Secret Story (Spesial Chapter)

187 31 6
                                    

Di tengah siang hari yang terik di kota Jakarta, seorang anak laki laki tengah semangat mengayuh sepeda nya untuk pulang ke rumah. Ia benar benar bahagia hari ini, atau lebih tepatnya... saat ini. Karena ya... kita tidak tau kan, apa yang akan terjadi beberapa detik kemudian ?

" Huh ! semangat ! pokoknya gue harus cepet cepet pulang ke rumah, gue udah gak sabar mau ngerayain ultah bang han sama mamah dan papah. Gue gak peduli, mau panas terik sekalipun yang penting gue harus cepet sampe rumah. Gue gak boleh ketinggalan di acara penting abang kesayangan gue ! semangat ! ". Ujar nya sembari mengayuh sepedanya.

Namun saat ia tengah sibuk mengayuh sepedanya, dari arah berlawanan, ia melihat seorang anak laki laki seumuran nya yang tengah menangis sembari terus berjalan di pinggir jalan. Hingga tak lama dari arah belakang anak itu, muncul sebuah mobil dengan kecepatan yang sangat tinggi mengarah tepat kepada nya.

" Tuh anak kenapa dah ? nangis nangis sambil jalan kayak gitu ? ". Tanya nya.

" E e eh... itu kok mobilnya cepet banget ya jalannya. Bentar bentar, weh ! ini mah bukan sekedar cepet. Tapi mobil itu mau nabrak anak itu ! WOIIII ! AWAS !!! ". Teriaknya.

SKIP

" Hiks... hiks... kovel... gue minta maaf, gue terpaksa pergi menjauh dari lo. Jujur berat banget buat gue, rasanya susah buat gue jauh dari lo. Hiks... tapi gue gak boleh egois, gue gak mau lo kenapa kenapa. Gue gak mau lo sakit, lo sedih, lo menderita dan lo terluka gara gara kehadiran gue. Tapi tenang aja, setelah semuanya membaik gue janji kita pasti bakal ketemu lagi. Dan gue mohon, lo tetep tunggu gue sampai saat itu tiba ". Ujarnya sembari menangis.

Sudah cukup lama ia berjalan sembari menangis seperti itu. Rasa malu di lihat orang ataupun di kira orang gila sudah tidak ia rasakan lagi. Semua tertutupi dengan kesedihan yang ia rasakan saat ini. Bahkan, saking sedihnya ia sampai tak sadar bahwa dari arah belakang muncul sebuah mobil dengan kecepatan sangat tinggi mengarah padanya. Ia baru tersadar, saat mendengar sebuah teriakan tepat beberapa meter di depan nya.

" WOIIII ! AWAS !!! ". Teriak anak tersebut membuatnya seketika menoleh ke belakang.

" AAAKKKHHHH !!! ". Teriaknya saat melihat sebuah mobil melaju tepat ke arah nya.

BRAKK !!!

Kecelakaan pun tidak terelakkan. Namun, bukan dia yang tertabrak melainkan anak yang meneriaki nya. Karena tepat setelah berteriak anak itu langsung melepas sepedanya dan berlari ke arahnya.

Ia mendorong nya ke sebrang jalan sehingga malah ia yang tertabrak. Akibat dari tabrakan itu, sang anak kehilangan banyak darah. Sedang kan dia yang di tolong pun, kondisi nya tidak jauh berbeda. Karena dorongan yang begitu kencang membuat dia terjatuh hingga kepala nya terbentur batu jalan dengan sangat keras.

Melihat bahwa ia salah target, sang pelaku segera pergi dari sana dan meninggalkan mereka begitu saja. Untungnya tak lama datang warga yang datang untuk menolong mereka.

SKIP

" Pah, anak kita pah. Mamah takut hikss... mamah takut Fahmi kenapa kenapa hiks... ". Ujar Mamah.

" Ia pah, Farhan juga takut kalo Fahmi kenapa kenapa ". Ujar Farhan.

" Udah kalian tenang aja, kita berdoa ya. Semoga Fahmi baik baik aja ". Ujar Papah. Tak lama dokter pun keluar.

" Dengan keluarga nak Fahmi ? ". Tanya Dokter.

" Kami keluarga nya dok, bagaimana kondisi anak kami ? ". Tanya Papah balik.

" Nak Fahmi, kehilangan banyak darah sehingga ia harus segera mendapatkan donor darah. Masalah nya saat ini golongan darah yang sesuai dengan nak Fahmi sedang habis. Jadi apa diantara kalian ada yang bisa mendonorkan darahnya ". Jawab Dokter.

" E... saya bisa dok ambil darah saya saja, golongan darah saya sama dengan anak saya ". Ujar Papah.

" Baik kalau begitu, mari ikut saya pak ". Ujar Dokter. Tak butuh waktu lama papah pun keluar.

" Gimana pah ? ". Tanya Mamah.

" Udah mamah tenang aja, sekarang mamah mending pulang dulu aja. Biar papah yang nemenin Fahmi disini ". Jawab Papah.

" Tapi pah... ". Ujar Mamah.

" Udah mah, percaya sama papah. Farhan, kamu temenin mamah kamu pulang ya ". Ujar Papah.

" Iya pah ". Ujar Farhan.

" Hhh... yaudah pah, mamah pulang dulu ya. Kalo ada apa apa, segera kabarin mamah ". Ujar Mamah lalu pergi bersama Farhan. Setelah mendapatkan donor darah, tak lama Fahmi pun di pindahkan ke ruang perawatan.

" Mi... bangun nak, papah khawatir banget sama kamu. Mamah dan abang kamu juga sama. Kita khawatir sama kamu ". Ujar Papah saat menjenguk Fahmi di ruang rawat. Tanpa papah ketahui, Fahmi sudah sadar namun ia sengaja belum membuka mata nya.

" Fahmi... percayalah papah sangat menyayangi kamu. Sekalipun, kamu hanya anak angkat papah. Kamu sudah papah anggap seperti anak kandung papah sendiri ". Sambung Papah.

" Apa ?! maksud papah apa ? jadi aku bukan anak kandung papah dan mamah ? ". Tanya Fahmi dalam hati.

" Papah juga merasa bersalah saat ini sama mamah dan abang kamu, karena papah sudah membohongi mereka. Bukan papah yang mendonorkan darah untuk kamu tapi orang lain. Karena jelas, golongan darah kita berbeda ". Ujar Papah.

Flashback On

" Dok, sebelumnya maaf saya tidak bisa mendonorkan darah untuk anak saya ". Ujar Papah saat memasuki ruangan untuk pengambilan darah.

" Loh kenapa pak ? ". Tanya Dokter.

" Karena dia anak angkat saya, jadi golongan darah kami berbeda. Tapi dokter tenang aja, saya akan menyuruh anak buah saya untuk mencari pendonor bagi anak saya ". Jawab Papah.

" Baiklah kalau begitu, tapi saya mohon secepatnya ya pak ". Ujar Dokter.

" Iya. Dan saya minta tolong sama dokter untuk merahasiakan soal ini. Saya tidak mau ada seorangpun yang tau kalau bukan saya mendonorkan darah untuk Fahmi ". Ujar Papah.

" Baik pak ". Ujar Dokter.

Flashback Off

" Hhh... cepet sembuh nak ". Ujar Papah lalu mengecup kening Fahmi.

" Fahmi bingung pah sekarang. Fahmi seneng papah sayang banget sama Fahmi, tapi di sisi lain Fahmi sedih karena Fahmi ternyata bukan anak kandung papah dan mamah ". Ujar Fahmi dalam hati.

Disaat Fahmi dipaksa untuk menerima kenyataan bahwa ia hanyalah anak angkat. Di ruangan lain masih ada orang tua yang tengah harap harap cemas dengan kondisi anak mereka saat ini.

" Hiks... gimana ya keadaan anak kita ? ". Tanya si ibu.

" Udah kamu tenang aja, anak kita itu kuat. Pasti dia bisa bertahan ". Jawab si ayah.

" Dengan keluarga pasien ? ". Tanya Dokter.

" Kami keluarga nya, bagaimana kondisi anak kami ? "  Tanya si ayah.

" Anak bapak dan ibu baik baik saja, tidak lama lagi ia akan segera sadar. Tapi... ". Ujar Dokter.

" Tapi kenapa dok ? ". Tanya si ibu.

" Karena benturan keras yang dialaminya, saat ini anak bapak dan ibu mengalami amnesia ". Jawab Dokter.

" Apa ? amnesia ? ". Tanya si ayah.

" Iya pak, tapi bapak dan ibu tenang saja. Lambat laun, ingatannya akan pulih kembali asalkan bapak dan ibu terus mengingatkan nya dengan kenangan kenangan dan peristiwa yang ia lupakan ". Jawab Dokter.

" Alhamdulillah, syukurlah kalau begitu ". Ujar si ibu.









Hai guys... Aku kembali membawa sebuah chapter spesial.
Di chapter ini, aku mau kasih sedikit back story sebelum berkumpul nya para bujang penghuni kosan.
Kira kira... kalian tau gak siapa orang yang di tolongin sama Fahmi tadi ?

Terus aku juga udah siapin satu chapter lanjutan buat part sebelumnya. Kalau kalian mau aku lanjut ke chapter selanjutnya, jangan lupa komen di bawah ya. Dan... vote nya jangan lupa.

Kosan BFFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang