Terasingkan

2.3K 179 4
                                    

"Eo Hyung, aku pergi dulu."

"Aku juga akan pergi, bye!"

"Ayo kita makan Jisung-ah, sebelum aku pergi."

Broken Melodies selesai promosi langsung berlanjut ke ISTJ. Teaser-teaser mulai keluar dan menghebohkan netizen karena konsep NCT Dream yang jelas berbeda dari biasanya.

Dengan keluarganya teaser-teaser itu, mereka mulai mendapatkan jadwal entah itu jadwal grup atau individu. Jeno Jaemin pergi ke acara variety setiap hari Sabtu malam, Chenle ke acara menyanyi bertopeng, Renjun ke acara radio, dan Mark pergi ke sebuah konten UTube Sunbae.

Selebihnya adalah jadwal grup seperti pergi ke acara variety idol mingguan atau konten mereka sendiri.

Hanya Jisung yang tidak mendapatkan jadwal individu. Mereka masih menyalahkan Jisung dan mengasingkan Jisung karena kejadian tempo hari.

Bukankah dia harusnya ditangkap polisi?

Ini adalah percobaan pembunuhan, dimana detektif dan jaksa?

Jisung pasti memiliki dendam pada Haechan dan sengaja mendorongnya.

Jisung terlihat senang Haechan tidak bersama mereka. Lihatlah ekspresinya, dia terlihat seperti orang paling bahagia di dunia. Ini namanya tidak tau malu kan?

Jisung membuatku malas melihat konten NCT Dream. Mereka harus mengecualikannya, dia tidak pantas menjadi anggota grup

Jisung pembunuh

Aku muak melihatnya, tolong jangan ikut sertakan dia. Dia sudah merusak citra grup

"Jika kau tidak ikut, aku pun tidak ikut."

"Renjun benar, kita semua tidak akan pergi jika kau tidak pergi Park Jisung."

Namun setiap kali Jisung menolak untuk pergi ke jadwal grup mereka karena opini publik, mereka membuat Jisung dalam posisi sulit seperti saat ini. Mereka menolak pergi juga.

"Jangan pedulikan mereka Jisung-ah, kami bersamamu."

"Sudah kubilang bukan, NCT Dream adalah tujuh—"

"Tapi aku yang sudah membuat NCT Dream tidak lengkap. Tidak seharusnya aku di sini Hyung," potong Jisung putus asa.

"Kau sungguh ingin kami marah?"

"Nee?" Pertanyaan Chenle membuat Jisung bingung.

"Jika kau terus menolak dan bersikap seperti itu, kami benar-benar akan marah Jisung-ah. Kita sudah mengatakannya, ada kami! Kau tidak sendirian dan kami akan melindungi mu. Apa lagi?! Ini adalah ujian hidupmu, apa kau akan menyerah begitu saja?!"

"Chenle-ya tenang, kau sudah menyesalinya waktu itu."

Chenle membuang napasnya kasar saat Mark menghampirinya mencoba menenangkannya.

"Mian, aku bukan memarahi mu." Chenle kembali duduk tenang setelah mengatakan itu dengan ekspresi yang menyesalnya. Chenle tulus mengatakan itu pada Jisung.

"Maaf, sudah membuat kalian kesal dan selalu merepotkan." Jisung menundukkan kepalanya, merasa bersalah dengan sikapnya.

"Kalau begitu jangan buat kamu kesal Jisung-ah, kau bisa melakukannya." Jeno mengelus pundak Jisung pelan.

"Haechan akan menggoda mereka jika melihatnya," gumam Jaemin lirih seraya tersenyum tipis.














"Jisung juga—"

"Pertanyaan selanjutnya! Siapa yang akan memilih?"

Pembawa acara variety selalu mengalihkan topik jika member bercerita tentang Jisung saat syuting. Itu karena acara mereka akan mendapatkan komentar buruk juga jika Jisung diperlakukan sama seperti member lain. Seperti itulah dunia yang dijalani Jisung dan mereka semua, dunia yang kejam.

"Terakhir, katakan perasaan kalian hari ini. Markeu, leader?"

Mark mengangguk, menegakkan tubuhnya untuk mengatakan sedikit kalimatnya. "Nee, hari ini kami bersenang berkat dua MC. Kami juga menjadi lebih mengerti yang mana pengkhianat dan yang mana teman asli," ucap Mark membuat member tertawa kembali mengingat permainan sebelum acara selesai.

"Dan, aku juga sangat berterimakasih karena MC, kameramen, staff semuanya sangat menghargai masing-masing member kami. Kami sungguh terimakasih, dilain kesempatan aku pikir kalian akan lebih perhatian pada kami karena kami sudah dekat. Ini sudah kelima kalinya kami datang, bukankah kita seperti sahabat?"

"E–eo! Tentu saja! Kami adalah sahabat, dan kami akan sangat menghargai masing-masing kalian."

Sebenarnya itu adalah sindiran Mark untuk MC dan staff semuanya karena telah mengasingkan Jisung. Bahkan, kameramen tidak merekam Jisung. Ini keterlaluan. Mark yang baik juga bisa marah jika adiknya diperlakukan tidak adil. Setiap perkataannya terdengar tegas.

Meski sedih, Jisung juga senang karena membernya selalu membelanya dalam situasi apapun. Mereka sungguh melindungi Jisung.

"Hyung, apa kau tidur lama karena selama ini kau kekurangan tidur?"

"Hyung, bukankah kau insomnia?"

Dan tidak pernah Jisung melewatkan sehari pun untuk mengunjungi Haechan yang masih belum membuka matanya. Jisung selalu datang menjenguk Haechan yang kini sudah dipindahkan ke kamar rawat.

"Aku tidak akan meminta maaf, kupikir Hyung juga akan marah seperti Hyungdeul lain jika aku meminta maaf terus."

"Gantinya, traktir aku makan Hyung."

"Hyung, bisakah kau memelukku? Aku sedikit lelah," ujar Jisung seraya menatap Haechan yang terlihat damai dalam tidurnya.

"Jika kau membuka matamu aku janji aku tidak akan menolak jika kau menggodaku, memelukku seharian, atau menjahili ku. Aku akan menjadi adik penurut."

"Kau harus menepati janjimu, Park Jisung."

"Hyung???"

[✓] Semua Sayang Jisung Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang