Fine

1.6K 138 4
                                    

"Jisung-ah kau tidak pergi ke dokter psikiater?"

Jisung tersentak kecil, tersadar dari lamunannya saat Haechan duduk di sampingnya. "Eoh? Ah... Maaf Hyung, aku menjatuhkan kartu namanya saat pergi ke rumah Chenle."

Itu hanya dugaan Jisung, tapi ia kehilangan kartu nama itu setelah ia pulang dari rumah Chenle. Atau entahlah, pikirannya kacau hari itu.

Flashback On

"Taksi--"

Tiinnnnn tinn

BRAAAKKKKKK

Jisung memundurkan langkahnya, matanya membelalak dan jantungnya terasa berhenti saat truk di belakang mobil taksi yang ia hentikan itu menabrak taksinya itu. Pejalan kaki di sekitar pun berteriak histeris dan pengendara lainnya berhenti, termasuk bus. Terjadi macet karena kecelakaan itu.

Jisung menekan dadanya yang terasa sakit, meringis pelan. Nyaris sekali. Ia benar-benar berpikir jantungnya mungkin berhenti berdetak tadi.

Jisung menyadarkan dirinya, menjauhkan dirinya dari keramaian itu. Ia mengeluarkan masker yang ada di saku celananya dan berjalan menuju halte. Bukannya tidak memiliki hati nurani atau tidak berperikemanusiaan, Jisung hanya tidak ingin terlibat masalah dengan mendekati keramaian itu. Bahkan ini sudah lebih baik daripada mereka video.

Flashback off

Jisung memukul pelan dadanya yang terasa sesak saat memikirkan kejadian itu lagi.

"Gwenchana?"

Jisung menoleh, Jaemin menatapnya khawatir. Jisung memamerkan senyum lebarnya dan mengangguk. "Tentu Hyung. Tidak pun aku bisa mengurusnya sendiri. Hyung juga tau, bukan hanya aku tapi kita semua tidak baik."

Jaemin menghela napasnya, duduk di samping Jisung dan mengelus kepala Jisung. Jisung masih mempertahankan senyumnya, meyakinkan Jaemin bahwa ia baik-baik saja.

Saat ini, mereka bertujuh tidak bisa dibilang baik. Mark yang terlihat sangat lelah, bahkan wajahnya sangat pucat. Laki-laki itu terus tertidur.

Renjun yang terus mengecek ponselnya, berharap mendapat kabar baik tentang Eommanya. Operasi berjalan lancar, tapi Eommanya belum sadar. Setidaknya, Renjun berharap ia tidak akan mendapatkan kabar buruk.

Jeno dan Jaemin juga terlihat sangat lelah dan menahan sakit, apalagi Jaemin yang terus memegang punggungnya. Benar-benar mengkhawatirkan.

Haechan belum sepenuhnya pulih, bahkan manajer Noona membawa beberapa peralatan medis dan obat yang mungkin Haechan butuhkan jika saja nanti keadaan laki-laki itu memburuk.

Sementara Chenle, Jisung tidak tau apa masalah Chenle karena Chenle tidak mau menceritakannya. Tidak seperti yang orang pikirkan, Chenle terbilang sangat tertutup apalagi masalah pribadinya. Jisung juga tidak tau alasan kedatangan Eomma Chenle dengan mata merah seperti habis menangis.

Jujur saja, mereka bertujuh memang lelah dan membutuhkan istirahat. Mereka kesulitan. Mereka lelah, mereka kesulitan, tapi mereka harus profesional dan melanjutkan jadwal mereka. Mereka tidak bisa terus mengambil cuti dan beristirahat

Seperti kata Haechan. Mereka sudah tau sejak awal hari-hari seperti ini akan datang. Meskipun sulit, mereka harus melakukannya. Ini adalah jalan hidup yang mereka pilih, mereka tetap memilih jalan hidup seperti ini meskipun tau ini akan sulit. Mereka sudah bertahan sejauh ini, mereka yakin mereka juga bisa bertahan sampai akhir dan melewatinya. Meski diujung putus asa pun mereka akan melakukannya.

"NCT Dream bersiap!"

Seorang staf mcountdown membuka pintu ruang tunggu dan mengisyaratkan agar mereka bertujuh bersiap untuk melakukan rekaman.

Manajer Seo membangunkan Mark. "Markeu-ya bangun... Ayo kalian harus melakukan recording."

Mereka bertujuh memakai mic mereka dan berkumpul saling menyemangati. "Yo Dream!"

"Jeoro juja hwaiting!!"

Seperti itulah cara mereka untuk bertahan. Mereka hanya perlu bersama agar kesulitan ini terasa bulan apa-apa. Saling menggenggam tangan dan melempar senyum. Semuanya bisa ditaklukkan dengan kebersamaan, karena mereka adalah ikon kegigihan. 7Dream! Tujuh laki-laki yang berjuang untuk terus bertahan hingga akhir bersama-sama tanpa kehilangan member. Mereka harus sampai akhirnya bersama-sama, melewati semua rintangan. Pasti bisa!

[✓] Semua Sayang Jisung Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang