13

2.8K 295 11
                                    

Akey memutar gas motornya pelan, bahkan motornya hampir seperti tidak bergerak. Ia tahu apa yang akan terjadi jadi ini adalah sebuah persiapan.

Hampir seminggu ia berdiam diri seperti boneka. Tidak berniat bergerak bahkan untuk sekedar makan. Bergerak saat ada yang menginginkan itu meskipun boneka itu akan di mainkan secara kasar.

Dan sekarang hari pertama ia kembali berniat menggerakkan tubuh untuk sekadar mengingatkan tubuhnya bagaimana caranya bereaksi.

Seperti yang ia duga, satu hari bahkan belum terhitung tapi ceritanya akan sama seperti hari-hari sebelumnya.

Kembali kepada Akey yang telah sampai di depan gerbang mansion yang megah keluarga Damelos. Selambat apapun ia bergerak pasti akhirnya akan sampai juga.

Cukup lama ia berdiam diri di depan gebang memuat beberapa penjaga sedikit merasa kesal.

Setelah puas menyiapkan jiwa dan raga, ia memasuki kawasan mansion dengan percaya diri. Saat telah tiba di depan pintu utama tidak ada pilihan lain selain membuka pintu itu.

Setelah pintu di buka tatapan penuh intimidasi langsung tertuju tajam ke arahnya. Romey duduk sambil menyilangkan kaki di sofa beserta anggota keluarga lainnya.

Akey mengerti tatapan itu langsung menggerakkan kakinya ke tempat yang di maksud.

Tiara bangkit dari duduknya, menggenggam tangan Akey kuat. Akey hanya memerhatikan pergelangan tangannya, memikirkan sejelas apa bekas yang tertinggal nanti.

" Dasar anak tidak tahu diri, apa yang kau inginkan ha, tidak cukup semua kebaikan yang kami berikan. " Marahnya meluap luap.

" Kebaikan " Akey menaikkan alisnya dengan wajah penuh tanda tanya.

Tiara yang marah di buat semakin geram dengan respon itu.

Plak...

Satu tamparan keras mendarat di pipi putih Akey meninggalkan bekas kemerahan.

" Daan kurang ajar, kau_ kau mempengaruhi anak lain untuk mengganggu anakku dan kau sekarang berani bertanya "

" Dasar bodoh kau tidak mengerti " ucapnya meremehkan wanita yang menamparnya itu.

" APA "

" Aku bilang kau yang tidak mengerti, aku bertanya tentang kebaikan yang kau maksud bukan anak angkat menjijikkan mu itu "

Plak...

Suara tamparan keras kembali terdengar menggema di ruangan. Tiara tidak bisa meredam emosinya dan kembali meluapkannya.

" Wow, drama yang penuh drama " ucap Seven yang puas menonton drama di depannya itu.

" Dasar anak itu_ " Marem ikut geram dang ingin menyumbangkan pukulan kerasnya namun di tahan Seven.

" Diam bodoh, jangan ikut campur "

" Apa_ anak itu merusak citra ku dan Gyel "

" Kau terlalu berlebihan seperti bunda "

" Berlebihan seperti apa yang kau maksud " Marem menaikkan nada bicaranya.

" BERHENTI " suara serak nan tegas menghentikan kedua perdebatan di ruangan itu.

" Marem apa seperti itu cara berbicara dengan abangmu "

Seven tertawa kecil saat Marem di tegur, sedangkan Marem berdecak.

" Tiara hentikan_ dan Akey ikut " Romey bangkit dari duduknya menaiki tangga di ikuti Akey di belakang.

" Hem... sudah selesai " Seven kembali memainkan ponsel dengan bosan.

Figuran Adu DombaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang