33

704 78 3
                                    

Yuda berjalan gontai memasuki kediama Sarcer, terlihat bernatakan dengan gumpalan jas di pelukannaya.

" astaga Yuda " pekik selah seorang pelayang saat melihat Yuda yang sangat berantaka.

Siapa yang tidak kaget, salah seorang karyawan tertampan di kediaman Sarcer dan sangat disiplin baik waktu maupun penampilan berjalan seperti zombi.

" di man tuan Magon " tanyanya lemah.

" dia ada di ruang kerjanya "

" terima kasih "

Pelayan itu bingun apakah dia benar-benar berbicara dengan Yuda asli atau bukan.

🧩🧩🧩

Magon berusaha secepat mungkin menyelesaikan tugasnya agar bisa segera berbarin di samping istrinya. Suami gila mana yang menyiakan kasur empuk+isrti buat kerja.

Baru saja ia membereskan meja kerjanya pintunya di ketuk dari luar.

" masuk " jawabnya malas padahal sudah malam masih ada aja kerjaan.

Yuda masuk dengan penampilannya yang apa adanya itu. Begitu sampai di depan meja kerja Magon dia terduduk di lantai.

" astaga Yuda apa yang terjadi padamu " panik Magon langsung menhampirinya.

" saya membunuhnya " gumamnya.

" siapa yang kau bunuh "

" istriku Gea aku membunuhnya " pecah sudah tangisnya yang di pendam sepanjang jalan.

Yuda tidak tahu harus apa dia hanya memeluk gumpalan jasnya erat. Magon yang mendengar itu tak kalah kaget.

Dia tahu hubungan Yuda dan Gea tidak baik. Terlebih hubungan mereka terjadi karna sebuah kesalahan. Setelah menasehati dan menenangkan Gea agar mempertahankan anaknya. Terlebih lagi melihat Yuda yang antusias bertanya kepadanya tentang menjadi suami dan seorang ayah mebuatnya beranggapan semuanya akan baik-baik saja.

Tidak pernah terbayangkan semuanya akan jadi seperti ini, dia marah, kecewa dan sedih. Tapi apa yang bisa dia ubah, Yuda juga tampak kacau dan tersiksa.

" kenapa kau menemuiku " tanyanya mencoba tenang.

" bunuh saya tuan saya tidak sanggup hidup " mohonnya sunghuh-sungguh

Magon hanya bisa menghela nafas dia bahkan tidak menginginkan hukuman penjara tapi hukuman mati. Tidak percaya asistennya akan sekacau ini. Magon menyipitkan mata saat melihat sesuati di balik jas Yuda dan mengambilnya paksa darinya.

Batapa kagetnya saat melihat seorang bocah terkulai di balik jas. Di turunkannya bocah itu perlahan ke lantai. Magon meliriknya kembali seorang bicah dengan banyak bekas luka dan memar bahka masih ada jejak cekikan di lehernya.

Bruk...

Satu pukulan keras di barikannya untuk Yuda sehingga dia terjatuh kesakitan.

" saya tidak menyangka kau seperti ini Yuda dengan kejamnya kau membunuh mereka kau bahkan tidak pastas mati " marah besar Magon.

Yuda terbaring di lantai masih menangisi perbuatannya tanpa memerdulikan pukulan yang baru saja di terimanya.

" saya tidak sanggup hidup tuan saya gagal melindunginya. Seharusnya saya tidak membiarkan Gea merawatnya, saharusnya saya ikut merawatnya, seharusnya dia tertawa dan tersenyum. Melihat Gea mencekiknya membuat saya membeku seharunya saya berlari dan memeluknya. Saya seharusnya menyelamatkannya, saat saya menyelamatkannya dia tidak bernapas. Tidak ada suara detak jantung bahkan dia tidak menangis. Padahal dia tadi menagis sangat kencang. Dia mati tuan dia mati di pelukan saya. Saya bukan seorang ayah saya gagal menjadi ayah "

Figuran Adu DombaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang