24 ~ Perpisahan?

246 15 0
                                    

***


Sherel terlihat mengejar Chisa di sebuah lorong serba putih. Akan tetapi, seberapa kuat Sherel berlari, dia tidak bisa menggapai Chisa yang perlahan-lahan menghilang.


「Aku tidak butuh Sherel lagi, selamat tinggal.」 Chisa pun menghilang.


Sherel terbangun dari tidurnya. Keringatnya bercucuran dingin di kala melihat mimpi buruk tersebut. Suara alarm mengangetkannya. Saatnya untuk pergi ke sekolah untuk melihat acara kelulusan kelas tiga dan daftar nama kelas baru.


 


Sherel kini duduk di bangku sambil tiduran dengan tangan dilipat. Suasana kelas sudah bubar beberapa menit yang lalu kecuali dua gadis ini yang masih menetap di kelas.


Sherel menoleh ke Chisa yang tengah menggambar. Tidak terasa sudah hampir satu tahun berlalu. Ujian kenaikan kelas pun sudah selesai dan tinggal menunggu pembagian kelas baru untuk siswa-siswi tahun ajaran tahun kedua.


Pembagian kelas? Salah satu kata yang membuat Sherel gamang. Pembagian di mana murid kelas dua nantinya akan diacak kembali. Bagi orang lain mungkin bisa menjadi ajang untuk mendapatkan teman baru tetapi bagi Sherel hal itu adalah bencana.


Rasanya hari-hari Sherel tahun ini sedikit berbeda tetapi dia merasa tahun ini jauh lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya di mana dia berjalan sendirian sambil menghindari orang-orang sekitar.


Kalau misalkan Sherel dan Chisa tidak sekelas lagi, apa mereka bisa terus berteman? Atau mungkin akan sama persis seperti mimpi buruk tadi pagi? Dia tidak bisa berpikir jernih sekarang.


「Chisa, aku mau pergi ke suatu tempat dulu.」 Sherel bangkit dari tempat duduknya hendak menuju pintu keluar.


Chisa menoleh sambil menghentikan aktivitas menggambarnya. 「Ada apa? Mau ditemani?」


「Tidak perlu, aku ingin sendirian,」 jawab Sherel tersenyum singkat.


Sherel mencari tempat untuk menenangkan diri. Rasanya berada di dekat Chisa sekarang mengganggu pikirannya. Sampai dia melihat sebuah kursi dekat taman pinggir sekolah dan memutuskan untuk duduk di sana.


Suasana hari cerah membuat Sherel merasa silau di kala matahari hampir tepat di atas kepalanya. Jam sudah menunjukan pukul satu siang.


Acara kelulusan murid tahun ajaran ketiga juga sudah selesai dilaksanakan. Sekarang adalah waktunya untuk melihat daftar murid kelas baru di papan pengumuman. Namun, dia merasa sangat tidak tertarik untuk melihatnya.


「Sherel-senpai!」 Suara yang dikenal Sherel membuatnya menengok. Terlihat Diviya yang kini tengah memegang surat kelulusan SMP-nya.


「Diviya ....」


Raut wajah berseri-seri terlukis di wajah Diviya. Gadis dengan rambut di kepang berkacamata itu lalu memperlihatkan kertas kelulusannya pada Sherel. 「Lihat Sherel-senpai! Aku lulus! Mulai sekarang kita bakalan satu gedung sekolah!」 ucapnya dengan penuh semangat.


Sherel sendiri tersenyum kemudian mengusap pucuk kepala Diviya. 「Baguslah kalau begitu,  selamat ya.」


Rona merah muncul di pipi Diviya. Dia pun menutup mulutnya dengan kertas itu sembari mengalihkan pandangan. 「Te-terimakasih ....」 Akan tetapi, Diviya menyadari senyum Sherel langsung lenyap.


Sherel menunduk membuat Diviya merasakan ada sesuatu yang terjadi.


「Sherel-senpai kelihatan tidak baik-baik saja? Apa ada masalah?」 Diviya pun ikut duduk di sebelah.

GL, Aura NegatifTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang