Sore hari di kota Bandung yang cuacanya tuh gak panas, gak mendung juga alias biasa aja.
Seorang gadis tinggi sedang berjalan-jalan, niat awalnya sih ingin nyari jajan biasalah baru dapet uang dari ayahnya. Lalisa Adiya Adithama, begitulah nama lengkapnya, sedangkan teman-temannya sering memanggil namanya Lisa.
Lisa berjalan santai sesekali menendang batu kerikil yang menghalangi langkahnya, namun tiba-tiba pandangannya mengarah ke tengah jalan disana ada kucing putih yang nampak ingin menyebrang.
Karena rasa sayangnya terhadap kucing, Lisa berniat menolongnya. Lisa berlari sekuat tenaga namu naas belum sempat mereka ke pinggir tubuh jangkungnya lebih dulu terhempas hingga membentur batu yang ada di pinggir jalan.
Lisa menatap kucing putih yang berada di pelukannya, entah kepalanya yang bermasalah atau apa tapi jelas Lisa melihat kucing itu menampilkan senyum kearahnya.
" Sue Lu cing gue mati nih?, ya udahlah bye ayah, bunda" detik itu juga Lisa menghembuskan nafas terakhirnya dengan tubuh si kucing yang ikut menghilang.
Di kota tetangga juga gak kalah heboh, bagaimana tidak baru saja terjadi kecelakaan hebat yang dialami oleh anak tunggal dari keluarga Mahendra.
Putri semata wayangnya kecelakaan beberapa waktu lalu yang diakibatkan rem mobilnya blong, mobil yang dikendarai juga rusak parah bahkan siapapun akan sadar kalau pengendara mobil tidak akan selamat.
Di sebuah taman yang sangat indah terdapat gadis cantik yang sedang duduk termenung, entah apa yang sedang dia pikirkan.
" Huft gue udah mati sekarang, tapi kok gue disini sih bukannya gue banyak dosa ya, kok malah di kasih tempat indah kayak gini?" Ucapnya bingung, gadis itu tak lain ialah Lalisa Adiya Adithama.
Hingga sebuah tepukan membuatnya menoleh, Lisa tersentak kaget melihat seorang gadis yang mirip dengannya hanya saja dia memiliki wajah yang imut.
" Siapa Lo?" Lisa
" Hai kak lili" Alisa Kanya Mahendra melambaikan tangannya kearah Lisa
" Nama gue Lisa bukan lili, lagian sok akrab banget" Lisa
" Aku Alisa, aku mau minta tolong sama kakak" Alisa
" Minta tolong apa, gue aja udah mati gimana mau nolongin Lo? Gue nyesel nolong tuh kucing" Lisa
" Kakak lucu kalau lagi marah, aku cuma mau minta kakak buat jagain papi sama mami, setelah ini kakak bakal bangun di tubuh aku. Aku serahin semua hak atas tubuh aku sama kakak. Aku mau kakak cari tahu siapa yang udah buat rem mobil aku blong aku juga mau minta kakak buat rubah semua pandangan setiap orang biar gak mandang aku sebelah mata. Kakak mau kan?" Alisa menatap Lisa dengan memohon dan entah kenapa Lisa merasa tidak bisa menolaknya.
" Maksud Lo gue transmigrasi ketubuh Lo?" Ucap Lisa tak percaya, karena setahunya itu hanya ada di novel saja
" Tepat sekali, kakak bakal ambil alih tubuh aku untuk selamanya. Kakak ingat ya jaga mami sama papi buat mereka bahagia" Alisa
" Bentar gue masih bingung, jadi Lo narik jiwa gue cuma buat bantu Lo gitu? terus apa keuntungan buat gue" lisa
" Kakak akan di beri kesempatan hidup yang ke dua kali" alis
" Ok deh gue bakal bantu Lo tapi jangan harap gue bakal bersikap kayak Lo juga, gue punya gaya tersendiri " Lisa
" Gak masalah, yang dengan kakak mau bantu aku aja itu udah cukup, sekarang kakak tutup matanya dan nanti kakak akan langsung berada di tubuh aku jadi kakak gak akan kaget lagi" Alisa
Lalisa menurut menutup matanya, dan setelahnya dia merasakan kepalanya berputar hingga membuatnya pusing bukan main.
Kamar rumah sakit yang harusnya tenang menjadi begitu rusuh ketika sang pasien mulai membuka matanya, dia menatap sekeliling merasa asing namun saat mencium bau obat-obatan akhirnya dia sadar kalau sedang berada di rumah sakit.
Menatap dokter yang masih sibuk memeriksanya, tadi saat dia membuka mata wanita paruh baya yang menjaganya malah berteriak histeris memanggil dokter. Membuatnya semakin pusing apalagi ketika ingatan sang pemilik tubuh bermunculan di kepalanya, ternyata sang pemilik tubuh sama dengannya, penyuka sesama.
" Bagaimana dok keadaan Putri saya?" Ucap wanita paruh baya bernama Yuna Mahendra atau mami nya Alisa.
" Keadaannya cukup baik mungkin akan pulih dengan cepat" dokter muda itu menatap Lisa atau Alisa yang juga sedang menatapnya.
( Sekarang Lisa kita panggil Alisa)
" Syukurlah kalau begitu, terimakasih dok" mami Yuna
" Sama-sama nyonya, sudah menjadi tugas kami menyelamatkan pasien, kalau begitu saya permisi dulu. Mari nyonya dan nona" dokter itu pun pergi diikuti dua suster meninggalkan anak dan ibu yang masih terdiam.
Yuna duduk di kursi samping ranjang anaknya, mengusap lembut surai hitam itu.
" Sayang kamu mau apa?" Yuna bertanya dengan nada lembutnya
" Minum mi" lalisa mulai mencoba menerima nasibnya dan mulai membiasakan diri dengan orang-orang terdekat Alisa yang nantinya akan menjadi orang-orang terdekatnya juga, mungkin.
" Ini sayang" Yuna membantu putrinya minum, sebenarnya dia sangat khawatir dengan keadaan putrinya.
" Papi mana?" Alisa bertanya setelah selesai minum
" Lagi di luar kota sayang, tapi mami udah kabarin kok, katanya masih di jalan" Yuna menjelaskan agar anaknya tidak salah paham
" Kirain gak mau jenguk aku" Alisa
" Tentu aja nggak, papi itu sayang banget sama kamu sama kayak mami" Yuna
" Mami mau pulang" Alisa merengek seperti biasanya, namun Yuna tidak akan luluh kali ini.
" Kamu baru sadar masa langsung pulang, kan gak lucu sayang" Yuna
" Disini bosen mami" Alisa
" Kalaupun kamu pulang, kita gak bakal lihat konser juga di mansion sama aja kayak disini bikin bosen" Yuna
" Seenggaknya di mansion gak bau obat" Alisa cemberut dia mau ngambek, karena menurut ingatan yang dia dapat mami paling gak bisa liat Alisa marah atau ngambek.
" Jangan gitu dong by, masa kamu gak nurut mami, ini juga supaya kamu cepet sembuh" Yuna mencoba memberikan pengertian kepada anak gadisnya
" Ya udah deh aku mau bobo aja, bye mami" Alisa mulai menutup matanya, sepertinya tidur akan membuat moodnya kembali membaik.
" Ada-ada aja kalau lagi mode manja"
..
Udah dulu ya guys jangan lupa votmen jaga kesehatan dan jaga pola makan kalian see you next time bye
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi Lalisa or Alisa
RandomLalisa adiya adithama gadis cantik yang sedang berjalan-jalan menikmati suasana sorenya harus terganggu ketika melihat seekor kucing yang sedang menyeberang jalan, belum sempat Lisa menyelamatkan kucing itu, keduanya lebih dulu tertabrak mobil yang...