32

4.2K 373 8
                                    

Mark sekarang tengah bersandar di pintu apartemen milik Haechan. Setelah berdebat di depan cafe tentang masalah video syur mereka, Haechan memilih untuk pergi meninggalkan cafe dan menancap gas motornya ke apartemennya.

"Sayang ... Everyone misunderstood. Aku sama sekali nggak pernah video saat kita sedang berhubungan seks," jelas Mark lemah di luar pintu apartemen Haechan.

Mark tahu sandi apartemen milik Haechan, tetapi dia bukan lelaki yang berbuat semena-mena hanya sekedar masuk ke dalam apartemen Haechan di saat dia tak mendapatkan izin dari tuan rumah.

"Aku bakalan jelasin semuanya, Sayang. Dan ... Dan aku nggak tahu kalau aku pernah kirim pesan video kayak gitu sama kamu," jelas Mark frustasi.

Mark menangis pelan di depan pintu apartemen sang kekasih. Dia benar-benar sudah memantapkan hatinya pada pemuda berkulit karamel itu, tetapi kenapa kebahagiaannya beberapa hari yang lalu malah menjadi bumerang dalam hubungannya.

Niat hati mereka lepas kendali sehingga melakukan seks, berharap banyak agar hubungan mereka semakin membaik. Tapi, siapa orang ketiga yang ada di kamar itu dan berani merekam hubungan intim mereka berdua.

Mark ingat betul kalau dia tak pernah sedikitpun merekam video saat mereka sedang melakukan seks. Tapi, bagaimana bisa video itu terekam pada ponselnya dan bahkan seseorang mengirim pesan kepada Haechan?

Mark menyandarkan keningnya pada pintu apartemen Haechan, lalu memilih untuk pergi dan mencari kebenaran yang tersembunyi itu.

Baru saja berbalik beberapa detik, pemuda beralis camar itu langsung tersungkur di atas lantai usai mendapatkan pukulan keras pada wajahnya.

Mark meringis dan bahkan bercak darah langsung terpampang pada ujung bibirnya.

"LO GILA NJING?! VIDEO SYUR LO SAMA HAECHAN KESEBAR! LO GILA!"

Mark kaget saat mendengar ucapan Yeonjun. Iya, Yeonjun yang baru saja memukuli wajahnya.

"Jun ... Gue-"

"Gak usah basa-basi, Bangsat! Gak gini caranya kalau mau ngakuin kemenangan! Gak seharusnya lo sebar video itu demi Wala dipuji karena menang!" marah Yeonjun.

"Siapa?"

Mark meringis pelan.

"Siapa aja yang terima video syur itu?" lanjut Mark lirih.

"Gue sama Jeno. Jeno udah OTW balik Indo sama Jaemin," jelas Yeonjun menjawab.

"Masih baik videonya diblur. Tapi, itu masih jelas kalau itu Haechan sama lo. Suara kalian mirip!" jelas Yeonjun.

Mark menggeleng pelan.

"Gue sama sekali nggak pernah ngerekam video gitu, Jun. Tolong ... Percaya sama gue..." lirih Mark.

Tak lama perdebatan, anggota Cakrawala dan Cakrabuana datang menghampiri mereka di apartemen Haechan.

"BAJINGAN!" marah Renjun.

Renjun langsung menghajar wajah Mark tanpa henti, hingga wajah Mark sudah berlumur dengan banyaknya darah.

"Berhenti, Njun! Berhenti! Mark bisa mati!" teriak Jungkyu melerai.

"APA-APAAN MAU BUAT SAMPAH MASYARAKAT KAYAK DIA HARUS HIDUP?! DIA HAUS KEMENANGAN DAN MALAH MANFAATIN HAECHAN! MAU MENANG NGGAK GINI JUGA CARANYA, NJING!" teriak Renjun.

Guanlin dan Lucas dengan segera menolong pemimpin mereka. Masih baik karena Haruto menggunakan mobil ke sana. Jadi, mereka dengan segera mengantar Mark ke rumah sakit saat setelah Mark tak sadarkan diri di tempatnya.

Lucas dan Guanlin tak menyangka kalau ternyata pukulan kekasih mereka itu bisa membuat orang tak sadarkan diri. Ah ... Semua orang juga pasti yakin kalau Mark akan pingsan karena wajahnya yang sekarang penuh dengan darah.

Renjun menangis.

"Udah cukup kalian semua buat Haechan kayak gini dan bikin dia malu sampai mau mati! Kalau mau menang, ambil dan gak usah nyari kemenangan dengan cara kotor kayak gini."

"Haechan udah banyak tersiksa dan kalian masih nyiksa dia dengan cara bejat kayak gini!"

"Kalian emang pantas dijuluki raja jalanan tanpa hati!"

"Ambil kemenangan kalian dan jangan pernah berurusan lagi sama Cakrabuana."

Renjun menekan beberapa digit angka pada tombol sandi apartemen milik Haechan, lalu dengan segera dia berlari masuk ke dalam setelah menutup pintu apartemen itu.

Hanya dia sendiri dan tidak mengajak orang lain walaupun itu anggota Cakrabuana.

Di sana, Renjun bisa melihat dengan jelas kalau Haechan tengah duduk di sofa ruang tamu sambil menangis dengan rokok yang berada pada kedua belah bibirnya.

Haechan sesekali tertawa sumbang dan bahkan dia kini membakar satu rokok lagi setelah rokok sebelumnya habis.

Renjun memeluk ketuanya dengan penuh kasih sayang, bahkan dia menangis di dalam pelukan sang ketua.

"Hiks! Gue udah dapat rumah yang nyaman dan dapat tempat yang gue anggap nggak akan nggak khianatin gue kayak dunia. Tapi, kenapa tempat yang gue anggap aman dan terpercaya itu malah khianatin gue, Njun! Gue ... Hiks ... Gue emang nggak pantas bahagia setelah Mama gue udah pergi!"

Haechan meracau sambil terus menangis. Renjun tak merespon selain hanya terus memeluk sang pemimpin dengan penuh rasa sedih.

"Harusnya waktu itu gue mati bareng Mama! Gue nggak berguna setelah Mama pergi dan ninggalin gue sendiri!" teriak Haechan frustasi.

"Nggak. Lo adalah orang yang paling berguna bagi kita semua, Chan. Jangan pernah berpikir kalau kita semua benci lo walau semuanya udah tahu kalau lo udah pernah ngelakuin itu sama Mark!" jelas Renjun.

Tangisan pemimpin Cakrabuana itu semakin keras. Dia tak menyangka kalau videonya itu akan tersebar lebih cepat dari apa yang dia pikirkan.

"Tapi-"

Haechan mengangkat pandangannya saat Renjun kembali buka suara.

"Setelah kita lihat video itu satu kali, video itu langsung hilang. Ya ... Emang video yang dikirim itu blur dan cuma ada suara. Tapi, suara itu yang bikin kita yakin kalau itu adalah lo sama Mark," jelas Renjun.

Haechan menundukkan kepalanya.

"Pasti kalian udah pandang gue sebagai cowok murahan setelah seks sama Mark. Gue nggak akan nahan kalian kalau emang kalian mau ninggalin gue. Cowok murahan kayak gue emang nggak dibutuhkan di sini! Nggak ... Gue mau pergi sama Mama..." lirih Haechan.

Renjun menggeleng.

"Gak! Lo enggak seharusnya bersikap kayak gini, Haechan! Lo tetap pemimpin Cakrabuana yang kita kenal!" tegas Renjun.

Haechan tak tahu harus menyikapi masalahnya ini seperti apa selain hanya menangis dan meratapi nasibnya.

Tiba-tiba ponsel sang ketua berdering dan menunjukkan sebuah nama ID yang tengah meneleponnya.

Haechan mengerutkan keningnya heran.

"Bang Johnny?" gumam Haechan dan Renjun bersamaan.

- 🦅🦅🦅 -

Dua Cakra | MarkHyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang