04

5.1K 559 14
                                    

📍 Basecamp Cakrawala, 17:23 -

Haechan mendesah kasar saat seseorang langsung menyiramnya dengan seember air saat dirinya baru sadar dari pingsannya. Entahlah, apa yang dilakukan anggota Cakrawala sampai dia saja baru sadar hampir puluhan jam lebih.

Mata Haechan memandang remeh ke arah gadis yang baru saja menyiraminya dengan menggunakan air kotor seember itu. Senyuman sinis dan menyeringai terbentuk di bibir ketua Cakrabuana itu.

"Mantau gua mulu. Kenapa?" Haechan menjeda ucapannya sambil menatap Winter dari atas sampai bawah.

"Oh iya! Pacar lo sekarang mantan gue. Kasihan, bekasan gue diembat," lanjutnya tenang.

Plak!

Tamparan keras berhasil Winter layangkan pada pipi kanan Haechan, membuat pria itu terkekeh sinis dengan rasa ngilu pada pipi kanannya.

"Jaga ucapan lo ya, Njing! Lo lagi dalam base Cakrawala! Gak usah sok keras!" bentak Winter.

Haechan terkekeh.

"Mau gue di base siapapun! Gue gak takut! Lo bukan bapak gue yang wajib gue takutin!" balas Haechan sinis.

Winter mencengkeram dagu Haechan dengan emosi, sedangkan Haechan masih tersenyum santai.

"Gue perhatiin, lo emang sok banget ya! Sungchan itu cuma jadiin lo pelampiasan!" teriak Winter.

Winter melepaskan cengkeramannya dengan kasar, sedangkan Haechan berusaha agar tak menimbulkan suara ringisan. Dia tidak gila untuk terlihat lemah di depan musuhnya, apalagi Winter.

"Seru nih ... Ada yang ngintai tapi bukan CCTV," ucap Haechan sambil tersenyum menyeringai.

Dengan kasar Winter menendang kursi yang di duduki Haechan, membuat pria itu terjatuh dengan tidak elit sambil menggertakkan giginya dengan emosi.

Tangannya sudah perih karena diikat. Kakinya sudah ngilu karena diikat. Ditambah lagi, sekarang dia terjatuh dari kursi dengan kepalanya yang terbentur di lantai. Sial! Berkali-kali lebih sakit.

"Winter!"

Winter membalikkan badannya saat seseorang memanggilnya dengan cukup keras, sedangkan Haechan tak perduli karena dia masih kesakitan.

"Lo ngapain?! HA?!" tanya Jisung.

"Gue?!" Winter menunjuk dirinya sendiri.

"Gue ngasih pelajaran buat dia! Berani banget dia ngata-ngatain gue! Dia gak sadar diri kalau sekarang dia lagi disekap!" jawab Winter marah.

Jisung mendekati Haechan, lalu memperbaiki posisi kursi Haechan agar kembali seperti semula.

Jisung berjalan mendekati Winter.

"Lo kalau ada masalah pribadi, gak usah dibawa-bawa di dalam tim! Mark udah ngasih peringatan buat cuma sekap dia biar Cakrabuana kapok dan gak main war sama Cakrawala, bukan malah main fisik!" marah Jisung.

Winter memutar kedua bola matanya dengan malas.

"Ngapain ngasih kesempatan buat hidup, sih?!" tanya Winter.

"Mending bunuh dia! Dia mati, Cakrawala menang!" tegas Winter.

Jisung menggelengkan kepalanya karena tak habis pikir dengan jalan pikiran Winter.

"Lo gilak," ucap Jisung.

Jisung berjalan menjauhi Winter, lalu mengambil makanan yang memang sebelumnya dia bawa dan dia simpan di atas nakas samping pintu masuk tempat Haechan disekap.

"Lo makan dulu," ucap Jisung sambil menyendok makanan untuk Haechan.

Winter mendelikkan matanya dengan kesal, lalu pergi meninggalkan Jisung dan Haechan. Dia kesal, amat sangat.

Dua Cakra | MarkHyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang