17

4.8K 481 14
                                    

Terhitung sudah sebulan perdamaian Cakrawala dan Cakrabuana.

Setelah perdamaian itu terjadi, kedua geng besar itu sering hangout bersama, bahkan tak jarang ketua mereka jalan berdua. Katakan saja mereka berdua Denial, berusaha menyembunyikan sesuatu yang dikatakan cinta di dalam sana.

Sekarang, Haechan dan Mark tengah duduk santai di pinggiran sebuah jembatan yang lumayan sepi. Bagaimana tak sepi, jembatan yang mereka jadikan tempat tongkrongan kali ini jauh dari pemukiman warga. Entahlah, mereka tak tahu alasan pasti mereka memilih untuk nongkrong di tempat sepi itu.

"Lucas sama Guanlin kelihatannya suka sama ahli sniper Cakrabuana," ucap Mark sambil melirik Haechan yang tengah santai menikmati semangkok bakso beranak.

Entahlah, Mark tak tahu mengapa Haechan se-suka itu dengan bakso beranak. Bahkan sebelum ke tempat ini, Haechan menyempatkan diri singgah memesan bakso beranak dan membelinya beserta mangkoknya sekaligus.

"Udah kebaca dari gelagatnya mereka," jawab Haechan santai tanpa menatap Mark.

Mark masih menatap Haechan, jawaban Haechan bagaikan angin lalu.

Merasa tak ada respon, Haechan mengangkat pandangannya dan menatap ke arah ketua Cakrawala itu dengan heran.

"Lo kenapa ngelihatin gue segitunya?" tanya Haechan.

"Naksir lo?" tanyanya lagi.

"Boleh naksir emang?" tanya Mark lembut.

"Kalau gue jawab, iya gue suka sama lo. Lo bakalan gimana?" tanya Mark, lagi.

Haechan hampir tersedak bakso beranak yang dia makan, lalu menatap Mark dengan datar.

"Gak usah bercanda," malas Haechan sambil menjilat bibir bawahnya untuk membersihkan sisa kecap di bibirnya.

Pandangan Mark tak fokus dan malah tenggelam pada jilatan Haechan.

"Gue juga suka sama lo," ucap Haechan santai sambil menatap Mark.

Mark terkekeh.

"Lo suka, kan?" tanya Haechan.

Mark mengangguk.

"Cinta!" jawab Mark.

Haechan tertawa.

"Diajak bercanda, kok malah jatuh cinta!" ledek Haechan.

"..."

Haechan menatap serius ke depan sambil tersenyum tipis.

"Gue takut sama yang namanya relationship, Mark. Kalaupun gue suka sama seseorang, palingan gue mendam aja, Mark. Mending sakit mendam sendiri daripada dipecundangi dengan cara disakiti," jelas Haechan.

Mark melirik ke arah Haechan.

"Hum ... Lo gak mau mulai belajar sebuah hubungan?" tanya Mark pelan.

Haechan terkekeh.

"Mau! Bangetttt-" Haechan tersenyum miris.

"Tapi, takut. Masih trauma," lanjutnya.

Mark tersenyum tipis.

"Gak mau ngejalanin sama gue?" tawar Mark.

Haechan melirik ke arah Mark.

"Apa kata dunia kalau kita ngejalin relationship, Mark?! Geng kita yang udah akur aja bakalan bikin gempar, gimana kalau kita pacaran?! GILAKKK!" seru Haechan.

Mark tertawa.

"Jadi, gak bisa?" tanya Mark serius.

"..."

Dua Cakra | MarkHyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang