17

2.3K 269 19
                                    

Geyo mengotak atik ponselnya di sofa khusus miliknya sendiri di markas Zeffons. Daylen sangat memanjakan Geyo membuat duo julit geregetan pengen ngehujat.

Sementara Geyo duduk anten di sofa, anak Zeffons yang lain guling-guling di karpet begitu pula dengan Panggu dan Arja.

Bagaimana mereka bisa sabar melihat teman baiknya pilih kasih. Apa lagi mereka tahu seperti apa sifat asli bocah itu.

" Perasaan baru kemarin deh tu anak gue pungut kok sekarang udah kayak tuan muda aja " julit Panggu

" Lo sih pakai pungut kan berabe, nyusahin lo "

" Lah kok gue lagi nyet "

" Lah kok sewot kan bener "

" Ceritanya kita mau ngehujat tuh bocah apa baku hantam nih " kesal Panggu

" Oh iya, kita kan lagi gencatan senjata ya maaf maaf " ucapnya sambil menepuk-nepuk jidatnya.

Geyo yang menutup telinganya dengan earphone masih bisa mendengar dengan jelas perkataan kedua abang kekanak-kanakan itu.

Ia tidak peduli dan tetap fokus dengan ponselnya mengabaikan kedua orang itu.

Tangan telatennya menulis setiap rangkaian kata sementara telinga fokus menyimak setiap suara yang keluar di balik itu.

Apa yang iya dengar adalah rahasia yang memang hanya dia saja yang boleh tahu.

Entah apa bisa di sebut sebuah keberuntungan, ia tanpa sengaja menemukan peralatan penyadap di kamar kosnya.

Tidak menyia-nyiakan itu Geyo dengan segera memasangkan penyadap itu ke Akey, urusan itu punya siapa urusan belakangan.

Berakhirlah ia cekikikan mendengar perdebatan panas di keluarga Damelos membuat duo julit merinding sejenak. Terakhir Geyo menelpon seseorang dengan gaya bicara yang kecentilan lalu tertawa terbahak-bahak setelahnya.

" Anjir gila kah " bisik Arja

" Pokoknya kita gak boleh mundur itu sofa harus kembali menjadi milik kita bersama " semangat Panggu

" Iya hanya kita yang boleh memperebutkan itu "

" Usir dia dari situ " teriak Panggu penuh semangat

" Usir " sahur Arja menyeimbangkan

Ry dan Wanda malu sendiri melihat tingkah ngeleneh kedua orang yang notabenenya teman mereka itu.

Panggu dan Arja masih berteriak membuat Geyo terusik, sudah cukup dia bersabar dari tadi. Tatapan nyalang pun ia lontarkan namun tak membuat kedua manusia itu gencar.

Tak kehabisan akal Geyo tersenyum cerah ke arah Arja.

" Bang Arja katanya Akey mau ke sini "

" Eh serius " semangat Arja langsung mendekati Geyo dengan antusias.

" Serius dong dan kayaknya ada berita besar nih "

" Anjir kok jadi penasaran ya "

" Udah bang tungguin aja udah otw dianya "

" Oke oke gue perlu ngapain apa ya "

" Siapin P3K aja bang "

" What gila ya " marah Arja dengan cepat mencari barang itu.

Panggu di buat loading dengan kekalahan telatnya ini. Dengan cepat Geyo membalikkan keadaan dan merebut pendukung satu-satunya.

" Woy ja kesepakatan kita gimana nih "

" Bacot gue sibuk "

" Anjir " umpatnya kesal membuat Geyo tertawa puas.

Geyo sangat betah berada di geng Zeffons apa lagi ada dua orang yang sangat mudah di jahili membuatnya sangat bersemangat.

Figuran Adu DombaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang