09 ~ Bioskop Bagian 2

149 9 0
                                    

***


Sebelum masuk, Chisa kini malah terdiam membuat Sherel menabraknya karena berhenti tiba-tiba.


「Kenapa Chisa? Ada yang ketinggalan?」


Mata gadis itu kini menatap salah satu stand yang menjual makanan khas wajib bioskop.


「Popcorn, aku beli dulu.」


Dia berlari dengan terbirit-birit membuat Sherel hanya bisa pasrah.


「Sampai segitunya ya popcorn.」


Mereka berdua kini duduk di meja tengah barisan paling belakang. Selain bisa melihat pemandangan yang luas dan menyeluruh. Posisinya cukup aman bagi Sherel untuk tidak mengganggu suasana.


Ruangan begitu gelap karena ya memang di bioskop. Rasanya atmosfir tempat ini memang kuat dan didesain khusus untuk merasakan pengalaman menonton yang luar biasa.


Pengguna aplikasi digital pasti hanya bisa gigit jari di kala ternyata pengalaman menonton yang terbaik memang berada di tempat aslinya.


Orang-orang yang berada di sini pun tampak antusias di kala film animasinya pun diputar. Chisa menatap penuh arti tanpa berkedip dan terus memperhatikan frame demi frame. Sherel terkekeh melihat ekspresi lucu itu. Chisa benar-benar menantikan film ini rupanya.


Film animasi gadis penyihir memang banyak digemari oleh khalayak umum apalagi di kalangan para pecinta animasi yang sering gonta-ganti waifu.


Tokoh utama perempuan yang digambarkan awalnya memang lemah tapi seiring berjalannya waktu dan menjalin ikatan dengan rekan-rekannya. Dia menjadi pribadi yang lebih kuat.


Memiliki tanggung jawab yang besar di usianya yang masih belia itu juga menjadi daya tarik tersendiri bagi pencinta tema gadis penyihir.


Bersama rekan-rekannya mereka berjuang untuk menghadapi kejahatan demi melindungi orang-orang yang mereka sayangi. Berusaha menciptakan dunia yang aman dan damai di mana semuanya bisa tersenyum dan bahagia.


Hal itu mengingatkan pada kondisi Sherel yang malah menebar teror di sekitarnya. Kehadirannya saat ini menjadi sumber ketakutan bagi banyak orang. Membuat lingkungan yang dulunya aman dan damai menjadi terasa mengerikan.


Apa jika Sherel menghilang, dunia ini akan menjadi lebih baik? Apa kehadirannya memang menjadi sumber ketakutan bagi orang-orang?


Sejak Sherel masih kecil sampai sekarang, semua itu tidak berubah.


Akan tetapi, semuanya terasa berbeda semenjak Chisa hadir dalam kehidupannya. Jika saja dia tidak seperti ini, mungkin dia tidak akan bertemu dengan Chisa atau dia juga tidak akan bekerja sebagai deb collector di FastLoan lalu bertemu dengan Freiya dan rekan-rekannya di sana.


Sherel menutup matanya sejenak. Terus mengeluh saat ini bukanlah pilihan yang tepat. Terus melangkah maju bersama dan berusaha untuk menemukan arti kebahagiaan adalah hal yang terpenting saat ini.


Karena Sherel tidak sendirian lagi sekarang. Dia memiliki teman dan orang-orang terdekat yang senantiasa membantunya.


Film akhirnya selesai dengan protagonis yang berhasil menuntaskan misinya dan beranjak dewasa. Sherel sangat terharu dengan segala jenis perjuangan yang dialami sang protagonis.


「Chisa, bagaimana perasa—」


Sherel terkejut saat menengoki Chisa yang ternyata malah tertidur lelap dengan cup popcorn yang masih berisi penuh di pangkuannya.


Sherel pun mengerutkan dahi, sejak kapan dia malah tidur? Padahal dia sendiri yang paling menunggu film ini.


「Chisa-Chisa, bangun ... filmnya sudah selesai.」

Sherel mengguncangkan tubuh Chisa membuatnya tersadar.

「Kamu ini malah tidur hadeh ...」


Chisa mengusap matanya kemudian menengok kanan-kiri.

「Sherel, kita di mana?」


Sherel menepuk jidatnya.

「Bioskop, bisa-bisanya kamu langsung lupa.」


「Begitu ...」


Bukannya bangun dia kini malah menyandarkan kepala ke pundak Sherel dan kembali tidur membuat Sherel tidak habis pikir.


Pada akhirnya, Sherel pun terpaksa menggendong Chisa membawanya menuju stasiun.

「Chisa, kita sampai. Sudah sore, saatnya kamu pulang.」


Chisa refleks tersadar dan turun secara perlahan.

「Terimakasih, Sherel. Maaf merepotkan.」


Sherel membuang napas lelah.

「Lain kali jangan tidur sembarangan. Untung saja ada aku kali ini.」


「Jangan khawatir, aku sudah terbiasa tidur di mana pun.」

Chisa menjawab dengan kondisi masih setengah sadar dan berjalan sempoyongan.


Sherel yang mendengar itu langsung menyipitkan matanya.

「Justru itu malah makin parah.」


Kereta tujuan Foxglove Distrik Barat akhirnya sampai. Chisa mulai masuk ke kereta. Sebelum pintu menutup, dia berbalik dan menggerakkan tangan pom-chan yang berada di dekapannya.

「Sampai nanti Sherel, lain kali kita ke bioskop lagi.」


Sherel tersenyum.

「Tidak mau.」

Dia menjawab dibarengi pintu kereta yang tertutup. Kereta pun berangkat meninggalkan stasiun.


Sherel dapat melihat wajah kesal Chisa yang pergi seiring pintu kereta mulai tertutup. Dia tertawa puas berhasil mengerjainya.


Sekarang dia berharap Chisa tidak tidur di kereta yang akan membuatnya berakhir di stasiun terakhir. Semoga saja tidak kejadian.


Sherel melihat ke langit yang sudah berwarna jingga. Rasanya hari ini cukup melelahkan. Dia juga harus pulang. 


***

GL, Aura NegatifTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang