Bab 17

938 187 25
                                    


Keheningan masih menyelimuti mereka yang berdiri didepan pintu apartemen Ali sampai akhirnya suara deheman Prilly terdengar. "Bagaimana kalau kalian berpelukan di dalam saja jangan didepan pintu seperti ini kesannya kayak kurang ajar banget." Suara datar Prilly terdengar begitu nyelekit hingga membuat Ali tersedak ludahnya sendiri.

Ali segera sadar jika dirinya sudah terlalu lama larut dalam keterkejutannya hingga mengabaikan sang istri. Baru saja Ali akan memulai pembicaraan namun Prilly terlebih dahulu memotongnya.

"Ayok masuk kebetulan saya juga baru selesai masak. Siapa tahu kalian belum makan karena terlalu terburu-buru memberikan kejutan untuk suami saya." Sindiran keras Prilly kembali terdengar, tatapan mata wanita itu kini menghunus tajam kearah Bram yang terlihat terkejut dengan respon istri dari sahabatnya itu.

Bram mengira Prilly akan memusuhi suaminya bahkan ia sempat membayangkan jika Prilly akan menangis lalu berlari menyembunyikan dirinya setelah melihat kehadiran Adelia yang notabene adalah wanita masa lalu suaminya.

Adelia sendiri terlihat menurunkan tangannya karena sejak tadi Ali sama sekali tidak bergerak menghampiri dirinya. Namun begitu ia tetap memperlihatkan wajah lembutnya untuk mengusik wanita yang sudah merebut kekasihnya.

"Sepertinya ide yang bagus kebetulan kami belum sempat makan malam karena saya terburu-buru ingin menjumpai Ali." Adelia berbicara dengan nada begitu lembut.

Prilly menatap datar wanita yang begitu berani menggoda suaminya bahkan tepat didepan matanya namun tatapan itu tidak bertahan lama karena perlakuan Prilly di detik berikutnya pada Adelia membuat mereka yang ada disana tampak terkejut.

Bagaimana tidak, Prilly tiba-tiba maju mendekati Adelia lalu memeluk tubuh langsing itu dengan penuh kehangatan. Adelia juga sama shocknya bahkan ia sampai tidak sadar jika tubuhnya tiba-tiba berubah kaku setelah dipeluk oleh istri dari mantan kekasihnya itu.

"Saya benar-benar tersanjung dengan niat baik dan mulia Mbak Adelia." Senyum Prilly mengembang lebar namun terlihat keji dimata Bram dan Adelia. "Dan sebagai gantinya saya memeluk Mbak Adelia supaya Mbak Adelia tidak terlihat bodoh karena diabaikan oleh suami saya." Lanjut Prilly masih dengan senyuman polosnya.

Uhuk!

Uhuk!

Ali dan Bram serempak tersedak ludah mereka sedangkan Adelia tampak mengepalkan kedua tangannya. Baru saja wanita dari kelas rendahan seperti Prilly menghina dirinya secara terang-terangan dan Adelia tentu saja tidak terima.

Bram segera meraih tangan Adelia yang ingin menjambak rambut Prilly sedangkan Prilly terlihat santai-santai saja membalas tatapan benci Adelia dengan tatapan polosnya.

"Ekhem! Sebaiknya kita masuk dan bicara di dalam." Akhirnya Ali bersuara setelah batuknya mereda. Ali meraih tangan istrinya lalu mengajak Prilly masuk diikuti Bram dan Adelia yang terlihat sangat membenci pemandangan di hadapannya.

Bram benci karena Prilly dengan begitu berani menghina Adelia, wanita yang sangat ia cintai sedangkan Adelia membenci Prilly karena berhasil merebut perhatian Ali yang selama ini hanya tertuju untuknya.

"Aku benar-benar ingin melenyapkan wanita sialan itu." Desis Adelia yang didengar oleh Bram.

Bram menoleh menatap Adelia lalu tersenyum kecil. "Nanti akan ada waktunya kita menyingkirkan wanita itu."

Adelia menatap Bram dan ketika melihat Bram menganggukkan kepalanya sontak suasana hatinya sedikit membaik.

"Sekarang jalankan aktingmu dengan baik bila perlu pancing amarah Prilly supaya menyakitimu dan nanti aku yang akan memanasi Ali supaya memaki istrinya." Titah Bram yang segera diangguki oleh Adelia.

My Boss : After WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang