Bab 22

959 167 11
                                    


Setelah Ali dan yang lain pergi, kini tinggal Bram dan Adelia yang kembali berbincang tepatnya mereka sedang menyusun rencana lain untuk menyingkirkan Prilly dari hidup Ali.

"Sejujurnya aku sedikit bingung kenapa kamu sangat gigih membantuku menyingkirkan wanita bodoh itu dari kehidupan Ali." Adelia bertanya dengan ekspresi bingungnya sedangkan Bram hanya mengedikkan bahunya sebagai jawaban.

"Hanya ingin saja. Lagipula kamu lihat sendiri kalau wanita kampung itu benar-benar tidak cocok untuk Ali." Ujar Bram yang disetujui oleh Adelia. "Iya. Ali hanya cocok bersanding denganku." Sahut Adelia yang membuat Bram tersenyum tipis.

"Kamu melakukan semua ini karena terlalu mencintaiku kan?" Adelia kembali bertanya karena tidak puas dengan jawaban yang Bram berikan.

Bram meletakkan garpu dan sendok ditangannya lalu ia tatap Adelia dengan penuh cinta. "Sangat. Aku sangat mencintaimu Adelia."tapi dulu. Lanjut Bram di dalam hati.

Bram akui ia memang sempat terpukau dengan kecantikan Adelia tapi setelah meniduri wanita ini beberapa kali rasa cinta itu berubah, Adelia tidak semenarik itu lagi dimatanya.

Adelia terlihat puas dengan jawaban yang Bram berikan setidaknya ia merasa aman jika Bram terus disisinya. Adelia harus benar-benar menyingkirkan wanita itu lalu kembali menjadi satu-satunya wanita yang dicintai oleh Ali seumur hidupnya.

"Oh ya mengenai perusahaan yang akan kalian bangun apakah itu akan berlanjut?" Tanya Adelia yang sedikit was-was jika Ali sampai membatalkan niat usaha mereka itu. Adelia ingin memanfaatkan kesempatan sebaik mungkin supaya rencananya berjalan mulus.

Bram tertawa pelan, ia benar-benar tidak menyangka jika Adelia akan segoyah ini hanya karena gertakan Ali. "Aku jamin rencana itu akan berjalan lancar. Ali tidak mungkin membatalkan perjanjian kamu begitu saja. Aku sangat mengenal temanku itu." Jelas Bram dengan ekspresi sombongnya.

"Selamat siang."

Adelia dan Bram menoleh saat seorang pria datang menghampiri mereka. "Oh Pak Arjuna." Bram dan Adelia menyambut hangat Arjuna salah satu pengusaha yang direkrut oleh Bram untuk bergabung bersama mereka.

Arjuna dikenal sebagai pengusaha sukses dibidang entertainment sehingga dengan bergabungnya pria itu dengan perusahaan mereka jelas akan membawa keuntungan yang banyak terutama dalam hal memajukan perusahaan. Bram bisa memanfaatkan artis-artis dari agensi yang dipegang oleh Arjuna untuk mempromosikan perusahaan mereka.

"Silahkan duduk Pak." Adelia berucap sopan pada Arjuna. Jika dilihat-lihat Arjuna memiliki wajah yang tampan namun tidak bisa mengalahkan ketampanan Ali tapi untuk teman di ranjang Adelia rasa Arjuna bisa diandalkan.

Arjuna yang paham dengan tatapan sensual yang Adelia berikan tampak tersenyum kecil. "Sepertinya saya datang terlambat ya." Arjuna mulai berbasa-basi dengan Bram dan Adelia.

"Sedikit terlambat karena teman saya harus pulang. Biasa ditelpon istrinya." Bram bermaksud bercanda namun terselip sindiran halus disana.

Arjuna tampak tertawa beigtupula dengan Bram dan Adelia. Mereka tampak berbincang-bincang mengenai pekerjaan juga masalah pribadi sampai akhirnya Bram beranjak ke toilet meninggalkan Adelia dan Arjuna berdua yang tampak saling menilai satu sama lain.

"Saya sangat paham dengan tatapan Anda itu Nona." Arjuna berucap dengan senyuman tepatnya seringaian. "Katakan apa yang Anda inginkan dari saya!" Perintah Arjuna yang membuat Adelia semakin panas dingin.

"Bagaimana kalau tidak membicarakan hal ini di apartemen saya." Adelia menyelipkan alamat apartemen yang ia tempati ke sela jari Arjuna.

Pria itu tampak melirik sekilas kertas di jarinya lalu kembali memusatkan perhatiannya pada Adelia. "Sepertinya bisnis ini sangat menyenangkan." Ujarnya yang dibalas tawa sensual oleh Adelia.

My Boss : After WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang