***
⠀
Suara putaran motor pisau pada blender menguar di udara. Mencincang habis daging buah alpukat beserta beberapa sayuran berwarna hijau seperti bayam dan brokoli menjadi potongan kecil dan halus. Setelah itu dituangkan pada gelas bening.⠀
Sherel mengambil sekaleng krimer dari kulkas lalu menuangkan secukupnya dalam jus itu. Selain untuk menambah citra rasa, juga berguna untuk menyamarkan rasa sayuran sehingga tidak menimbulkan kecurigaan.⠀
Sebuah senyuman menyeringai tergambar di wajah Sherel seolah dia tengah memasukan racun untuk menjalani rencana pembunuhan.⠀
Jam di dinding kini menunjukan pukul tujuh malam. Sherel meletakkan dua jus itu ke nampan bersama dua porsi ayam goreng krispi dan nasi serta sambal yang sudah disiapkan sebelumnya. Waktunya makan malam.⠀
Sebelum mengantarkan makanan, Sherel merapikan dulu beberapa peralatan alat masak dan bumbu ke tempat semula. Meski terlihat kecil, dapur ini memiliki set peralatan yang lengkap. Tidak heran harga sewa apartemen yang ditempatinya cukup mahal.⠀
Sudah tiga bulan Sherel tinggal sendirian. Perlu perjuangan lebig untuk mencari apartemen di luar kota karena sebagian besar pemilik apartemen menolak Sherel karena dikhawatirkan akan mengganggu kenyamanan penghuni lain. Untungnya dengan sedikit paksaan dia bisa menyewa apartemen ini.⠀
Sherel berniat untuk mencari lingkungan baru saat masuk SMA. Berharap akan ada tempat di mana orang lain tidak mempermasalahkan aura negatifnya itu.⠀
Namun, kondisinya ternyata tidak berubah. Meskipun begitu, dia tidak sendirian sekarang.⠀
Setelah membereskan dapur, Sherel mengangkat nampan dan menuju kamarnya di mana Chisa berada.⠀
「Chisa saatnya makan.」⠀
Sherel menyahut sambil membuka pintu.⠀
Chisa terlihat masih mengenakan seragam sekolah Foxglove. Kemeja putih dengan kerah terikat pita ungu, jas hitam bergaris ungu gelap pada kerah, rok selutut motif kotak-kotak yang dipadukan dengan warna hitam dan ungu. Hanya saja, Chisa tidak mengenakan jasnya sama sekali bahkan di sekolah. Mungkin karena sesak atau gerah.⠀
Sambil terus berkutat pada tablet. Jari jemarinya memainkan pentab dengan teliti dan cepat. Membuat garis dan menyusunnya membentuk ilustrasi karakter dua dimensi.⠀
Hidung Chisa mengendus sesuatu yang sedap di kala nampan itu ditaruh di meja berukuran besar bundar lesehan.⠀
Matanya langsung berbinar-binar dengan iler yang muncul dari mulutnya. Dia langsung menyambar salah satu piring dalam satu kedipan mata.
⠀
「Makannya pelan-pelan, toh nggak akan ada yang merebutnya.」⠀
Tanpa disadari piringnya sudah kosong melompong membuat Sherel menautkan kedua alisnya.
⠀「Cepet banget!」
⠀
Chisa lalu mengambil satu gelas jus dan meminumnya dengan tenang. Meneguknya sampai habis tanpa ada kecurigaan sama sekali.⠀
Sherel samar-samar mengangkat sedikit sudut bibirnya menyadari barang seludupannya sukses besar.⠀
「Maaf ya, ini demi kebaikan kesehatanmu. Repot nanti kalau sampai sakit.」
⠀Sherel berkata puas dalam hati.
⠀
Sampai dia tidak menyadari ayam yang ada di piringnya sudah menghilang dan berganti dengan tulang.⠀
「OIIII CHISAAA ITU KAN BAGIANKU!!!」
KAMU SEDANG MEMBACA
GL, Aura Negatif
Teen FictionID 🇮🇩 • [END] • Sibuna Sherel, keberadaannya menjadi sosok paling ditakuti di sekolah SMA Foxglove Distrik Selatan. Dia bisa dengan mudah mengintimidasi dan menghancurkan mental seseorang hanya dengan kontak mata. Bahkan, hawa kehadirannya saja me...