinggalan.

" Udah kak gini aja biar gak kayak kak Merem " batin Jeremy ingin berteriak keras.

" Jijik gue tapi harus tahan " Yakra juka ikutan membatin.

Tidak banyak hal yang ia tahu dari Yakra jadi operasi Geyo di mulai. Menelisik setiap seluk beluk sekolah menanyakan tentang kepribadian Yakra.

Anak pemalu, suka menunduk, penakut,  kalau ngomong suaranya kurang keluar, benar-benar definisi anak cupu kita.

Sebelumnya ia salah langkah dengan bertingkah sesuka hati sekarang skenario telah di buat dan permainan telah di mulai.

Akey memasuki kantin dengan penampilan berantakan. Ia memang di kenal sebagai anak berandalan.

Anak yang suka menjahili teman dan seragam yang tidak pernah rapi juga luka bonyok di wajahnya. Siapapun yang melihatnya pasti berpikir dia anak nakal.

Akey terlihat membeli air mineral dan beberapa roti kemudian berlalu meninggalkan kantin.

" Makin bonyok aja mukanya gak ada capek-capek emang " gumam Yakra sembari memperhatikan punggung Akey yang menjauh.

" Gue main halus key jadi sabar terpenting jangan bunuh diri aja sih, gue mau bermain dengan yang lain dulu. Jatuhlah lebih dalam sampai aku menarik mu "

Yakra melihat satu orang yang menunjukkan ekspresi berbeda saat melihat Akey. Glones Samer Wararja atau biasa di panggil Semer.

Dia adalah salah satu anggota inti Black Diamond. Pedang utama dalam pertempuran, sangat suka yang namanya tauran.

Terbiasa menghadapi musuh tangguh maupun licik. Dia adalah orang yang paling peka di antara semuanya.

Ia mempercayai adik kesayangan temannya itu tapi ada secuil kecurigaan padanya.

" Yo gue mau ke toilet dulu " Semer beranjak dari bangkunya saat melihat teman-temannya menganggukkan kepala.

Semer bergegas ke taman celinga celinguk mencari sesuatu. Setelah mecari cukup lama dan tidak menemukan apa yang ia cari membuatnya kesal. Dipukulnya pohon yang ada di sampingnya dengan brutal, hingga beberapa daun berjatuhan.

Setelah meluapkan kekesalannya ia berhenti karena lelah dan meraup oksigen banyak.

" Ck, tikus " ucapnya sambil berdecak kesal membuatnya kembali merasa emosi yang meluap.

Semer berbalik badan dan menatap lama salah satu pohon di belakangnya hingga tikus itu keluar.

" Hahhh, sangat sulit untuk sekedar bersembunyi " ucap orang itu sebelum keluar dari balik pohon besar.

" Kau memata-matai ku "

" Hmmm, iya "

Semer menatap curiga penguntit kecil itu. Sejak awal dia tahu telah di awasi, hanya menunggu sampai orang itu berlalu atau menjalankan aksinya.

Namun yang terjadi sekarang adalah anak itu tidak beranjak dari tempatnya dan keluar dengan mudah saat di suruh.

" Apa mau mu "

" Tidak ada "

" Hah, jangan berpikir aku cukup bodoh untuk tidak menyadarinya "

" Ck, ini kedua kalinya " gumam anak itu terdengar samar.

" Hanya ingin bermain emosi dengan mu " anak itu tersenyum sumringah saat mengucapkannya

Semer mendekat dan mencengkeram kerah bajunya,menatap anak itu nyalang.

" Aku tidak suka bermain-main "

" Permainannya tanya jawab pilih teman atau institusi mu " ucapnya tanpa memperdulikan tatapan ancaman Semer.

Semer melayangkan satu tinjunya penuh marah di tangkap begitu saja. Semakin lama genggaman itu mengeras memberikan perlawanan sepadan.

Semer melepas cengkeramannya, cukup terkejut dengan perlawanan yang ia dapatkan.

" Siapa kau " tanyanya setelah menjatuhkannya keras

" Geyo, Geyo Kallarang " ucapnya sembari menghirup oksigen rakus namun tetap mempertahankan wajah liciknya.

" Apa mau mu Geyo " tegasnya menatap Geyo yang masih terduduk di tanah.

" Sudah ku bilang permainan tanya jawab "  masih tatapan tajam yang di terima membuatnya ikut kesal.

" Kau berpura-pura tidak tau " kata-kata itu membuat Semer bungkam dan memalingkan wajahnya.

" Kau yang pura-pura bodoh, sampai kapan kebohongan mu. Aku tahu apa yang kau pikirkan dan aku tahu banyak tentang mu " Geyo tersenyum menyeringai memandang remeh Semer.

" Dasar penguntit " ucapan itu lolos begitu saja

" Hahaha, terserah Glones Samer Wararja apa pilihanmu "

Semer membeku sesaat sampai Geyo mendekat dan kembali berucap.

" Aku menantikan jawabanmu~ mungkin aku ada untuk melihat itu " cicit Geyo menakutkan.

" Memangnya apa urusanmu " tanya Semer sesaat setelah kembali dari pikirannya.

" Tidak ada hanya merasa ini akan menyenangkan"

" Ingat nama ku Semer sepertinya namaku akan sering kau dengar "

Semer memerhatikan Geyo yang berjalan dengan kegirangan perlahan menjauhi tempat mereka tadi.

Sedangkan Semer masih berkutat dengan pikirannya memikirkan semua yang ia dengar.

" Geyo Kallarang "


_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-

Susah ternyata 😢

Makasih votenya

Good night, sweet dreams

Bye Bye ~~~

Figuran Adu DombaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang