04 ~ Rutinitas di Hari Sabtu

286 13 0
                                    

***


Sherel membuka matanya perlahan. Sinar matahari dapat terlihat menembus sela-sela kaca tanpa gorden itu yang mulai menyilaukan penglihatan.


Dia mengambil ponsel di nakas dan melihat jam saat ini. Pukul tujuh pagi. Saatnya bersiap untuk pergi bekerja.


Namun, dia merasa ada beban berat saat mencoba hendak bangun.


Sherel lalu membuka selimut, terlihat Chisa yang tengah tidur terlelap dengan posisi tengkurap dengan dada yang dijadikan pengganti bantal.


Sherel hanya bisa terdiam. Rambut perak yang tak diikat itu terlihat berkilau memantulkan cahaya matahari. Membuat Sherel teringat saat pertamakali berkenalan dengan Chisa.


Raut wajah polos Chisa yang tengah menutup mata itu terlihat begitu imut dan manis.


Aroma parfum lembutnya masih tercium.


Keduanya tangan yang memeluk erat pinggang Sherel sepertinya bertujuan agar dia tidak jatuh.


Sherel tidak tega membangunkannya. Hanya saja ada pekerjaan yang harus dia lakukan hari ini. Mungkin kalau di hari minggu dia akan membiarkannya sedikit lebih lama. Untuk sekarang bukanlah waktu yang tepat.


Sherel membangunkan Chisa dengan cara mengguncang tubuhnya tapi entah kenapa dia sulit untuk dibangunkan.


「Chisa, aku mau bangun ...」


Sampai akhirnya Chisa akhirnya bangun juga.


「Ah ... pagi ... Sherel ...」

Chisa menguap sebentar tapi malah membenamkan kembali pipinya di dada Sherel.


Sherel mengernyitkan dahi.

「Ini udah pagi! Saatnya bangun!」


Chisa masih melekat persis seperti anak koala yang tengah digendong induknya. Lengket dan sulit dilepas.

「Tidak mau, dadamu sangat empuk. *Mofu* ... *Mofu* ... *Munyu* ...」


Sherel mengembuskan napas lelah. Dia tidak punya pilihan lain. Dia harus mengeluarkan kartu as miliknya.


「Aku baru ingat di kulkas masih ada puding rasa pisang van—」


Dalam kedipan mata Chisa udah menghilang dengan pintu kamar terbuka. Dia segera bangun dan membereskan tempat tidur lalu kemudian bersiap-siap.


Sekarang adalah hari Sabtu. Sekolah di Foxglove DS sebenarnya tidak sepenuhnya libur. Hanya saja waktu sekolah kini digantikan dengan kegiatan ekskul selama seharian penuh tanpa beban pelajaran.


Karena Sherel dan Chisa tidak ikut ekskul mana pun, mereka menganggap hari ini adalah bonus libur mereka di akhir pekan.


Sherel bergegas mandi dan mengenakan setelan kerjanya. Dia mengenakan kemeja dengan jas hitam serta rok selutut formal. Sekilas penampilannya sama persis seperti seorang mafia. Rambut hitam bang pendeknya disertai aura Sherel membuatnya terlihat menakutkan.


Sherel menuju ruang tengah kemudian mengambil beberapa helai roti lalu dicampur dengan selai stroberi dan madu. Dia lalu duduk di sofa di sebelah Chisa yang terlihat tengah sibuk menghabiskan semangkuk puding rasa pisang vanilla itu.


「Kerajaanmu gimana? Udah selesai?」


「Tinggal sedikit lagi, mungkin selesai nanti sore.」


「Kalau gitu aku tinggal dulu, kalau ada apa-apa hubungi aku.」


Chisa mengangguk diikuti Sherel ke luar dan segera menuruni tangga.


Kerja paru waktu Sherel hanya satu kali dalam seminggu tapi jam kerjanya memakan waktu seharian. Hari sabtu adalah waktu yang tepat yang dipilih Sherel.


Sherel lalu menunggu di pinggir jalan menunggu jemputannya. Namun, sepertinya jemputannya terlambat beberapa menit.


Mobil jeep hitam berhenti di depan Sherel tidak lama kemudian. Salah satu mobil yang sering digunakan di film-film sebagai mobil penculik ini cukup menambah kesan menyeramkan.


Di kursi depan terlihat dua orang pria berpakaian formal seperti bodyguard dengan tampang tegas, brewokan dan tentu premanable tengah memasang wajah khawatir.


Mereka berdua keluar dari mobil lalu membungkuk memberikan hormat.


「Selamat pagi Nona Sherel, mohon maaf terlambat beberapa detik. Tadi ada seorang nenek-nenek mau menyebrang jalan, jadi kami membantunya terlebih dahulu,」 ucap pria yang tadi duduk di samping supir dengan gemetaran.


「Selain itu penampilan Nona Sherel tampak cantik seperti biasanya.」

Pria di sebelahnya yang sebelumnya duduk di kursi supir memuji.


Sherel yang hendak mengajukan protes mengurungkan niatnya.

「Oh baguslah kalau gitu, aku tidak terlalu keberatan.」


Pria tadi pun membuka pintu kursi belakang mempersilakan Sherel untuk masuk. Mereka kembali ke posisi masing dan Mobil pun mulai melaju menuju Foxglove Distrik Pusat di mana kantor mereka berada.


Sherel melihat ke jendela luar mobil melihat gedung-gedung pencakar langit mulai terlihat. Dia senang bisa mendapatkan pekerjaan lapangan ini karena bisa sekalian jalan-jalan mengelilingi kota Foxglove setiap minggu.


Mengingat di kota kelahiran Sherel yang masih belum maju. Melihat pemandangan kota metropolitan di sini membuatnya terasa bersemangat.


Mobil jeep berhenti di sebuah kantor ruko berukuran sedang. Di banding perusahaan lain yang memiliki kantor pusat di gedung mewah dan memiliki puluhan lantai, tempat Sherel bekerja tidaklah seperti kantor ideal pada umumnya.


Di pintu masuk yang terbuat dari kaca itu terpampang logo tulisan FastLoan Center.


FastLoan adalah startup yang bergerak di bidang pinjaman dan paylater. Meskipun tempat ini memang kecil tapi dana yang dimiliki cukup besar. Freiya ialah pendiri sekaligus direktur yang menjalankan bisnis ini tapi beragam banyak masalah muncul.


Kantor FastLoan hanya terdiri dari tiga lantai berukuran seluas setara satu kelas di sekolah.


Lantai dasar di isi oleh staf reservasi dan beberapa fasilitas umum seperti ruang makan, toilet dan lainnya.


Selanjutnya lantai dua di sisi oleh beberapa staf inti startup ini yang bertugas untuk mengawasi server dan data aplikasi FastLoan.


Terakhir lantai tiga tempat di mana ruang rapat dan kantor direktur berada.


Sherel berserta dua orang pria brewokan itu masuk ke ruang direktur. Di sana terlihat Freiya yang tengah duduk santai sambil mengoperasikan komputer.


「Ah kalian sudah datang.」


Freiya kemudian menyalakan proyektor dan menampilan beberapa data orang-orang dengan label out of date.


「Seperti yang kalian ketahui, ada beberapa peminjam bandel baru-baru ini. Mereka mendaftarkan nomor palsu dan lari begitu saja.」

Freiya menggelengkan kepalanya resah.


「Kita ini memang startup kecil tapi bukan berarti kita ini harus melunak.」

Telapak tangannya Freiya saling menggenggam di meja. Dia kemudian tersenyum menyeringai.


「Kalian sudah tahu tugas kalian bukan? Aku sudah mengirim datanya pada ponselmu Sherel, selamat bertugas tolong atasi mereka.」


Freiya mengedipkan salah satu matanya pada Sherel.


Dan inilah pekerjaan sampingan Sherel di akhir pekan sebagai deb collector. Para peminjam bandel ini tidak akan menyangka bahwa hari ini adalah hari yang tidak akan pernah mereka lupakan seumur hidupnya.


***

GL, Aura NegatifTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang