"Bagaimana Jisung-ah, apa kau suka?"
Haechan menatap Jisung yang dengan lahap memakan mangga.Ditengah perjalanan, mereka menemukan pedagang mangga yang akhirnya mereka berhenti untuk membeli mangga seraya duduk di pinggiran laut Jeju. Ya, mereka sudah sampai di Jeju hanya tinggal menuju penginapan mereka.
Jisung mengangguk, menatap Haechan dengan senyum lebarnya. "Ini sangat enak Hyung," jawab Jisung.
Renjun mengacak rambut Jisung gemas. "Makanlah yang banyak uri Jisungie," ucapnya.
Setelah menikmati mangga, mereka pun mengambil foto lalu kembali melanjutkan perjalanan.
Di mobil satu, Haechan tidur karena sedikit merasa lelah. Chenle yang duduk disamping Haechan mengelus kepala Haechan pelan, ia sedikit sedih karena Haechan tidak lagi seceria dulu. Sementara di mobil dua Jisung juga tidur sendirian di jok belakang, setelah beberapa menit berjalan Jeno pun melihat posisi Jisung yang terlihat tidak nyaman. Jaemin menghentikan mobilnya sebentar lalu Jeno turun dari mobil, pindah ke jok belakang membenarkan posisi Jisung.
Tidak lama kemudian mereka sampai ke lokasi. Mark, Renjun, dan Chenle yang sampai duluan terbelalak kaget. Yang menyiapkan liburan ini adalah Haechan, mereka hanya diperintahkan untuk pergi berlibur bersama Haechan oleh manajer.
"Haechan-ah bangun," ucap Mark seraya mengguncang tubuh Haechan pelan. Haechan membuka matanya pelan, menatap keliling. "Hoaammm... Hmm sudah sampai?"
Dengan bantuan Mark, Haechan pun bangun dari tidurnya dan turun dari mobil."Haechan-ah! Apa kau yang menyiapkan ini bukan manajer Noona? Bagaimana bisa? Wahhhh!!"
Haechan terkekeh kecil melihat membernya terlihat sangat antusias dengan campervan, atau mobil kemah.
"Aku begadang semalaman untuk menyiapkan ini Renjun-ahh!"
Mengatakan dengan bangga, tapi kemudian Haechan mengunci mulutnya seketika saat semua member menatapnya tajam.
"Kau begadang lagi?!"
Haechan seketika berlari saat Renjun mengejarnya hendak memukulnya. "Aaa mianhae... Aku hanya tidak bisa tidur. Kalian juga tau, aku sudah tidur sangat lama hingga tidak lagi merasa mengantuk lagi. Akh!"
Jeno berhasil menangkap Haechan, menghentikan aksi kejar-kejaran. Renjun langsung menghampiri Haechan dan memukul pantat Haechan pelan.
"Tidak ada manusia yang tidak membutuhkan tidur, tidur untuk mengistirahatkan otak! Bukankah dokter memintamu untuk istirahat?!"
"Aku istirahat Renjun-ah, aku tidak bekerja."
"Sudah-sudah, jangan bertengkar di hari bahagia ini. Haechan-ah, apalagi yang kau siapkan? Kau tidak hanya menyiapkan ini saja, 'kan," tanya Mark.
Haechan melebarkan bahunya, berdiri dengan bangga. "Tentu saja tidak!"
"Aku akan memberi tau jadwal kita hari ini," ucap Haechan yang lainnya mendekat.
"Pertama, Jeju itu terkenal dengan teh dan es krim. Aku sudah membuat reservasi di restoran itu, dua jam lagi kita harus ke sana. Sebelum itu, di dekat sini ada taman bermain yang tidak terlalu besar dan tidak terlalu ramai. Kita bisa ke sana."
Yang lainnya terlihat semangat. "Tidak buruk," tanggal Jeno.
"Apanya yang tidak buruk?! Ini rencana yang sangat bagus! Tentu saja itu karena aku yang merencanakannya."
Semuanya tidak menanggapi perkataan Haechan, mereka berjalan ke campervan untuk melihat-lihat.
"Mwoya igee??? Apa kita bertujuh akan tidur di sini? Ini tidak muat!!"
"Kita harus selalu bersama Jaemin-ah, Chil dream in jeju," seru Haechan.
"Tapi ini terlalu sempit!!"
"Kalau begitu kau tidur diluar," ucap Haechan enteng.
"Aku akan tidur di mobil," timbrung Jeno hendak keluar dari campervan.
Haechan menghalangi pintu, menggoda Jeno dengan menaik turunkan alisnya. "Tidak bisa."
"Awas!"
Jeno mendorong Haechan pelan, keluar dari campervan namun ia mematung. Menatap sekitar bingung. "Dimana mobilnya," gumamnya.
"Hilang. Aku menyuruh seseorang mengambil mobil kita saat kita semua sudah turun," jelas Haechan dengan smirknya. Ini menyenangkan.
"Lalu bagaimana kita pergi," tanya Jisung yang sudah duduk di kasur.
"Tentu saja dengan mobil ini. Ini akan sangat menyenangkan yeuderaa!! Ayolahh!!"
Mark menghela napasnya panjang, lelah dengan pertengkaran membernya.
"Baiklah, aku akan mengemudi. Kalian duduklah tenang jangan bertengkar terus. Apa kalian hanya akan bertengkar jauh-jauh ke sini?"
Jaemin mendengus. "Seharusnya bukan anak ini yang merencanakan liburan. Ini liburan terburuk, paling buruk!"
"Kalau begitu pergilah berlibur sendirian!!"
Haechan keluar dari campervan, menuju ke jok kemudi, berniat mengemudi sendiri. Mark hendak menyusul namun ditahan oleh Jeno."Hyung dan Jaemin sudah mengemudi dari Seoul ke LA. Maksudku, dari Seoul ke Jeju. Jadi sekarang aku yang akan mengemudi."
Mark tertawa renyah mendengar candaan ringan Jeno. "Kiyowooo!"
Jeno terkekeh kecil, menyusul Haechan. "Turun, biar aku yang mengemudi."
Haechan terlihat enggan. "Ini liburanku, terserah ku mau ke mana. Aku—"
"Aku hanya mencemaskan mu. Kau bahkan sebenarnya belum diperbolehkan keluar dari rumah sakit," ucap Jeno lembut walaupun ia sebenarnya juga ingin mengajak ribut seperti Jaemin. Saat melihat wajah Haechan, siapapun ingin mengajak ribut. Namun ini tidak tepat untuk ribut, atau Haechan akan ngambek.
Haechan tersenyum malu-malu, langsung geser ke bangku sebelah kemudi. "Aigoo uri Samoyed sangat mencemaskan ku?"
Jeno pun akhirnya duduk di bangku kemudi. "Emnn, jadi tidurlah. Biar aku yang mengemudi."
"Uri Samoyed, apa kau tau jalannya?"
Jeno menatap Haechan. Ah benar, ia tidak tau jalannya. Mereka berdua pun tertawa bersama. Di belakang, mereka ikut terawa kecil mendengar suara tawa Jeno dan Haechan begitu juga Jaemin yang senang mendengar tawa keduanya.
"Sudah kuduga aku sangat tidak menyukai ini. Lihatlah, hanya ada satu kasur bertingkat!" Jaemin kembali kesal yang hanya ditanggapi kekehan kecil oleh yang lain, begitu juga Jisung. Sudah lama ia tidak melihat Hyungdeul bertengkar seperti ini. Pertengkaran memang ikon NCT Dream.
"Kau bahagia?"
Jisung menoleh, Chenle duduk di sampingnya. Ia mengangguk, memasang senyum lebarnya. "Emn... Aku sangat bahagia."
Chenle pun menganggukkan kepalanya juga. "Haechan berhasil," ujarnya lirih.
"Hm? Apa yang kau katakan barusan Chenle-ya?"
Chenle menggeleng. "Tidak ada," ucapnya lalu bermain ponsel agar Jisung tidak bertanya lagi. Jisung pun sebenarnya tidak terlalu penasaran. Jisung menatap keluar jendela, Jeju benar-benar indah. Ia benar-benar bahagia saat ini, semua kekhawatirannya hilang entah kemana. Jisung harap ia selalu hidup seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Semua Sayang Jisung
Fanfiction[Lengkap] Semuanya memang sayang Jisung, tidak ada kebohongan di sini. Karena Jisung adalah maknae kesayangan. Namun, hidup tidak mungkin selamanya bahagia bukan? Adakalanya hidupmu yang biasa-biasa saja berganti genre menjadi thriller action. Tida...