22

2.1K 197 23
                                    

Geyo melihat keluar jendela guna mengurangi kebosanannya. Di sepanjang perjalanan tidak ada yang membuka suara, meskipun lebih baik seperti ini.

Tak lama mobil yang ia tumpangi itu berhenti di depan pagar hitam yang menjulang tinggi. Di jaga oleh dua orang berjas hitam, dengan cepat mereka membukakan pagar itu.

Geyo merasa malas melihat pagar tinggi itu, udah kayak pagat di lapas napi aja. Tak keliatan apa yang ada di balik itu membuat Geyo merasa khawatir.

" Ini bukan skenario percobaan pembunuhan kan " batin Geyo resah.

Begitu pagar di buka Geyo terbelanga, rumah bak istana yang ia lihat pertama kali .

Halaman luas dengan jejeran taman yang indah, suasana yang asri dan menenangkan, belum lagi rumah yang besarnya nauzubillah.

Pagarnya memang tinggi tapi gak kebayang isinya bakal spektakuler ini.

Geyo memang pernah melihat rumah-rumah mewah sebelum termasuk rumah besar tempat awal masalahnya sekarang ini juga termasuk rumah yang megah, hanya tidak terurus aja.

" udah mangapnya, turun " Vion dari tadi menunggu acara kekaguman Geyo itu.

" apa sih gak jelas " elaknya mencoba tepat tampil keren.

" apa yang kalian tunggu ayo masuk " ucap papa andra sembari mengendong Lefi yang meletoy entah karena apa.

Vion tanpa pikir panjang mengikuti papa Andra berbeda dengan Geyo yang masih agak ragu, namun tak ayal ia tetap masuk mengikuti mereka.

Betapa mengagumkannya bagian dalam Mansion Anendra semuanya terasa berkilauan.

Desan ruangan yang terlihat mewah namun tidak terlalu meriah memikat mata siapapun yang melihatnya.

Hingga matanya menemukan sesuatu yang sangat mengagetkan. Akey terkulai lemah di sefa dengan seorang wanita dan Deylen di sampingnya.

Geyo menghentikan langkahnya melirik ke arah papa Andra dengan tajam.

Apakah ia telah masuk perangkap keluarga Anendra atau apa? Apa yang terjadi pada Akey dan kenapa dia ada di sini. Pikirannya berkecamuk memikirkan beberapa kemungkinan yang mungkin terjadi.

" Hey kau kenapa lagi " tanya Vion

" jangan bertele-tele pergilah " kesalnya mendorong Geyo yang menatapnya penuh curiga.

Kedatangan mereka di sadari oleh mereka yang ada di sofa kecuali Akey tentunya.

Wanita itu merentangkan tangan dengan cepat Lefi turun dari gendongan papa Andra dan menubrukan tubuhnya ke wanita itu.

Belayan lembut dan kata penuh kasih sayang yang Geyo lihat membuatnya terpaku hingga kedua bola matanya bertemu dengan mata kecoklatan wanita itu dan senyuman manis di bibirnya.

" Apa ini yang namanya Geyo, sini sayang " ucapnya lembut membuat Geyo merinding.

Ia perlahan-lahan mundur, apakah ia benar-benar akan di jadikan sugar baby nih ibuk-ibuk.

" apa yang kalian lakukan pada Akey " tanya waspada.

" memangnya kenapa dengannya " tanya Daylen tidak mengerti.

" dia tidak sadar " jelasnya.

Kesunyian tiba-tiba melanda hingga tawa pecah terdengar. Semua tertawa terbahak-bahak membuat Geyo semakin waspada.

" Tenanglah nak dia hanya kekenyangan dan tertidur " jelas Zayana Maurela Anendra sembari terus tertawa.

Nyonya Anendra itu tidak bisa menghentikan tawanya mendengar pertanyaan Geyo.

Figuran Adu DombaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang