Geyo duduk santai di sofa panjang yang berada di ruang kepala sekolah, suasananya sangat tegang meskipun tidak ada satupun yang membuka suara.
Untuk Marem, ia menatap datar Geyo yang tenang di posisinya, sesekali ia menoleh dan memberikan wajah mengejek untuk Marem.
Meskipun aslinya ia dipenuhi rasa resah dan gelisah. Ia salah perhitungan dengan menyebabkan masalah besar dengan Marem. Sebenarnya hanya perlu sedikit bermain tapi ternyata ia kelewatan.
Satu lagi, ia lupa kalau sedang sekolah di Damelos School yang secara milik bapaknya si Marem. Bukannya di keluarin dari sekolah malah dianya yang di selidiki.
Dengan statusnya sebagai siswa gaib bukan masalah besar bagi mereka untuk mencari identitas aslinya belum lagi sisi tv yang bejibun di mana-mana tolong harus gimana nih.
" jadi ke kenapa kalian sampai berkelahi " tanya pak Randi sekalu kapsek di Damelos School dengan tenang.
" saya sedang berbicara dengan teman saya tiba-tiba abang ini main tonjok aja mana gak kenal lagi " jelas Geyo membuat Marem mengernyit.
" apakah itu benar " tanya pak kapsek pada Marem yang melayangkan tatapan tajam ke Geyo.
" iya pak cuma tau nama aja malah nonjok " ucap Geyo cepat.
" Saya mohon Marem tolong beri sedikit kejelasan " bujuk pak kapsek tidak di pedulikannya.
" Tuh kan pak dia gak bisa jawab " sela Geyo.
" Dan Geyo bapak juga minta tolong untuk diam dulu " ucapnya seketika membungkam Geyo.
Geyo benar-benar ingin terus berbicara diam terasa sangat menyiksa. Di pikirannya terus berputar banyak kemungkinan masalah yang akan terjadi.
" Apa gue kabur aja ya, tapi kan itu malah bikin gue makin di selidiki tapi kalau dian gini entar gimana akhirnya. Ini gak ada solusi apa sumpah pusing gue tolong otak bekerjalah "
Geyo~geyo~ GEYO
Panggil pak kapsek agak meninggikan suaranya, setelah mendapatkan perhatian keduanya ia kembali menjelaskan.
" Bapak akan panggil orang tua kalian jadi Geyo bapak boleh tahu kamu kelas yang mana. Bapak perlu wali kelas kau untuk mengabari mereka "
" Ini gimana tolong jawab apa jir beku otak nih " resahnya.
Tok tok tok
Suara ketukan pintu membuat Geyo semakin tegang, sudah jelas siapa yang mengetok pintu itu.
Saat pak kapsek mempersilahkan orang itu masuk Geyo langsung mengenalinya.
Seorang pria yang masih terlihat menawan di usianya sekarang di tambah tubuh kekar dan terawat membuatnya terlihat awet muda
Serta tidak lupa perawakan wajah yang hampir mirip Marem. Sudah jelas siapa dia, Danuar Romey Damelos kepala keluarga Damelos dan ayah kandung dari Marem.
Geyo merutupi kebodohannya, bagaimana bisa ia lupa dengan siapa lawannya.
Malahan sekarang bosnya sendiri yang datang gak punya karyawan atau asisten pak, ingin rasanya Geyo melontarkan pertanyaan itu.
" Permisi pak " ucapnya penuh wibawa.
" Iya pah Romey silahkan duduk "
" ini pak anak bapak kebetulan berselisih dengan adik kelasnya " jelas pak kabsek sopan.
Ia memijat pelipisnya kemudian menatap Marem yang masih setian dengan ekspresi ngeselin nya.
" Marem bagaimana_ astaga kau sudah dewasa ingat itu " ucapnya membuat Geyo mengerjakan mata berkali-kali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Figuran Adu Domba
FantasyGeyo kallarang anak nakal penambah tensi darah yang mukanya kalem tapi kelakuan nauzubillah. Terpaksa menerima nasib sialnya saat menginap di rumah tua. Saat ia pergi ke toilet sendiri banyak hal aneh terjadi buku kusam yang sangat menarik perhatian...