16 ~ Spot Horor

110 11 0
                                    

***


Badai mulai mereda. Awan hitam di udara mulai menghilang memperlihatkan kembali langit biru yang cerah. Badai pagi ini memang cukup ekstrim.


Seperti orang baru keluar dari goa, Chisa tiduran di rumput seolah menyatu dengan alam.


「Karena hal ini alasanku tidak mau mengajakmu ke sini. Tempat ini kadang memiliki pola cuaca yang tidak biasa. Kita jadi nggak bisa ke mana-mana.」 Sherel bercakap.


Chisa bangkit lalu mengambil posisi duduk. 「Tidak masalah. Di dalam ruangan juga tidak buruk, justru aku merasa tenang. Apalagi suasana baru seperti ini.」


Mendengar itu membuat Sherel ragu. Di banding di Foxglove, Tulips sama sekali kalah jauh. Namun, bukan berarti di sini memang parah, hanya saja Chisa mungkin tidak akan betah berlama-lama di sini.


「Sherel, aku sempat mencari tahu di internet sekilas tentang kota ini.」 Chisa kini menghampiri Sherel dan duduk di sebelahnya.


「Info tenang apa memangnya?」


「Kudengar ada beberapa tempat angker di sini seperti dupa pemujaan iblis atau sebuah desa mati yang sudah ratusan tahun ditinggali.」 Chisa menjabarkan.


Sherel tahu betul tentang itu. Daripada kota wisata, Tulips memang sering disebut wilayah yang menyimpan berbagai misteri. Mungkin ini juga ada hubungannya dengan aura milik Sherel.


Sebenarnya Sherel sudah lama menyelidiki. Dia mungkin pernah bermain di tempat keramat dan tidak sengaja menghancurkan benda-benda penting, atau lewat ke suatu tempat tanpa bilang permisi atau mungkin dulu rumahnya ini adalah kuburan dari perang zaman dulu.


Meski sudah sejauh itu tetap tidak ditemukan hasil. Sherel pun menyerah dan menerima dirinya saat itu.


「Iya ada, memangnya kenapa?」


「Kalau begitu tunjukan padaku! Sudah kuputuskan projekku selanjutnya adalah tentang hal-hal horor.」 Chisa menjelaskan dengan mata berkaca-kaca.


「Boleh, kalau gitu ayo siap-siap dulu.」


Keduanya kini mulai bersiap menuju lokasi. Di sisi lain Shina tampak memperhatikan mereka dari belakang.


「Mereka mau ke mana?」 Gadis itu mengendap-endap saat melihat mereka menuju jalan yang tidak biasa dilewati oleh orang-orang.


Sekelebat pikiran buruk muncul di benak Shina. Apa jangan-jangan Chisa berniat untuk mencelakainya? Ini tidak bisa dimaafkan. Pokoknya Shina tidak akan membiarkan hal itu terjadi. Dia pun memutuskan untuk membuntuti mereka berdua.


Tulips hampir sebagian besar areanya berupa gunung-gunung, hutan dan ladang. Tidak heran suasana pedesaan masih kental di sini. Sherel sudah hampir menjelajahi berbagai sudut kotanya ini jadi dia tidak begitu merasa akan tersesat.


Tempat pertama mereka sekarang adalah hutan besar. Hanya ada jalan setapak yang nyaris tidak terlihat. Banyak dedauanan berseliweran di tanah. Kebanyakan sudah berwarna orange dan kuning. Beberapa pohon bahkan sudah tidak memiliki daun sama sekali.


Suasana ini mirip dengan hutan yang dipenuhi penyihir dan hewan-hewan mistis di sebuah film fantasi. Sejauh mata memandang hutannya menang tidak terlalu rimbun tapi karena banyak pohon yang tinggal rantingnya terdapat ciri khas tersendiri. Beberapa burung gagak juga hinggap menambah kesan mistis.


Chisa memotret beberapa foto menggunakan ponsel ke segala arah. 「Tempat yang bagus.」


「Di sini juga banyak urban legend yang terkenal seperti suara tangisan nenek-nenek yang lupa pulang, hewan yang bisa bicara, bahkan dulu hutan ini dikabarkan pembuangan mayat yang dibunuh.」 Sherel menjelaskan dengan seksama.

GL, Aura NegatifTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang