Kepalanya bergerak gelisah saat sinar matahari mulai menerobos masuk jendela dan menyilaukan matanya. Perlahan kedua mata sipitnya terbuka, namun sedetik kemudian kembali menutup matanya karena benar-benar silau.
Setelah berhasil membuka matanya dengan benar, ia menatap sekeliling lalu bangun seketika. "Kenapa aku di sini," gumamnya.
Pandangannya menangkap seorang laki-laki yang memakai piyama rumah sakit di sofa. Ia pun turun dari brankar untuk menghampiri laki-laki itu.
"Hyung, Haechan Hyung bangun... Kau harus tidur di tempat tidur— Hyung? Haechan Hyung!"
Ia mengguncang tubuh laki-laki yang terlihat lemas itu, tangan laki-laki itu jatuh begitu saja. Saat itu juga jantungnya benar-benar berdetak kencang, tubuhnya melemas. Tidak! Tidak boleh!
Jisung dengan ragu mendekatkan telinganya ke wajah Haechan agar mendengar suara nafas Haechan, namun ia jatuh terduduk seketika. Air matanya mulai mengalir, melirik tangan yang lunglai itu dan memegangnya. Sangat dingin, ini terlalu dingin. Jisung menggeleng kuat. "Tidak Hyung, jangan seperti ini kumohon."
"Haechan Hyung jangan tinggalkan aku," ucap Haechan ditengah isakannya seraya menggosok tangan Haechan agar hangat.
"Hyung bangunn!!"
Jisung menangis keras, mengguncang kuat tubuh Haechan yang sudah lemas itu."Kumohon bangunlah... "
Bangunlah!
Bangun...
Park Jisung! Bangun.
"Park Jisung!!"
Kedua mata itu terbuka kasar, dadanya naik turun napasnya tidak teratur bahkan sangat tidak teratur.
"Hhh hyu–hyunghh... "
"Park Jisung tenanglah, ada apa?"
"Hyunggh a–aaku, aku... "
Haechan memeluk Jisung, tidak bisa menahan tangisnya. Ia terkejut karena Jisung terus memanggilnya di dalam tidur dan bergerak gelisah. Bahkan Jisung mengeluarkan banyak keringat dan menangis dalam tidurnya.
"Apa kau mimpi buruk," tanya Jisung masih memeluk Jisung. Sementara si empu masih terisak dan memeluk Haechan erat, tidak menjawab.
Haechan mengelus kepala Jisung pelan. "Apa kau ingin berlibur?"
Jisung menghentikan isakannya seketika, melepas pelukan dan menatap Haechan bingung. "Berlibur," ulangnya dengan nada bertanya.
Haechan mengangguk. "Aku bosan di rumah sakit dan sepertinya kau juga butuh liburan," jawab Haechan.
"Andwaeyo, Hyung harus istirahat—"
"Jika kau jadi aku, apa kau tidak akan bosan di sini?"
Jisung tidak bisa menjawab. Tapi ia sungguh tidak setuju dengan ide Haechan, ia takut. Belakangan hari ia terus merasa takut dan cemas dengan semua hal. Ia merasa apapun bisa terjadi dalam sekejap yang bisa mengubah hidupmu seratus delapan puluh derajat.
"Tidak apa-apa, aku sudah meminta ijin pada dokter dan manajer Noona."
"Sungguh?"
"Tentu saja. Dan berkatku, bukan hanya kita tapi member dream lainnya juga libur. Bagaimana jika kita ke Jeju? Sepertinya menyenangkan bermain di pinggir laut."
Senyum lebar terpatri seketika di wajah tirus Jisung. "Sungguh apa kita akan berlibur?"
"Tentu saja! Cepat mandi dan bersiap, aku juga akan bersiap."
"Nee!"
Tidak begitu lama bagi Haechan dan Jisung untuk bersiap. Setelah mendengarkan nasihat dokter untuk Haechan, mereka berdua pun keluar dari rumah sakit dengan senyum bahagia.
Haechan memakai kaus hitam berlengan pendek dan celana jeans panjang. Jisung memberikan jaketnya pada Haechan. "Kenapa—"
"Kau akan kedinginan Hyung," ucap Jisung.
Haechan menolak mentah-mentah jaket Jisung. "Jaket mu tidak sesuai dengan seleraku, aku akan membelinya dalam perjalanan."
Jisung menghela napasnya pasrah, kembali memakai jaketnya. Sepertinya sebentar lagi musim dingin, karena udaranya sudah mulai dingin.
Sampai di lobi rumah sakit, mereka berpapasan dengan Mark, Renjun, Jeno, dan Jaemin.
"Kita sungguh berlibur 'kan," tanya Mark yang juga sedikit tidak percaya saat ditelepon manajer kalau hari ini ia libur.
"Tentu saja! Aku yang memintanya," ucap Haechan dengan bangga.
"Selama ini kita sudah bekerja keras, jadi aku meminta satu hari kepada manajer."
"Kalau begitu let's go!!"
"Let's get it!!"
Mereka bertujuh tertawa, terlihat sangat bahagia. Mereka dibagi dua mobil, mobil satu menggunakan mobil Mark yang berisi Haechan, Renjun, dan Chenle. Sementara mobil kedua adalah mobil Jaemin yang berisi Jeno, Jaemin, dan Jisung.
Mereka sangat bahagia karena akhirnya, mereka berlibur!!!
Tunggulah Jeju, 7 Dream akan datang!Ditengah rasa bahagianya, Jisung sedikit ragu. "Apakah aku boleh sebahagia ini? Rasanya aneh," gumamnya.
"Kau harus lebih bahagia dari ini Jisung-ah," ucap Jeno yang mendengar gumaman Jisung.
"Hohoo romantis," timbrung Jaemin menggoda keduanya.
Mereka bertiga pun tertawa. Disepanjang perjalanan, mereka terus bercanda dan tertawa. Jisung bahagia, sangat-sangat bahagia sampai takut jika bahagia dalam hidupnya akan habis hanya untuk hari ini. Namun Jisung menepis jauh pikiran itu, tidak ingin merusak suasana.
Ya, mimpi buruk hanyalah mimpi buruk. Ketakutannya itu tidak beralasan, ia harus fokus pada kenyataan yang ada dan menjalani harinya dengan senyuman. Jisung terus bergumam dalam hatinya, ia adalah orang paling bahagia di dunia ini dan akan seterusnya seperti itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Semua Sayang Jisung
Fanfiction[Lengkap] Semuanya memang sayang Jisung, tidak ada kebohongan di sini. Karena Jisung adalah maknae kesayangan. Namun, hidup tidak mungkin selamanya bahagia bukan? Adakalanya hidupmu yang biasa-biasa saja berganti genre menjadi thriller action. Tida...