Di mansion keluarga Damelos hanya di isi oleh kesunyian, hanya aktifitas para pekerja di sana yang memberi kesan kehidupan. Nyatanya rumah sesunyi itu di tinggali oleh enam orang namun tak satupun betah di rumah.
Gyel turun ke lantai bawah dengan sumringah, membayangkan kegiatan mingguan seperti apa yang akan mereka lakukan.
Sudah cukup ia bersabar menunggu hari libur ini, sebelumnya semuanya hanya sibuk dengan pekerjaan mereka tapi tidak dengan hari minggu bukan.
Terlihat semuanya anggota keluarga telah berkumpul di meja makan membuatnya mempercepat langkah kakinya.
" Pagi semuanya " teriak Gyel penuh semangat.
Semua yang di situ berhenti dari aktivitas mereka sebelumnya dan memulai makan membuat Gyel mencemberutkan wajahnya.
Marem yang melihat wajah masam adiknya menghela nafas panjang,
" Kenapa baby " tanyanya.
" Gak ada yang balas salam Gyel padahal udah semangat banget tadi " ucapnya seperti ingin menangis.
" Maaf baby bunda refleks langsung makan soalnya baby lama banget maaf ya " Tiara berucap dengan lembut guna menenangkan Gyel yang akan menangis.
" Lain kali jangan terlambat " Romey menambahkan dengan datar membuat Gyel sekuat tenaga menahan tangisannya.
" Maafin Gyel karena membuat semuanya menunggu lama "
" makan jangan banyak bicara " kesal Velo.
Acara sarapan mereka kembali berjalan dengan sunyi senyap hanya suara denting sendok yang di dengar membuat suasananya cukup mencekam bagi siapapun yang melihatnya.
Para pekerja yang telah bekerja lama di keluarga Damelos mengerti betul ciri khas keluarga ini ya tentu saja seperti saat ini. Jikapun ada berbeda pasti tidak akan bertahan lama semuanya pasti akan kembali seperti semula, sudah bagai sebuah kutukan.
Seperti saat kelahiran putra bungsu mereka yang di jaga bagai permata berharga yang bisa hancur kapan saja dan apa yang terjadi mereka membencinya tanpa alasan yang jelas serta membuang kehangatan di mansion ini.
Setelah itu datanglah permata baru yang tidak tahu berasal dari mana yang pasti ia membawa kembali senyum di wajah seorang wanita di keluarga ini meskipun banyak pertikaian yang terjadi setiap hari.
Jika ingin di pikirkan yang pertama sangat jauh lebih baik dari yang terakhir tapi apalah daya mereka yang hanya seorang pekerja di rumah nan megah ini.
Para pekerja di keluarga Damelos bukanlah orang-orang sembarangan dan tentu saja mereka tahu yang mana benar dan salah serta mereka juga tahu mana yang lebih baik untuk kelangsungan perkejaan mereka.
Gyel terus melirik semua yang ada di meja makan, ia benar-benar kesal tapi sekuat tenaga menenangkan diri.
Ia merasa semuanya sangat sibuk akhir-akhir ini atau mungkin berpura-pura sibuk entah yang mana yang benar.
Tidak ada satupun yang betah di rumah ataupun mengingat bahwa di sini ada dia Gyel loh tolong di lihat.
Setelah selesai makan semuanya pergi menuju tujuan mereka masing-masing begitu juga Gyel dia juga punya tujuan lah.
Ia menghampiri Romey ada di raung kerjanya, di ketuknya pintu itu dengan pelan kemudian membuka pintu perlahan.
Romey yang sepertinya telah menyadari kedatangan seseorang menatap malas seseorang yang akan masuk itu.
" Daddy sedang apa " tanya Gyel penasaran.
" kerja " jawabnya singkat
" tapi ini kan hari minggu " ucapnya lagi tidak dihiraukan sama sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Figuran Adu Domba
FantasiGeyo kallarang anak nakal penambah tensi darah yang mukanya kalem tapi kelakuan nauzubillah. Terpaksa menerima nasib sialnya saat menginap di rumah tua. Saat ia pergi ke toilet sendiri banyak hal aneh terjadi buku kusam yang sangat menarik perhatian...