Prilly baru saja selesai diperiksa oleh Dokter keluarga Ali dan sekarang wanita itu terlelap setelah meminum obat yang dianjurkan.
"Bagaimana keadaan istri saya Dok?" Tanya Ali pada Arga Dokter kepercayaan Nasution.
"Kondisi Ibu Prilly baik-baik saja. Ibu Prilly hanya kelelahan." Jawab Dokter Arga kaku seperti biasanya. Pembawaan Dokter Arga memang sekaku itu meskipun begitu kinerja Dokter yang masih tergolong muda ini begitu bagus sehingga Andre mempercayakan kesehatan keluarganya pada Dokter tampan ini.
"Syukurlah." Desah Ali lega. "Terima kasih Dokter Arga." Ali menjabat tangan Dokter Arga sebelum Dokter muda itu pamit dan kembali bekerja di rumah sakit milik keluarga Nasution.
Setelah mengantar Dokter Arga, Ali kembali ke kamar untuk melihat istrinya. Senyum Ali mengembang saat melihat istrinya terlelap dengan mulut sedikit menganga tapi tetap terlihat cantik di mata Ali.
"Cepat sembuh Sayang." Bisik Ali setelah mengecup lama kening istrinya. Pria itu tampak membetulkan letak selimut yang membungkus tubuh istrinya.
Setelah memastikan Prilly terlelap nyaman, Ali keluar dari kamar mereka. Ali memilih untuk menyelesaikan pekerjaannya yang masih tersisa sebelum ia benar-benar hengkang dari perusahaan Ayahnya.
Ali sudah membicarakan semuanya pada sang Ayah, jika ia akan membangun usahanya sendiri setelah menikah. Kedua orang tuanya sempat menolak namun setelah ia bujuk akhirnya kedua orang tuanya setuju meskipun nantinya ia tetap akan mewarisi seluruh kekayaan Nasution terutama AN Group.
Drt..drt..
Ali menolehkan kepalanya keatas meja dimana ponselnya ia letakkan untuk melihat siapa yang menghubungi dirinya. Nama Bram terpampang di sana.
"Halo." Sapa Ali setelah panggilan ia terima.
"Lo dimana?"
"Hotel."
"Sial! Gue lupa lo udah kawin!"
Ali tertawa pelan saat mendengar umpatan sahabatnya. Memang agak lain si Bram ini, bagaimana mungkin ia lupa jika Ali sudah menikah padahal tadi malam ia yang paling bersemangat bergoyang di pesta resepsi Ali.
"Kenapa?" Tanya Ali setelah Bram berhenti mengumpat. Ali mengapit ponselnya dengan bahu sementara tangannya kembali sibuk dengan laptop yang ada di pangkuannya.
"Gue mau ajak lo sama Samuel untuk bahas mengenai usaha yang akan kita bangun."
Ali tampak menganggukkan kepalanya namun detik berikutnya ia segera sadar jika ia tidak mungkin datang disaat istrinya sedang dalam kondisi sakit seperti sekarang.
"Sorry Bram kayaknya gue nggak bisa datang." Ali dapat mendengar decakan tak suka dari temannya di seberang sana. "Lagian gue masih masa cuti buat ngabisin momen sama istri gue." Lanjut Ali lagi.
"Ya kan lo bisa lanjut lagi momen bahagia lo nanti Li." Bram terdengar tidak suka dengan penolakan Ali.
"Tetap nggak bisa bini gue lagi kurang sehat juga." Ali kembali menolak ajakan Bram, bisnis memang penting tapi istrinya jauh lebih penting.
"Ck! Payah lo! Baru sehari nikah udah gini lo sama teman sendiri."
Tut.
Ali menatap layar ponselnya yang sudah mati dengan kening berkerut. "Gila tuh bocah!" Ucapnya sebelum meletakkan kembali ponselnya di atas meja.
Ali kembali melanjutkan pekerjaannya yang sempat tertunda karena telepon dari Bram.
*****
Menjelang malam, kondisi Prilly sudah membaik suhu tubuhnya juga sudah tidak sepanas tadi siang.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boss : After Wedding
RomanceLanjutan dari cerita MY BOSS, Insyaallah ceritanya gak kalah seru kok.. jadi langsung baca aja yaaa.. Jangan lupa vote dan komennya sayang-sayangku..