"ROSC. PEA!!"
"Kompresi, cepat!!"
"Nee."
Di sebuah ruangan yang tidak terlalu luas, beberapa orang berjubah biru baju operasi. Seorang laki-laki yang terbaring di meja operasi itu menutup matanya rapat, tenaga medis yang menangani kelabakan karena laki-laki itu mengalami gagal jantung. Elektrokardiogram menunjukkan garis lurus panjang, menandakan laki-laki itu tengah diambang hidup dan matinya.
"Memeriksa ritme!"
Seorang tenaga medis yang sedari tadi melakukan CPR itu berhenti, dokter lainnya kemudian memeriksa denyut nadi si pasien.
"ROSC. Lanjutkan!"
Dengan patuh, si junior kembali melakukan CPR berusaha keras agar jantung laki-laki yang terbaring lemah itu kembali berdetak.
"Sudah berapa menit?"
"Sepuluh menit," ucap perawat seraya melihat layar ponselnya.
"Memeriksa ritme!"
Dengan penuh harap, semua tenaga medis menatap dokter penanggung jawab yang meletakkan jari telunjuk dan jari tengahnya di leher pasien.
Namun, helaan napas berat dari dokter membuat mereka sudah merasa bersalah kepada wali dari pasien yang sedang menunggu di luar ruang operasi.
Dokter itu menundukkan kepalanya dalam, sebelum akhirnya menatap jam di dinding dan melepas maskernya.
"Pasien Lee Haechan pukul sebelas dua puluh lima, meninggal dunia."
Andwae..
Haechan Hyung andwae!!
"ANDWAE!!!"
Napasnya memburu saat kedua matanya itu terbuka paksa bahkan air mata sudah mengalir di pipinya.
"Jisung-ah, gwenchana?" Renjun mendekati maknaenya yang baru saja bangun dari tidurnya.
Jisung menegakkan tubuhnya seketika. "Haechan Hyung, bagaimana keadaan Haechan Hyung?"
Dengan was-was, Jisung menatap Renjun penuh harap. Berharap mimpi buruknya tidak akan menjadi kenyataan."Dokter masih mengoperasi, kita akan tau setelah operasi selesai."
Jisung menatap pintu operasi yang masih ditutup rapat dan lampu yang menyala, menandakan operasi masih berlangsung.
"Kenapa Jisung-ah," tanya Jaemin perhatian.
Jisung menatap Jeno. "Hyung, aku... "
Jeno yang mengerti maksud Jisung pun mendekati Jisung, mengelus pundak Jisung pelan. "Itu hanya mimpi," ujarnya.
"Mimpi apa," tanya Chenle yang sedari tadi berdiri gelisah.
Jeno menatap member satu per satu, ia pun sedikit ragu. "Sepertinya Jisung mimpi buruk," jawabnya akhirnya.
"Mimpi buruk?"
"A–aku, dalam mimpiku, Haechan Hyung... Dalam mimpiku Haechan Hyung meninggal."
Jisung menundukkan kepalanya dalam, menggeleng berharap mimpinya tidak menjadi kenyataan.
"Apa kau akan menyalahkan mimpimu? Ini salahmu sendiri Park Jisung."
Bukan hanya Jisung, semua member menatap Chenle. Empu terlihat kesal.
"Chenle-ya," lirih Jisung menahan tangis.
"Wae? Bukankah benar? Kau yang mendorong Haechan Hyung. Apa sekarang kau akan menangis agar semua orang mengasihani mu?"
"Zhong Chenle!"
Chenle berdecak kesal, memilih untuk pergi dari sana sekedar mencari angin. Sekarang ia terlalu sesak, tidak bisa berpikir.
"Jisung-ah, tidak perlu dipikirkan—"
"Wali Haechan?"
Perkataan Renjun terpotong saat pintu operasi terbuka dan dokter keluar.
Mereka berenam langsung berdiri, menghampiri dokter.
Helaan napas panjang yang terdengar lelah itu keluar, dokter menganggukkan kepalanya."Meski banyak mengalami pendarahan dan sempat gagal jantung, operasi berjalan lancar. Untuk dua puluh empat jam kedepannya kita perlu menunggu apakah keadaan pasien akan membaik di ruang ICU, untuk sekarang pasien sudah melewati masa kritisnya."
"Gagal jantung? Haechan Hyung gagal jantung," gumam Jisung lemah.
"Jangan khawatir, operasi berjalan lancar dan kedepannya kami akan juga akan berusaha agar pasien tetap dalam keadaan stabil sampai sembuh."
Jeno menepuk pundak Jisung. "Jangan khawatir Jisung-ah.."
Mark tersenyum tipis, memeluk Jisung hangat. "Tidak ada yang bersalah di sini. Jika ada, maka kesalahan kita semua bukan hanya kau Jisung-ah. Jangan khawatir Haechan akan baik-baik saja dan memelukmu lagi, membelikan mu makanan lagi."
Mendengar ucapan Mark membuat Jisung tersenyum tipis. Ia harap itu akan terjadi.
Renjun mengelus rambut Jisung sayang, sementara Jeno dan Jaemin hanya tersenyum. Lega, badai kali ini bisa mereka lewati.Semua pasti akan baik-baik saja. Mimpi buruk itu hanyalah mimpi buruk, semoga saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Semua Sayang Jisung
Fanfiction[Lengkap] Semuanya memang sayang Jisung, tidak ada kebohongan di sini. Karena Jisung adalah maknae kesayangan. Namun, hidup tidak mungkin selamanya bahagia bukan? Adakalanya hidupmu yang biasa-biasa saja berganti genre menjadi thriller action. Tida...