06 ~ Counterattack

188 12 0
                                    

***


Senyum Sherel lenyap seketika. Logan dan Jackal langsung menyadari bahwa itu adalah tanda deklarasi perang.


Timoty kemudian menepukan tangannya. Beberapa orang berbadan bongsor dan tinggi dengan wajah sangar dan tubuh berotot berombongan memasuki bar. Mereka semua menatap tajam ke arah ketiga penagih hutang tersebut.


「Karena sudah datang repot-repot kemari, aku kasih sambutan dulu buat kalian.」

Dia tersenyum puas seolah sudah menjebak para deb collector ini.


Sherel sama sekali tidak bereaksi. Dia menghela napas lelah. Tak disangka hal seperti akan terjadi. Memang bukan pertama kali tapi rasanya cukup merepotkan karena tidak langsung selesai saja. Hingga Logan menyentuh pundak Sherel.


「Nona Sherel sudah menagih cukup banyak hari ini. Bagaimana kalau Anda duduk sambil pesan minuman dan beristirahat?」


Sherel mengangguk, dia memang cukup lelah sebetulnya. Dia lalu duduk kemudian memesan, 「Pak bartender, jus jeruk yang non alkohol.」


Bartender tua yang tengah gemetaran dan mengiyakan permintaan Sherel.


「Untuk hal ini kuserahkan pada kalian kalau begitu, tapi jangan terlalu kasar.」


Logan dan Jackal menyeringai setelah mendapat izin dari pimpinan mereka.


Jackal meregangkan tangan dan mengertakkan leher dan jarinya yang sudah gatal. Sudah lama dia tidak menghajar seseorang. Karena sekarang sudah ada izin, dia tidak akan segan-segan.


「Jangan kira tampang kalian kek mafia abal-abal gitu bisa menang lawan mereka.」

Timoty tertawa terbahak-bahak.


「Hah mafia abal-abal? Kasta kami ini lebih tinggi dari itu. Sepertinya orang ini tidak tahu seberapa kejamnya deb collector.」

Logan menatap sinis Timoty yang membuatnya merinding.


Timoty merasa tidak nyaman sekarang kemudian berteriak.

「Kalian semua, hajar mereka!」


Anak buah Timoty mulai menyerang Jackal dan Logan secara bersamaan. Dengan cepat Jackal memberikan beberapa pukulan di perut, kepala, kaki di saat yang bersamaan pada mereka yang mendekat.


Belum mendaratkan apa pun, sebagian besar dari penyerang langsung tumbang sambil mengerangi bagian tubuh yang terkena pukulan telak.


Jackal terlihat menikmati dan menghajar orang-orang yang terus mendekat dengan cukup keras. Mereka semua ambruk ke lantai dalam sekali pukul. Tentu saja sambil menghindari titik vital.


Sementara itu, Logan masih bermain-main dengan menghindari beberapa serangan yang kemudian dilanjutkan menendang bokong mereka sampai tersungkur ke lantai dengan cara yang memalukan.


Bartender yang melihat itu langsung panik setelah memberikan pesanan Sherel. Sherel meneguk jus jeruknya. Rasa haus dan lelahnya langsung sirna.


Dia lalu duduk di samping Timoty dengan wajah yang mulai pucat pasi. Melihat orang-orangnya kini mulai dikalahkan dengan mudah.


「Apa-apaan mereka ini!」


「Jadi bagaimana Tuan Timoty, anda mau bayar atau tidak?」

Sherel bertanya santai sambil kembali meneguk jus jeruk itu.


Timoty menelan ludah. Aura Sherel langsung berubah menjadi lebih menakutkan dari kedua orang yang tengah bertarung. Keringat dingin mulai mengucur di pelipisnya.


「Apa ada yang lain?」

Logan berkata sambil memegang kerah orang terakhir yang sudah babak belur. Pria itu langsung melepaskan cengkraman di kerah targetnya membiarkan gravitasi menjalankan tugasnya.


Jackal sendiri terlihat tengah duduk di antara tumpukan orang-orang yang sudah pingsan itu sambil mengisap rokok.


Gigi Timoty bergetar hebat. Dia lalu bersujud dan memohon ampun di hadapan Sherel.

「Maafkan aku! Baiklah aku akan segera membayarnya! Jadi tolong lepaskan aku!」

Cara Timoty memelas sangat menyedihkan dibanding gaya awalnya yang terkesan sombong itu.


「Seharusnya dari tadi saja Tuan mengatakannya.」

Sherel membalas santai.


「Ta-tapi sa-saat ini aku hanya punya setengah di rekening bankku, selebihnya akan dibayar dalam bentuk kripto!」


Sherel mengangguk mantap kemudian dia membayar minuman jusnya kepada bartender.

「Oh iya paman, kerusakan ini bukan salah kami, ya? Kami di sini hanya membela diri. Selebihnya bisa ditagih langsung ke orang yang di sana.」


Bartender mengangguk kemudian Sherel pun pergi dari tempat itu setelah transaksi terakhir mereka selesai. Mereka pun kini mulai melakukan perjalanan pulang karena hari sudah sore.


Siapa sangka akan terjadi kekerasan tapi ini sebenarnya bukan pertama kalinya. Dulu saat mereka ke kantor mafia bahkan jauh lebih ekstrim. Mereka punya senjata tapi untungnya Freiya ikut ambil bagian. Dari sana Sherel mengetahui bahwa Freiya ternyata jauh lebih kejam dari penampilannya. Tidak heran dia santai saja saat pertama kali bertemu Sherel dulu.


Suara notifikasi panggilan dari Freiya masuk ke ponsel Sherel.


「Kerja bagus kalian hari ini, gaji akhir bulan ini juga sudah kukirim, terimakasih atas kerja kerasnya.」


「Terimakasih juga Direktur Freiya.」


「Kalau begitu hati-hati pulangnya ya.」

Freiya mengakhiri telepon.


Jackal dan Logan tampak puas hari ini. Mereka bisa membuktikan bahwa dirinya masih berguna bagi Sherel.


「Nona Sherel karena hari ini gajian, kami mau makan-makan di salah satu restoran, mau ikut?」

Jackal menawari.
⠀⠀

「Tidak perlu aku langsung pulang saja. Lagipula makanan di rumah masih banyak, sayang kalau makan di luar.」


Gaji hari ini harus ditabung untuk keperluan di masa depan, lagipula jus di bar tadi harganya cukup mahal. Sherel tidak bisa makan sembarang lagi sekarang.


「Sayang sekali padahal saya berniat mentraktir Nona.」

Jackal lumayan kecewa loyalitasnya di tolak.


「Mungkin lain kali saja.」


Meskipun belum lama kenal. Rasanya ketiga orang ini bisa akrab meski dengan perbedaan umur yang signifikan.


Ya memang aneh seorang gadis SMA yang berteman dengan om-om berumur tiga puluhan. Akan tetapi, mereka bertiga adalah tim yang bisa bekerja sama dengan baik. Sherel tidak terlalu mempermasalahkannya.


***


Sudah dua minggu semenjak deadline terakhir Chisa di rumah Sherel, gadis itu selalu pulang langsung ke rumahnya. Hal yang tidak biasa Chisa lakukan.


Bagaimana tidak? Chisa tidak pernah melewatkan sehari setelah sepulang sekolah untuk memaksa Sherel menemaninya ke suatu tempat untuk mencari referensi adegan novel dan ilustrasi untuk projek yang tengah dia kerjakan. Namun, sudah sekarang sudah tidak lagi.


Apa terjadi sesuatu pada Chisa?


***

GL, Aura NegatifTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang