14 ~ Liburan Musim Dingin

107 12 0
                                    

***


Liburan musim dingin telah tiba. Seusai ujian semester selesai. Setiap murid di Foxglove ini akhirnya bisa beristihat di akhir tahun.


Sherel sendiri tengah merencanakan akan pergi ke mana untuk mengisi liburan musim dingin ini.


「Chisa, apa kamu ada rencana mau ke mana?」


Chisa yang tengah tiduran sambil menonton film di ponsel menghentikan kegiatannya.

「Kurasa tidak ada.」


「Kalau aku mau pergi ke kampung halamanku di Tulips. Bisa dibilang aku sedikit merindukan keluargaku di sana.」


Sontak Chisa terlihat tertarik dengan hal itu.


「Kalau begitu aku juga mau ke sana.」


「Eh, di kota asalku tidak ada hal yang menarik.  Ada sih tapi kalah jauh dibanding Foxglove.」


「Itu tidak masalah. Bukan tentang serunya. Aku hanya ingin tahu tempat asalmu saja. Tidak boleh?」


Sherel kini menimbang-nimbang. Alasannya cukup jelas karena di sana memang tidak ada tempat menarik terlebih sebagian wilayah masih berupa pedesaan dan kebun sejauh mata memandang. Kemungkinan Chisa bakalan cepet bosan.


「Baiklah, kalau begitu. Kita berangkat dua hari lagi, sebelum itu kamu harus minta izin dulu ke keluargamu.」


Chisa mengangguk, ada butiran senyum samar-samar di wajahnya.


Dua hari kemudian. Mereka memulai perjalanan menuju ke Tulips menggunakan kereta ekspres Foxglove. Sherel jadi teringat waktu pertama kali meninggalkan kotanya sepuluh bulan yang lalu saat naik kerata ini. Tidak terasa dia akan kembali lagi.


Chisa sendiri sejak tadi hanya melihat ke arah jendela. Suasana pedesaan langsung terhampar. Seperti baru pertama kali naik kereta saja. Sedangkan pom-chan kini malah tidur di kepala Sherel.


Selepas tiba di stasiun. Udara dingin khas gunung dapat dirasakan. Begitu sejuk dan menyegarkan. Tulips letaknya cukup terpencil sehingga memakan waktu enam jam dari Foxglove.


Sherel cukup terkejut beberapa bangunan di sini sudah mulai makin maju. Meski tidak banyak, penampakan Tulips saat ini sudah mulai modern semejak sepuluh bulan terakhir. Hanya saja desa Sherel sepertinya masih belum ada kemajuan. Pemandangan gunung-gunung di sekitar mengapit desa ini.


Setelah berjalan-jalan sebentar, Sherel pun sampai di rumahnya yang terbilang bukan rumah biasa. Chisa terpukau rumah Sherel cukup besar. Meski terkesan tradisional, rasanya Sherel memang berasal dari orang yang mampu atau mungkin orang kaya yang merendah?


Meski rumahnya besar, hanya ada ibu dan adik Sherel di rumah ini sementara ayahnya tengah bekerja. Membuat suasana cukup sepi. Ibu Sherel terkejut di kala Sherel ternyata membawa temannya ke rumah. Hal ini memang hal tidak biasa di kala sejak kecil Sherel selalu dijauhi. Namun, berbeda dengan respon adik Sherel bernama Shina. Dia terlihat tidak suka dengan Chisa.


「Sherel adikmu melihat terus padaku.」


Chisa tengah duduk di meja kayu sambil meminum teh berbisik pada Sherel.


Sementara Shina terlihat menempel pada Sherel dengan memeluk lengannya dan seolah berkata dia tidak ingin menyerahkan kakaknya pada Chisa.


「Apa ada yang salah, Shina?」 Sherel bertanya.


「Apa kakak tidak salah berteman? Mungkin saja dia orang jahat, kak. Lihat saja dari wajahnya, sangat mencurigakan.」


Adiknya itu langsung menjawab dengan penuh ambius dan sinis.


「Hei-hei jangan menuduh sembarangan, sudah jelas itu hanya asumsimu saja.」


Sherel merasa lelah di mana adiknya selalu saja seperti ini.


「Sherel, airnya sudah panas, kamar mandinya sudah siap.」


Sang ibu berteriak dari bawah tangga.

「Kalau begitu aku tinggal dulu ya.」

Sherel pun berlalu.


Sementara itu tatapan sinis Shina masih tidak lepas dari Chisa yang membalas menatapnya dengan muka datar tanpa berkedip.


「Apa tujuanmu berteman dengan kak Sherel? Kamu pasti merencanakan sesuatu.」


Chisa pun mengangguk.


「Kenapa kamu tau?」


Shina pun tidak percaya. Dia langsung mengakuinya begitu saja? Sudah pasti gadis ini pasti ingin memanfaatkan kakaknya. Pokoknya, Shina tidak mau kakak kesayangannya itu jatuh pada gadis macam dia.


「Kau pikir aku akan membiarkan begitu saja? Dengar ya, tidak ada orang yang boleh berteman dengan kak Sherel selain diriku!」


「Kenapa tidak boleh?」


「Karena aku lebih mengenal kak Sherel dari siapa pun! Tidak ada yang bisa mencurinya dariku!」


Chisa pun memiringkan kepalanya. 「Hmmm ...」


「Kenapa hah?」


「Kamu bilang seberapa kenal dan dekat dengan Sherel?」


Shina mengangguk yakin. Semenjak kakaknya memang memiliki aura negatif. Shina lah yang selalu di sampingnya sejak kecil. Akan tetapi, keinginan Sherel untuk pergi ke luar kota benar-benar menghancurkan hubungan keduanya. Hal mengejutkan sang kakak pulang dia sudah bersama gadis lain. Hal ini tidak bisa dibiarkan. Posisinya kemungkinan besar bakalan direnggut. Shina tidak mau itu terjadi.


「Memangnya seberapa dekat kamu dengan Sherel?」


Pertanyaan itu membuat Shina tertarik.


「Tentu saja karena aku adalah adiknya. Kami selalu bersama setiap saat.」


「Aku juga, meski tidak setiap hari.」


「Heh berani sekali, tapi paling cuman sebatas ketemuan dan langsung pergi, 'kan? Dasar, ketemu pas ada maunya saja pasti!」


Chisa menaruh telunjuk di pipinya.

「Kurasa itu benar, aku juga sering menginap dan tidur bersama Sherel, mandi bersamanya, makan bareng, pergi ke toko bareng, pergi suatu tempat, semuanya ...」


Shina membeku seketika. Apa-apaan dengan perkataannya itu.

「Kau-kau pasti bohong! Coba sebutkan makanan dan hal-hal apa saja yang Sherel sukai?」


Chisa kemudian menyebutkan berbagai hal tentang itu dengan rinci bahkan ke tingkat paling detail di mana Shina sendiri bahkan baru menyadarinya.


「Begitu.」


「Ti-tidak mungkin!」


Muka Shina memucat. Ternyata Chisa sudah mengenal Sherel lebih dari dirinya. Ini benar-benar gawat.


Percakapan terus berlanjut sampai Shina tidak bisa berkata-kata apa-apa lagi. Chisa benar-benar mengetahui setiap detail hal-hal tentang Sherel membuat Shina kalah telak.


Sherel kembali setelah mandi dan berganti pakaian kemudian duduk di samping Shina.


「Kalian lagi ngomongin apa?」


Chisa pun hanya bermain dengan pom-chan sementara Shina kini malah menangis dan memeluk Sherel erat-erat.


「Ehh! Shina kamu kenapa? Kok gitu?」


Matanya sontak menatap Chisa.


「Kami hanya membicarakan tentangmu.」


「Kakak!」


Sherel pun tidak tahu apa yang terjadi tapi sepertinya bukanlah hal yang serius. Mungkin?


***

GL, Aura NegatifTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang