05

5.3K 553 14
                                    

📍Base Cakrawala, 02:12 -

"Chan ... Bangun!"

Haechan bergerak pelan sambil perlahan membuka matanya saat seseorang berbisik padanya dan sedikit mengguncang tubuhnya.

Haechan seketika tersenyum menyeringai saat melihat siapa sosok yang baru saja membangunkannya.

"Aku bakalan bebasin kamu," ucap Sungchan lembut.

Haechan menatap Sungchan remeh.

"Gak usah sok perduli. Lo bukan siapa-siapa gue!" sinis Haechan.

Sungchan menatap Haechan heran.

"Kamu kenapa, sih? Aku pacar kamu, kan," heran Sungchan.

"Gak usah ngaku pacar gue! Dari awal, gue udah bilang kalau gue langsung akhiri hubungan kita kalau lo selingkuh di belakang gue!"

"Finally, pada hakikatnya lo emang gak bisa berubah, Sungchan."

"Dari awal seharusnya gue gak tolol ngasih lo kesempatan kedua."

"Pada dasarnya, player emang gak bisa berhenti jadi player!"

"Saat gue tahu lo selingkuh sama Winter, lagi. Saat itu juga gue ngambil keputusan kalau kita udah berakhir!"

Sungchan menggelengkan kepalanya saat mendengarkan jawaban Haechan.

"Aku sayang sama kamu, Haechan," ucap Sungchan.

"Sayang tai anjing!" sinis Haechan.

"Dari segi mana lo sayang sama gue, Bangsat?! Ha?!" marah Haechan.

"Aku gak akan ngekhianatin tim aku sendiri kalau aku gak sayang sama kamu. Aku gak akan mau bebasin kamu kalau emang aku gak sayang sama kamu!" tegas Sungchan.

Haechan terkekeh.

"Mundur dikit bisa gak? Munafik lo kelewatan banget," sinis Haechan.

Sungchan menatap Haechan dengan tajam.

"Lo pikir gue gak tahu kalau selama ini lo dekatin gue cuma karena gue royal sama lo? Seroyal itu gue kalau suka sama orang ya? Mantan gue yang mana sih yang gak pernah rasain duit gue?" tanya Haechan menohok.

Sungchan menatap Haechan dengan tatapan yang semakin menajam, lalu dengan segera dia mengeluarkan sebuah pisau lipat dari saku celananya.

Saat hendak menggoreskan pisau lipat itu pada leher mantan kekasihnya, seseorang lebih dulu menendang pergelangan tangannya sampai pisau lipat itu terlempar jauh.

Usai mendapatkan tendangan pada pergelangan tangannya, Sungchan mendapatkan tendangan pada perut dan juga punggungnya.

Teriakan menggema di dalam ruang sekapan Haechan.

"Jaemin!" seru Haechan.

Dengan cepat Jaemin mendekati Haechan dan berusaha melepaskan tali yang mengikat pergelangan tangan dan pergelangan kaki sang ketua.

"Bangsat!" teriak Sungchan.

Brak!

Pintu ruangan terbuka dengan sangat keras, membuat atensi Jaemin, Haechan dan Sungchan langsung teralihkan ke arah pintu.

Di sana ada Jeno yang tengah berdiri di ambang pintu dengan mata menatap Haechan dan Jaemin dengan begitu tajam.

Jaemin menarik Haechan agar berlindung di belakangnya, lalu pria bermarga Na itu mulai memasang posisi kuda-kuda dan siap bertarung dengan Jeno.

"Punya keberanian juga lo datang ke sini," ucap Jeno meremehkan.

Jeno berjalan perlahan mendekati Jaemin, sedangkan Jaemin masih berusaha mempermantap gerakan kuda-kuda nya.

Dua Cakra | MarkHyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang