Orang Paling Beruntung

1.4K 123 4
                                    

BUGHH

"Hyung!!!"

"Lepas! Lepaskan! Anak ini sudah gila."

Jisung menundukkan kepalanya dalam, menahan isakannya dan membiarkan air matanya turun deras membanjiri pipinya.

Seo manajer menatap Jisung marah, mencoba melepaskan diri karena Taeyong dan Johnny menahannya.

"Jisung-ah gwenchana?"

Si empu tidak merespon, masih menangis saat Mark menghampirinya menanyakan keadaannya. Bukankah sudah jelas?

"Bagaimanapun kau tidak boleh memukul Jisung, Hyung... "

Seo manajer membuang napasnya kasar. "Mark kau tidak tau, ini masalah serius."

"Arghh! Sepertinya anak ini ingin membunuhku," ucap Seo manajer dengan penuh penekanan disetiap katanya. Jisung menggeleng kuat, menatap Seo manajer dengan tatapan mata berkaca-kaca. "Maaf Hyung, aku tidak bermaksud--"

"Lalu apalagi maksudmu pergi ke bar jika bukan untuk membunuhku? Aku sudah pusing karena Taeil dan sekarang kau malah mencekik leherku. Aarrghh!!"

"Oppa!!"

Manajer Noona memasuki ruangan, menghampiri Seo manajer. "Tenanglah Oppa, kau menyakiti Jisung."

Mereka menjadi tenang setelah manajer Noona datang. Dan jujur saja, Jisung juga lega. Sekarang ia sangat takut hingga mengepalkan tangannya erat dan menggigit bibir bawahnya mencoba menghilangkan takutnya.

"Jisung-ah tetap saja yang kau lakukan itu salah. Katakan padaku, kau sungguh tidak ingat apapun apa yang terjadi kemarin malam?"

Jisung masih menunduk, menggeleng entah yang sudah ke berapa kalinya. Ia benar-benar lupa apa yang terjadi semalam dan terkejut saat ia bangun di sebuah kamar dengan seorang wanita di sampingnya. Yang lebih mengejutkan lagi, baik dirinya maupun wanita itu tidak memakai pakaian. Jisung menangis saat itu juga dan langsung menelepon Jeno.

Jisung tidak ingat apapun hingga ia bahkan meragukan dirinya juga. Apa yang sudah ia lakukan semalam?

"Jisung-ah... "

Jisung kembali terisak saat Haechan memanggilnya pelan. "Aku, bagaimana aku lupa? Bagaimana aku melupakannya setelah melakukan itu Hyung? Ini... Ini salah. Aku salah, aku bersalah. Bagaimana--"

"Sstt Jisung-ah tenang. Park Jisung!"

Haechan menatap sendu mata Jisung yang sembab dipenuhi air mata, lalu memeluk erat. "Mianhae, kau pasti sangat kesulitan dan tertekan sampai pergi ke tempat itu. Maaf karena Hyung tidak memperhatikan mu."

Jisung menggeleng. "Hyung tidak--"

"Gwenchana Jisung-ah, apapun yang terjadi aku akan selalu di pihak mu. Semuanya akan baik-baik saja, mengerti?"

Bohong kalau Jisung tidak bersyukur dengan adanya Haechan. Meski sering membuatnya kesal, setiap perkataan Haechan itu dewasa dan mampu membuatnya tenang. Ia selalu merasa aman dan nyaman saat bersama Haechan, Haechan benar-benar seperti kakaknya.

Taeyong tersenyum menatap membernya yang memeluk Jisung, mereka semua tidak meragukan Jisung dan tetap di pihak maknae mereka. Taeyong pikir kekeluargaan grupnya adalah yang terbaik dan ia bangga. Bahkan lebih dari bangga.

"Ayo aku akan mengantarmu Jisung-ah," ucap Taeyong lembut.

"Aniya Hyung aku akan pulang bersama Jisung," ucap Renjun.

"Kau membawa mobil?"

Renjun menggaruk belakang kepalanya. "Tidak," ujarnya disertai kekehan kecil.

"Kalian berdua ikut aku, aku akan mengantar kalian."

"Yang lainnya juga harus pulang dan beristirahat karena besok harus kembali berlatih."

*Yeudera jangan lupa nanti ada fansign," timbrung Mark. Meski mungkin tidak sesuai untuk situasi saat ini, tapi Mark harus mengingatkan member Dream kalau nanti mereka ada jadwal fansign online.

Taeyong tersenyum, mengelus Mark. "Baiklah, aegi-deul dengarkan perkataan leader Mark. Jangan khawatir, semua akan baik-baik saja dan jangan terpengaruh dengan rumor apapun. Mengerti?"

"Nee!!!"

"Kiyowo," gumam Taeyong tanpa sadar.

"Oke kalau begitu bubar! Jisung dan Renjun tunggu sebentar, aku akan menemui manajer sebentar."

Mereka pun mulai meninggalkan ruangan rapat seperti yang diperintahkan Taeyong untuk beristirahat.

"Jangan khawatir Jisung-ah... "

"Tidak apa-apa, semua akan baik-baik saja."

"Kami akan selalu bersamamu, Park Jisung."

Jisung tidak bisa menahan untuk tidak menangis. Rasanya ia seperti orang paling beruntung di dunia karena memiliki Hyung yang selalu memihaknya.

Tidak ada satupun dari mereka yang mengatakan kalau ia tidak bersalah, ia bersalah itu adalah fakta. Namun mereka semua mengatakan kalau semuanya kan baik-baik saja, mereka memihaknya. Itu lebih dari cukup. Sepertinya Jisung sudah menyelamatkan kerajaan di kehidupan sebelumnya.

[✓] Semua Sayang Jisung Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang