"Park Jisung!!"
Mendengar suara yang tidak asing, aku membalikkan tubuh, sedikit terkejut karena dia menemukan ku.
"Kami mencari mu kemana-mana kau tau?!"
Aku sungguh terkejut karena Chenle memelukku. Mungkin ini adalah pertama kalinya Chenle memelukku, bahkan setelah Chenle mengatakan hal itu waktu itu.
"Kenapa kau menghilang? Apa kau ingin kami mati karena kami khawatir? Apa kau ingin aku hidup dengan rasa bersalah? Kenapa kau bodoh sekali?"
Bahkan disaat seperti ini, Chenle tetaplah Chenle."Jisung-ah... "
Hyungdeul lain baru datang. Mereka langsung memelukku, membuatku susah payah menahan berat badan mereka. Kenapa mereka semua menumpukkan berat badan mereka?
"Jisung-ah, jangan pernah pergi lagi. Kita harus bersama-"
"Aku akan keluar Hyung," ucapku membuat mereka semua seketika melepas pelukan. Sungguh rasanya tubuhku kembali ringan. Seharusnya aku mengatakan itu sedari tadi.
"Apa maksudmu?"
Ya... Setelah merenung panjang, aku memutuskan untuk keluar dari NCT bahkan SM. Kupikir, setelah apa yang kulakukan aku tidak akan bisa melanjutkan karirku. Bahkan, aku tidak yakin bisa melanjutkan hidupku atau tidak.
"NCT Dream tanpa Park Jisung? Apa itu masuk akal?!"
Dan perkataan itu sungguh menghibur ku, entah kenapa. Membuatku sedikit goyah.
"A-aku, aku tidak bisa melanjutkan-"
"Itu sama sekali tidak masuk akal Park Jisung!"
"Mianhae... "
Lebih dari terkejut, aku sangat-sangat terkejut saat Chenle menyatukan kedua tangannya memohon padaku. Ada apa dengan Chenle, dia membuatku tidak enak.
"Maafkan aku, aku memang salah. Keluar dari NCT itu sangat bodoh, Park Jisung."
"Park Jisung, NCT Dream bukan apa-apa tanpamu. NCT Dream adalah tujuh."
NCT Dream nothing without Park Jisung.
Flashback ⏩
Satu bulan yang lalu..."Aegi!!"
Setelah pemotretan, Haechan menghampiri Jisung dan memeluknya erat membuat si empu sedikit risih sebenarnya.
"Hyung, beratt... "
"Mwo?!"
"Maksudku bajuku, bajuku berat."
Dengan cepat Jisung menjawab, takut Hyungnya ini merajuk. Masalahnya ia sendiri yang akan terkena akibatnya jika Hyungnya ini merajuk.
Haechan terkekeh, ia kembali memeluk Jisung mengabaikan penolakan Jisung. Tentu saja ia tau Jisung berbohong, dan ia juga tau ia sangat mengganggu adiknya. Tapi ini menyenangkan.
"Bagaimana bisa bayi Hyung sudah besar? Kau ingin makan apa, bayi besar?"
Jisung menggeleng kecil. "Bukankah Hyung ada jadwal bersama 127 Hyung? Kenapa di sini?"
"Kau sungguh tidak suka dengan kehadiran ku? Kau sungguh tidak suka jika aku melihat pemotretan mu? Sungguh?!"
Jisung menggeleng cepat. "Bukan begitu Hyung, aku hanya- hahhh... Kau tidak perlu ke sini jika kau sibuk Hyung, itu maksudku. Kau harus istirahat saja di dorm."
Haechan mengerang gemas, kembali memeluk Jisung. "Arraseo, aku paham maksudmu. Tapi karena aku merindukan adik besarku, aku ke sini."
Jisung benar-benar pasrah dengan Haechan yang terus memeluknya erat. Tentu saja Jisung sudah berusaha melepaskan diri, tapi tanpa banyak orang ketahui tenaga Haechan sangat kuat.
Bahkan ia yakin, jika ia berkelahi dengan Haechan ialah yang akan kalah."Ganti bajumu, kita makan kimchi!!"
Jisung tersenyum tidak ikhlas, menggeleng pelan. "Tidak Hyung, aku akan makan di dorm-"
"Lalu? Kau membiarkan ku makan sendirian?!" Ancam Haechan.
"Kau kan bisa ke dorm bersama ku Hyung, kita makan bersama."
"Tidak! Apa kau lupa, aku sedang marah pada Renjun?"
Jisung menghela napasnya. Bukan marah, Haechan hanya sedang merajuk karena Renjun terus menolak saat Haechan memeluknya. Bahkan ia sendiri ingin menolak, tapi ia tidak bisa.
Hanya saja, lebih merepotkan jika Haechan merajuk."Bagaimana dengan 127 Hyung? Mereka-"
"Ck! Lupakan saja, aku akan makan sendiri. Kau tidak tau ini sudah jam berapa? Tentu saja hyungdeul sudah makan. Lupakan! Aku akan pergi," kesal Haechan menyambar Coat hitamnya melangkah dengan kaki dihentakkan.
"T-tunggu tunggu!!! Arraseo, arraseo aku akan makan bersama Hyung. Aku akan mengganti bajuku dulu," ucap Jisung akhirnya.
"Lupakan saja kataku! Kau tidak perlu ikut denganku jika terpaksa, aku bisa makan sendiri-"
"Aniyoo... Aku tidak terpaksa Hyung, aku bahkan sudah sangat rindu dengan Kimchi. Hyung tau kan, hyungdeul tidak suka Kimchi dan sudah lama kita tidak makan bersama. Aku merindukan Kimchi."
Bohong! Tentu saja Jisung berbohong tentang ia merindukan Kimchi. Dan berbohong memang tidaklah baik, Jisung benar-benar menyesal dengan perkataannya. Sekarang, di piring Jisung ada banyak sekali kimchi karena Haechan sangat senang mendengar Jisung merindukan Kimchi.
"Tidak perlu Hyung, ini milikmu-"
"Tidak apa, Hyung akan memesannya lagi. Atau kau masih kurang?"
"Tidak!!!" Ucap Jisung cepat.
Haechan terkekeh. Jisung bertambah lucu setiap harinya, menurut Haechan. Ia sungguh merasa gemas dengan maknaenya itu.
Tentu saja Haechan tidak benar-benar marah pada Renjun, ia hanya mengganti target. Renjun selalu menolaknya, itu tidak menyenangkan. Sementara Jisung, Park Jisung tidak akan menolak. Karena jika Jisung menolaknya, tamatlah riwayatnya.
Tidak, itu hanya bercanda.Jisung tidak akan menolaknya karena Jisung terlalu baik, hingga takut melukai perasaannya. Bukan hanya Haechan, Jisung tidak ingin melukai perasaan siapapun. Karena Jisung adalah orang yang sangat baik.
"Ini!"
Jisung melebarkan matanya melihat bungkusan yang tidak asing. Ia kebingungan karena tiba-tiba Haechan menghentikan mobilnya padahal ini sudah malam, mereka harus cepat kembali ke dorm. Ternyata Haechan memberikan bungeoppang.
"Darimana Hyung mendapatkannya?" Tanya Jisung antusias.
"Rahasia. Tapi aku yakin, itu akan menjadi bungeoppang paling enak yang pernah kau coba."
"Sungguh?!"
Haechan terkekeh, ia mengacak rambut Jisung kegemasan."Sekarang ayo pulang!"
Sebenarnya kehidupan Jisung masihlah biasa saja, tidak ada yang istimewa dan tidak ada masalah. Jisung bahagia dengan hal-hal kecil dan kesal karena hal-hal kecil juga.
Meski bukan bulan kelahirannya, satu bulan itu Jisung merasa sangat bahagia. Hidupnya seperti drama ber-genre family, friendship tanpa ada thriller, fantasi, atau misteri. Ia menjalani hari-hari yang normal seperti pada umumnya orang.
Jisung ingin kisahnya selalu seperti itu, ia ingin seumur hidupnya ia hidup normal. Bersama Hyungdeul, Eomma, Appa, dan penggemar. Namun, tidak ada yang tau masa depan. Jisung tidak tau jika dimasa depan, kisah hidupnya akan berganti genre. Jisung terus melihat ke belakang, ingin memiliki hari-hari biasa lagi.
Tidak bisakah?
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Semua Sayang Jisung
Fanfiction[Lengkap] Semuanya memang sayang Jisung, tidak ada kebohongan di sini. Karena Jisung adalah maknae kesayangan. Namun, hidup tidak mungkin selamanya bahagia bukan? Adakalanya hidupmu yang biasa-biasa saja berganti genre menjadi thriller action. Tida...