Bab 27

1.1K 170 20
                                    


"Selamat siang Mama."

Santi yang sedang memberi perintah pada asisten rumah tangganya segera menoleh lalu tersenyum lebar menatap menantu kesayangannya. "Halo Sayang."

Santi dan Prilly terlihat berpelukan erat tanpa menghiraukan Ali yang sudah ingin bertanya pada Ibunya perihal kedatangan keluarga Om nya yang membawa Adelia bersamanya.

"Ini pesanan Mama." Prilly menyerahkan wadah hijau tua pada Ibu mertuanya.

Santi menerima pemberian menantunya dengan mata berbinar-binar. "Wah, akhirnya kesampean juga keinginan Mama."

"Cuma ingin Ma kan? Bukan lagi ngidam kan?" Celetuk Ali yang sontak mendapat pelototan dari Ibunya. "Ali cuma mau mastiin aja jangan sampe diumur segini Ali punya adik." Lanjut pria itu yang membuat Prilly tertawa sedangkan Santi mendengus pelan.

"Kalau nggak mau Adik kamu dong kasih Mama cucu!" Balas Santi yang membuat wajah Prilly merona seketika berbeda dengan Ali yang justru memperlihatkan wajah tengilnya. "Kalau itu sih Mama jangan khawatir tinggal tunggu hasilnya aja kan tiap malam kami usaha terus Ma. Iyakan Sayang?" Dengan penuh percaya diri Ali berbicara segamblang itu didepan Ibunya.

Prilly mendorong pelan tubuh suaminya yang hendak memeluk dirinya. "Aku mau bantuin si Mbok dulu." Dan Prilly segera pergi ke dapur meninggalkan Ali dan Santi yang tertawa gemas melihat tingkah malu-malau menantu kesayangan Nasution itu.

"Ma didepan kenapa ada Adelia?" Tanya Ali begitu istrinya menghilang ke dapur.

Santi mendongak menatap putranya yang tinggi tubuhnya sangat jauh dengan dirinya. "Mama juga nggak tahu tiba-tiba Tante kamu datang tanpa diundang kemari." Santi menolehkan kepalanya ke ruang depan sebelum kembali menatap putranya. "Prilly tahu soal Adelia?" Ali menganggukkan kepalanya. "Dia pernah ke apartemen bersama Bram." Jujur Ali yang membuat Santi shock bukan main.

"Apa kamu bilang?" Ali menghela nafasnya. "Ali juga nggak tau maksud kedatangan--"

"Bagian mananya kamu nggak tahu? Jelas-jelas dia datang untuk mengacaukan rumah tangga kamu sama Prilly Nak!" Potong Santi yang gemas setengah mati pada putranya. "Seharusnya kamu tendang dia jauh-jauh dari kehidupan kamu!" Perintahnya dengan wajah mulai memerah. Santi sangat kesal pada putranya.

"Bram ngajak Adelia bergabung dalam usaha yang kamu bangun." Ali kembali membuat kobaran api di dada Ibunya semakin berkobar. "Kamu bodoh atau gimana sih Nak?" Marah Santi yang nyaris memukul bokong putranya.

"Kamu benar-benar udah gila kalau sampai kamu biarin wanita itu masuk ke dalam rumah tangga kamu."

"Ali udah lepas tangan Ma sekarang pimpinan utama perusahaan itu dipegang oleh Prilly."

"Benarkah?" Wajah Santi tampak sedikit berbinar. "Jadi semua keputusan sekarang ada ditangan Prilly?" Ali menganggukkan kepalanya. "Iya Ma. Ali nggak akan banyak ikut campur disana, semua terserah Prilly saja." Jelas Ali pada Ibunya.

Wajah Santi sontak berubah, wanita paruh baya itu terlihat lebih tenang. "Mama pengen tahu kira-kira apa yang akan menantu Mama lakukan ya." Santi tersenyum kecil, senyuman yang terlihat sedikit culas namun Ali tidak menyadarinya.

Ali mengedikkan bahunya, ia sudah tidak mau ikut campur sudah cukup kemarin ia diabaikan oleh istrinya.

"Papa mana Ma?"

"Kantor bentar lagi pulang buat makan siang." Santi mulai sibuk membuka wadah pemberian menantunya. "Menantu idaman banget memang istri kamu Nak." Ujar Santi saat melihat aneka makanan enak yang dibawakan oleh menantunya.

Ali menganggukkan kepalanya, ia sangat bahagia ketika istrinya dipuji secara terang-terangan oleh Ibunya. "Istri Ali memang yang terbaik Ma." Jawabnya dengan senyuman yang begitu manis.

My Boss : After WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang