16

4.6K 523 15
                                    

📍Rumah Sakit, 01:23 -

Sekarang, Haechan tengah duduk di ruang tunggu bersama seluruh anggota Cakrawala, kecuali Winter yang beberapa jam yang lalu sudah diantar pulang oleh Sungchan.

"Lo belum makan, Chan," ucap Sungchan pada Haechan.

Haechan melirik Sungchan dengan datar.

"Nggak usah sok asik. Lo cuma mantan doang. Itupun kepaksa gue pacaran sama lo!" sinis Haechan.

"Dilihat-lihat, lo songong juga ya!" sinis Guanlin.

Haechan tersenyum sinis.

"Songong kayak mana? Sifat gue emang kayak gini!" balas Haechan.

"Syukur karena Mark bantuin lo buat nolong sahabat lo. Lagi pula, musuh mana sih yang seenak jidat nolong lawannya!" seru Haruto.

Haechan menatap seluruh anggota Cakrawala itu dengan tatapan angkuhnya.

"Pertama, gue gak pernah minta kalian buat bantuin gue selamatin Jaemin."

"Kedua, yang selamatin Jaemin itu ketua lo. Bukan kalian!"

"Ketiga, gak ada yang namanya damai antara Cakrawala dan Cakrabuana!"

Haechan berseru tegas agar tak ada yang tak mendengar suaranya.

Sebuah suara ricuh tiba-tiba membuat semua orang yang ada di depan rawat Jaemin kaget.

"Bangsat! SIAPA DIANTARA KALIAN YANG NYAKITIN TEMAN GUE?!" teriak salah satu pelaku kericuhan, Huang Renjun.

"Eh tolol! Lo bisa mikir gak! Ini rumah sakit! Jaga volume suara lo, Njing!" sinis Yeonjun.

"Gak bisa dilihatin kayak gini! Maju kalian yang udah nyiksa teman gue sampek masuk rumah sakit!" kesal Renjun.

Haechan menampar kepala Renjun dengan gemas.

"Anjing! Ngapain, sih?!" kesal Renjun sambil mengerucutkan bibirnya.

"Nah loh! Gak kelihatan premannya kalau udah kek gitu bibirnya!" gumam Sejeong malas.

"Gimana bisa kalian masuk? Ini udah tutup waktu jenguknya!" heran Haechan.

"Jangan lupa sama gue yang ahli strategi!" seru Bahiyyih.

"Hahaha! Anak Dajjal kalian!" seru Haechan kagum.

"Masalah kita berhasil masuk sini urusan belakangan-" Lee Know menjeda ucapannya sambil berjalan mendekati Haechan.

"Lo gak apa-apa?" tanya Lee Know lembut sambil memegang lengan Haechan.

Mark mengangkat alis kanannya dengan tinggi karena afeksi Lee Know pada Haechan.

"Gak usah sentuh gue! Lo harusnya khawatir sama Jaemin!" sinis Haechan.

Lee Know mengangguk pelan.

"Daripada kalian ribut di sini dan cuma bikin populasi. Mending kalian keluar aja deh!" seru Jeno.

"Biar gue yang jaga Jaemin!" lanjutnya.

"Hahaha! Lo suka sama Bang Jaemin!" tebak Chenle.

"Gak usah ngadi-ngadi! Ngapain suka sama modelan kayak dia?!" balas Yedam dengan maksud mewakili Jeno.

Chenle terkekeh.

"Selain jadi mata-mata Cakrabuana, gue juga jago baca pikiran orang lewat mimik wajahnya!" sinis Chenle.

"Bahkan, orang yang ketakutan juga bisa gue baca mimik wajahnya," lanjutnya sambil melirik ke arah Jisung.

Jisung menatap Chenle dengan sinis, sedangkan Chenle tertawa pelan.

"Kalian semua mending pulang aja deh. Gak enak ngelihat kalian di sini," usir Shotaro.

"Gak tahu terima kasih banget!" sinis Guanlin.

"HEH BAJINGAN! BACOT BENER YA LO! GUE TENDANG TUH KAKI LO YANG DI GIPS BIAR MAMPUS!" teriak Renjun emosi pada Guanlin.

Mark menghela napas panjang saat melihat perdebatan adu mulut anggotanya dan juga anggota Haechan, lalu tak lama matanya memicing saat dia melihat salah satu anggotanya dan salah satu anggota Cakrabuana diam-diam menjauh sambil berpegangan tangan.

Mark tersenyum menyeringai.

"So?" gumamnya pelan.

"Kalian gak usah ribut di sini. Kasihan Jaemin di dalam sana," peringat Jeno.

Haechan melirik Jeno dari atas sampai bawah.

"Lo beneran suka sama Jaemin?" tanya Haechan langsung pada intinya.

Hening.

Haechan menggigit bibir bawahnya, sedangkan Mark diam-diam menatap bibir Haechan.

"Gak usah digigit. Nanti luka," peringat Mark.

Seketika semuanya menatap ke arah Mark.

Haechan mendengkus.

"Lo gak akan bisa semudah itu buat taklukin hatinya Jaemin!" sinis Haechan.

Haechan menatap seluruh anggota Cakrawala dengan nanar.

"Bukannya merendahkan. Tapi, semua anggota Cakrabuana problematik. Kita semua trauma sama yang namanya perasaan."

"Bertarung dan tawuran kayak gini berasa buat kita hidup lagi."

"Jadi, jangan harap kalau kita bisa damai."

"Ya ... Kalau emang kita damai, gak akan ada yang namanya cinta."

"Tapi, mustahil kalau kita bisa damai."

"Why not?!" seru Mark tiba-tiba.

Semuanya menatap ke arah Mark.

"Kenapa nggak? Kita aja gak tahu alasan sekolah kita bertarung kayak gini," ucap Mark.

"Kalian tahu alasannya?" tanya Mark.

"..."

Hening.

"Jadi, gak ada alasan logis, kan?" lanjutnya.

"Hari ini, kita damai. Oke?" tawar Mark sambil menjulurkan tangannya ke arah Haechan.

Haechan terdiam, lalu tak lama dia membalas uluran tangan Mark.

Entahlah, perdamaian mereka akan benar-benar damai ataukah malah menambah kebencian.

Kita tak tahu.

- 🦅🦅🦅 -

Dua Cakra | MarkHyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang