11 ~ Surat Misterius

125 12 0
                                    

***


Mata Sherel terbelalak di kala mendapati sebuah amplop dengan lambang hati di loker sepatunya.


「Ini ...」


Chisa yang melihat itu tampak antusias.


「Sherel mendapat surat cinta.」


Sherel menggelengkan kepalanya tidak yakin. Sejauh ini selain Chisa, dia belum pernah berkenalan dengan siapa pun di sekolah. Apa ini hanya iseng atau salah penempatan lokernya saja?


Pada amplop itu tertulis pesan, 「Untuk Sherel, kelas 1-3.」


Sherel tidak salah terima rupanya.


Apa benar ini surat-surat yang selalu dikirim oleh seorang yang menyukainya?


Mereka berdua kini sudah sampai di apartemen tapi Sherel masih belum membuka suratnya. Dia masih ragu dan memikirkan siapa si pengirim.


Sementara itu Chisa hanya duduk santai sambil mengemut puding vanilla yang dia beli sebelum sampai ke sini.

「Kenapa tidak dibuka saja, Sherel?」


Sherel sejujurnya merasa tidak nyaman, tetapi hal ini malah mengganggu pikirannya. Dia pun mengangguk dan membuka amplop itu.Didapati sebuah kertas binder yang dilipat. Ketika dibuka Sherel terkejut saat melihat isinya.


「Sherel?」


Sherel mengernyitkan dahinya di kala menunjukan isi kertas itu kepada Chisa.


Halaman kosong tanpa goresan pulpen ataupun pensil. Kertas binder yang masih polos dan tidak ada isi pesan apa pun.


「Kayaknya ini hanya orang iseng deh. Kukira apaan ...」


Sherel kembali menyimpan kertas itu tapi langsung disambar oleh Chisa.

「... ?!」


Chisa memperhatikan lekat-lekat kertas itu membuat Sherel terheran-heran. Sudah jelas kertasnya kosong, apa yang mau dibaca?


「Mungkin ini adalah pesan rahasia, Sherel. Aku pernah melihatnya di film-film.」


Mata Chisa kini berbinar-binar.


Sherel tidak yakin dengan hal itu. Untuk apa repot-repot menyembunyikan tulisannya, padahal menggunakan pulpen atau pensil saja lebih praktis. Membeli tinta khusus itu malah jauh lebih mahal kalau memang ada.


「Aku coba cara lain dulu.」


Chisa kemudian berlari ke arah balkon dan menerawangan kertasnya. Siapa tahu kelihatan di kala tertembus sinar matahari. Setelah mengamati setiap bagian kertas ini, tidak ada tulisan yang muncul. Percobaan pertama gagal.


Chisa tentu tidak menyerah begitu saja. Selanjutnya dia pergi ke kamar Sherel untuk meminjam setrika. Mencoba memanaskan kertas tapi tulisannya masih belum juga muncul. Percobaan kedua gagal.


Chisa kini mengambil buah anggur dan memeras airnya ke dalam gelas. Dia mengambil kuas kecil dan mencoba mengoleskannya ke kertas tapi tulisannya tetap tidak muncul. Percobaan ketiga gagal.


Beberapa cara yang lain pun mulai dilakukan membuat Sherel jengah dan kertasnya pun ringsek karena saking dicobai aneka jenis pemecah pesan rahasia.


「Sudahlah Chisa, ini memang kertas kosong.」


Sherel menghela napas lelah.


Sampai sebuah kesimpulan datang pada Chisa.


「Aku mengerti sekarang Sherel, kertas ini mungkin bukan buatan manusia.」


Sherel menggelengkan kepalanya.

「Mana ada yang begitu.」


Saking capeknya mereka pun menyerah setelah mencoba beberapa ritual yang ada di internet. Sherel sendiri malah dengan bodohnya mengikuti prosedurnya.


「Hari ini, ada-ada saja ...」

Sherel pun mengempaskan tubuhnya di sofa dan memilih untuk melupakan surat itu


Keesokan harinya, Sherel dan Chisa tengah berjalan di taman sambil mekan es krim sepulang sekolah.


「Tunggu dulu, kenapa kita malah makan es krim di tengah udara dingin begini?」


Sherel baru menyadari setelah es krimnya habis sementara Chisa malah pergi beli lagi.


Udara dingin musim gugur di Foxglove sudah tiba. Banyak orang memakai syal di leher untuk menghangatkan tubuh. Mayoritas mahasiswi juga mulai mengenakan kaos kaki panjang dan stoking agar tidak terlalu kedinginan.


Chisa kembali dengan es krim lagi. Pom-chan yang tidur di atas kepala Chisa sepertinya cukup menghangatkan.


Keduanya menghentikan langkah di kala terlihat seorang gadis yang tengah berjongkok dengan tangan meraba-raba ubin taman. Sepertinya dia tengah kesusahan. Terlihat jelas dari raut wajahnya yang panik.


Sherel langsung mencari kacamata milik gadis itu lalu memberikannya padanya.


「Uwah, terimakasih banyak!」

Gadis itu berterimakasih sambil mengenakan kacamata itu. Ketika melihat wajah Sherel matanya mendelik dan langsung mundur refleks.


Sherel lupa akan auranya dan segera memutuskan untuk segera pergi diikuti Chisa dari belakang.


「Tunggu sebentar!」


Gadis tadi berteriak membuat Sherel berbalik. Dia menatap Sherel dengan tubuh gemetaran. Kalau takut kenapa tidak lari saja? Aneh.


「Maaf kalau membuatmu tidak nyaman, kami akan segera pergi.」


「Ti-tidak k-kok! Ju-ju-ju-stru a-a-a-ku i-i-i-i —」

Cara bicaranya kacau sekali. Bahkan dia sudah kehabisan napas sebelum menyelesaikan perkataannya.


「Anu ... tidak perlu dipaksakan ...」


Gadis berambut coklat panjang digerai itu lalu menarik napas dalam-dalam seolah ingin mengembuskan napas api naga membuat Sherel berhati-hati. Chisa sendiri merasa ini tontonan menarik.


「A-a-aku penggemar beratmu!」


「Eh?!」


***

GL, Aura NegatifTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang