10

4.9K 521 8
                                    

📍SMA Cakrawala, 06:34 -

"Gimana bisa tiba-tiba aja kepsek bilang kalau Cakrawala nerima tawaran proposal OSIS Buana?" tanya Sejeong penasaran.

"Gak usah dipikirin. Yang penting, tugas kita sekarang di Cakrawala ngejagain anak OSIS nya Buana," balas Renjun.

"Habisnya mencurigakan banget, sih," gumam Sejeong.

"Gue setuju sama Sejeong," sahut Bahiyyih.

Ting!

Ting!

"HP lo noh, Chan. Daritadi bunyi mulu!" heran Renjun.

"Biasa ... Si Lino gak berhenti nge-WA. Dia khawatir karena kita ke Cakrawala cuma berlima," jawab Haechan.

"Asik! Ajak balikan aja sih, Chan. Bang Lino kayak masih sayang sama lo tuh," ucap Sejeong.

"Ogah makan permen karet bekas," jawab Haechan malas.

"Udah lah! Daripada ngebahas masalah Lino ... Mending kita ngantin! Nggak afdol bicara depan gerbang kayak gini. Lihat noh! Anak-anak Cakrawala natap kita kayak mau dikulitin aja," jelas Haechan.

Iya, Haechan, Jaemin, Renjun, Bahiyyih dan Sejeong sekarang sedang berada di Cakrawala. Dengan posisi mereka berlima duduk di atas motor mereka masing-masing.

Anggota OSIS Cakrabuana? Mereka belum datang karena masih mengurus beberapa proposal. Hanya saja Haechan diminta datang secepatnya bersama teman-temannya untuk memastikan keadaan di SMA Cakrawala.

Anggap saja mereka seakan-akan menjadi tumbal.

Brak!

"MAMPUS!"

Seketika Haechan dengan marah membalikkan badannya untuk melihat siapa yang baru saja menabrak motornya dari belakang.

Kedua mata Haechan menatap tajam ke arah sang pelaku.

Dengan segera sang pelaku turun dari motornya, begitupun dengan Haechan dan teman-temannya yang juga ikut turun dari motor mereka masing-masing.

Dengan segera sang pelaku turun dari motornya, begitupun dengan Haechan dan teman-temannya yang juga ikut turun dari motor mereka masing-masing

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Anjing ya lo! Lo kepagian cari masalahnya, Bangsat!" teriak Haechan emosi.

"Kalian yang salah. Kalian ngapain ghibah di depan gerbang? Ini masih pagi, banyak murid Cakrawala yang mau masuk," jawab Mark.

"Lo pikir, sekolah ini punya nenek moyang lo?!" tanya Jeno meledek.

"Bisa diklaksonin, kan?! Gak usah main tabrak! Ini baret, Bangsat!" bentak Haechan.

"Sadar diri lo! Lo lagi di kawasan Cakrawala! Cakrabuana mampus kalau kena serang!" ancam Lucas.

Napas Haechan menderu emosi, sedangkan Jaemin berusaha untuk menenangkan sang ketua.

"Pokoknya, gue gak mau tahu! Lo harus ganti rugi!" marah Haechan.

Haechan berjalan ke arah motornya, lalu menatap motornya dengan sedih.

"Sialan emang!" kesalnya.

"Cakrabuana gak punya malu banget ya! Udah ngerusak fasilitas Cakrawala ... Eh! Masih sempat-sempatnya mereka ngirim proposal biar bisa Porseni bareng!" ledek Guanlin.

"Wah! Apa maksudnya nih?!" tanya Renjun tak terima.

"Eh, Bocil! Gak usah banyak drama lo! Lo yang kemarin ngirim salah satu teman kalian buat rusak fasilitas Cakrawala, kan?! Parahnya, kalian juga ngasih obat bius dosis tinggi buat Mark!" jelas Yeonjun sinis.

"Gak usah nuduh ya, Bangsat! Kita gak pernah ngirim anggota kesini!" marah Sejeong.

"Gak ada maling yang mau ngaku!" sinis Winter.

Jaemin berjalan maju mendekati Mark dan teman-temannya.

"Atas dasar bukti apa kalian nuduh tim taruhan Cakrabuana yang ngelakuin itu?" tanya Jaemin.

"Pelakunya pake baju batik Cakrabuana! Parahnya, dia ngasih surat ancaman kalau Cakrawala bakalan lebih hancur lagi kalau kita ganggu ketua kalian!" jawab Haruto.

Haechan yang sedari tadi hanya fokus pada motornya, seketika berjalan cepat menghampiri Mark dan teman-temannya.

"Ha?! Ngomong apa tadi?!" tanya Haechan.

"Gak ada siaran ulang!" malas Haruto.

"Bangsat banget!"

"Inget dan pahamin, ya!"

"Cakrabuana gak pernah sama sekali nginjak Cakrawala!"

"Kita gak pernah ninggalin Cakrabuana beberapa hari ini!"

"Gue tahu kalau gue masih dendam sama dua diantara teman kalian yang ngelecehin salah satu murid Cakrabuana."

"Tapi, gue gak selicik itu buat ngerusakin sarana sekolah kalian!"

"Gue dendam sama pelakunya aja!"

Mark kaget saat mendengarkan penjelasan Haechan.

"Maksud lo? Ngelecehin?" tanya Mark bingung.

Haechan menunjuk Jeno dan Lucas.

"Noh! Mereka ngelecehin salah atau murid Cakrabuana!" sinis Haechan.

Tanpa rasa takut Haechan menendang selangkangan Jeno dan Lucas secara bergantian, membuat semua yang ada di sana meringis melihatnya.

"Andaikan keluarga korban gak mohon sama gue biar masalahnya gak diperpanjang karena mereka takut aib anaknya kebongkar ... Nih hari, kontol kalian gue giling kayak bakso beranak yang sering gue makan!" sinis Haechan.

Dengan kesal Haechan naik ke atas motornya, lalu memarkirkannya di parkiran Cakrabuana.

Jaemin mengikuti Haechan dari belakang, begitu dengan Renjun, Bahiyyih dan juga Sejeong.

Mark melirik Jeno dan Lucas.

Bugh!

Bugh!

Jeno dan Lucas refleks terjatuh di atas tanah karena Mark yang tiba-tiba menghajar perut mereka dengan sangat keras.

"Kalian gak bisa kontrol napsu? Kalian ngerasa keren udah ngelecehin anak orang?" tanya Mark menahan marah.

"Lo berdua gue hiatusin dari tim taruhan Cakrawala. Kalian bakalan aktif kembali kalau kalian dapat surat penerimaan maaf dari murid Cakrabuana yang kalian lecehin!" tegas Mark.

Tanpa menunggu jawaban teman-temannya ataupun jawaban Lucas dan Jeno, Mark menaiki motornya dan memarkirkannya di samping motor Haechan.

Saat Mark hendak turun dari motornya, mata Mark seketika fokus pada sebuah stiker yang terpasang pada body motor Haechan.

"Bakso beranak no counter."

Mata Mark membulat lebar. Dia bukan orang pikun yang tidak tahu kapan terakhir kali dia membaca slogan itu.

"Jadi, dia yang nabrak gue di perpustakaan kota waktu itu?!" tanya Mark tak percaya.

"Dunia se-sempit itu," gumamnya.

- 🦅🦅🦅 -

Dua Cakra | MarkHyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang