01 [Intro]

13.9K 685 48
                                    

BRAK!

"AH! KONTOL!"

Haechan mengumpat keras usai sepedanya menabrak sebuah motor sport yang baru saja keluar dari area parkiran perpustakaan kota. Masih baik Haechan tak jatuh karena tubuhnya langsung digendong oleh sang pemilik motor sport itu, sedangkan sepedanya melayang entah kemana.

Dengan kesal Haechan turun dari gendongan pria itu, lalu matanya menatap nyalang sang pemilik motor.

"Eh anjing! Lo kalau naik motor lihat-lihat, Bangsat!" teriak Haechan emosi.

"Lo kalau naik sepeda harusnya lihat jalan, jangan lihat utang," balas sang lawan.

"Wah! Ngadi-ngadi nih si bocah kampret! Gue pitas buah zakar lo ya, Njing!" kesal Haechan.

"Lo-"

Drrrttt!

Ponsel Haechan tiba-tiba berdering, membuat pria berkulit Tan itu dengan kesal menghentikan ucapannya dan beralih untuk mengangkat panggilan masuknya.

"Kenapa nelpon tadi?"

"Kamu dimana?"

"Lagi nongkrong sama Jace nih."

"Tumben gak izin dulu."

"Lupa, Sayang. Maaf ya."

"Ya udah."

"Bentar lagi aku pulang kok."

"Hati-hati."

"Oke, Sayang."

Haechan mematikan panggilan teleponnya secara sepihak.

"Eh Bego!" seru Haechan pada pemilik motor sport tadi.

"Lo punya motor gede! Mata silinder! Penasaran gue ... Titid lo minus ya?!" tebak Haechan.

"Gila," gumam sang pemilik motor sport.

Haechan mendelikkan matanya saat mendengarkan ucapan pria ber helm full face itu.

"Dasar bab-"

Belum sempat Haechan menyelesaikan ucapannya, pria bermotor sport itu langsung pergi begitu saja meninggalkan Haechan di parkiran.

"YAKHHHH! MEMEK ASU!" teriak Haechan emosi.

Dengan kesal Haechan mengambil sepedanya yang terpental cukup jauh darinya, lalu dengan sesegera mungkin dia mencoba kendaraan kesayangannya itu.

"Ah ... Sialan! Bannya kempes, Bangsat!" keluh Haechan.

Dengan malas Haechan menelepon seseorang untuk menjemputnya.

"Lo dimana?"

"Base. Kenapa?"

"Gue di perpus kota. Habis kena tabrak lari."

"Astaga! Gimana-"

"Bacot! Buru jemput gue!"

"H-"

"Sekalian singgah beliin gue bakso beranak ya!"

Tanpa rasa bersalah, Haechan memutuskan panggilan teleponnya secara sepihak.

"Ngadi-ngadi si anjing! Main nabrak gak minta maaf. Bukannya minta maaf, itu Firaun main pergi aja!" kesal Haechan.

"Ketemu sekali lagi sama gue, gue lindes buah zakar dia pake kunci Inggris! Sialan!" lanjutnya kesal.

•••••

"Wow! Mukanya kusut banget Pak ketua!" seru Sungchan meledek.

Dua Cakra | MarkHyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang