03

3K 360 55
                                    

Alisa cemberut menatap mami nya yang masih sibuk dengan majalahnya.

" Mami mau pulang, udah mau sore loh" Alisa kembali merengek

" Nanti sayang, nunggu papi biar papi tanya dulu sama dokternya, lagian kenapa sih mau cepet-cepet pulang?" Mami

" Mami ku yang cantik, Alisa udah pengen sekolah, pengen main sama joyi sama Anna" Alisa

" Hah terserah kamu aja lah" mami

Lalisa atau Alisa akan tetap bersikap manja dan penurut ketika bersama mami dan papi nya agar mereka tak curiga. Sedangkan jika diluar nanti Alisa akan menjadi Lalisa yang sesungguhnya.

" Kamu kalau lagi ada maunya pasti harus langsung diturutin" mami

" Tentu mami aku juga akan segera balas dendam untuk mendapatkan kedamaian untuk Alisa"

Pukul 16:45 joyi dan Anna sudah sampai di ruang rawat Alisa, mereka sangat senang karena Alisa akan pulang sore ini juga.

" Huwaa seneng banget deh akhirnya Lo pulang juga" joyi

" Iya kita bakal kumpul lagi, tapi awas aja kalau Lo ngebully orang lagi cuma gara-gara si kucing garong itu" Anna

" Kalian tenang aja, kalau perlu gue yang bakal bikin dia bertekuk lutut di hadapan gue" Alisa menyeringai, bahkan joyi dan Anna sampai ketakutan.

" Kok beda banget ya?"

" Kayak bukan Al"

Papi Alisa datang bersama seorang dokter yang menangani Alisa.

" Nona Alisa sudah sembuh dan semua kondisi tubuh nona juga sudah stabil, saya hanya berpesan agar nona Alisa memperhatikan pola makan dan istirahat dengan cukup " dokter itu tersenyum

" Baiklah dok, terimakasih sudah merawat putri kami" mami

" Sudah kewajiban saya sebagai dokter nyonya" dokter

Setelah membereskan barang-barangnya Alisa, mereka bergegas pulang menuju mansion Mahendra. Anna dan joyi langsung pulang karena udah sore juga.

" Mami, papi Al boleh minta sesuatu gak?" Alisa

Keluarga kecil itu sedang berada di dalam mobil, papi Dean yang mengemudi katanya ingin menjadi ayah dan suami yang baik.

" Mau minta apa dear?" Mami

" Al mau motor" sontak saja kedua orangtuanya heran, setahu mereka Alisa tidak bisa naik motor, kenapa malah tiba-tiba mau motor.

" Loh kamu kan gak bisa naik motor" papi

" A ah sebenarnya Al bisa kok Pi cuma kemarin-kemarin memang lebih suka pake mobil, cuman setelah kejadian kemarin aku mulai takut bawa mobil lagi, jadi boleh kan mi, Pi" Alisa menatap penuh harap agar kemauannya di kabulkan

" Ya sudahlah papi bisa apa kalau kamu udah bicara, eh tapi papi punya loh koleksi motor waktu papi muda dulu" papi mendadak antusias ketika membahas tentang motor

" Wih beneran Pi, mau liat dong kali aja ada yang cocok buat aku" Alisa

" Siap princess nanti kita liat bareng-bareng, papi kasih satu koleksi papi buat kamu kalau ada yang kamu suka" papi

Mami Yuna hanya tersenyum melihat interaksi manis  ayah dan anak itu, mengingatkannya pada kejadian beberapa tahun lalu.

" Dear mami dengar kamu suka bully siswi di sekolah, apa benar?" Mami

" Alisa goblok Lo yang berbuat ngapa jadi gue yang bertanggung jawab, jancok lah" batin Alisa lebih tepatnya Lalisa.

" Ah itu kan dulu mam, aku janji besok aku gak akan gitu lagi" Alisa

" Besok?" Mami

" Iya, aku mau sekolah besok" Alisa

" Senin aja ya, tanggung. kamu juga harus memulihkan kondisi tubuh kamu dear" mami

" Huft ok deh apalah daya kalau mami udah bicara" Alisa

Mami tertawa kecil, kebersamaan seperti ini yang selalu dia rindukan. Walaupun dia dan sang suami sibuk, namun dia selalu mencoba untuk memberikan kasih sayang penuh untuk Alisa, putri semata wayangnya untuk saat ini.




Mobil hitam itu berhenti disebuah mansion yang sangat mewah, bahkan mansion ini lebih mewah daripada mansion Lalisa dulu.

Mami Yuna menggandeng tangan Alisa sedangkan papi Dean membawa barang-barang Alisa. Berjalan dibelakang dua kesayangannya.

" Mami, Al ke kamar dulu ya?" Alisa mengambil alih tas dari tangan papi nya

" Papi aja sayang" papi

" Gak papa pi, Al aja" Alisa

" Ya udah sana istirahat yang banyak, biar cepet sembuh" mami

" Siap kapten" Alisa berlalu menuju lift, karena menurut ingatan yang di berikan Alisa asli, kamarnya terletak di lantai 4, Alisa capek kalau pake tangga.








Hari Senin pun tiba, hari yang begitu di tunggu-tunggu oleh seorang Alisa Kanya Mahendra atau Lalisa Adiya Adithama yang ingin segera balas dendam dan mencari pelaku yang membuat rem mobil Alisa blong.

Alisa bahkan sudah bangun pagi-pagi sekali, mulai mandi lalu memakai seragam barunya yang tidak kebesaran maupun kekecilan seperti seragam Alisa sebelumnya, seragam yang mencetak lekuk tubuhnya.

Karena yang sekarang didalam tubuh Alisa adalah Lalisa, maka gaya berpakaian dan berdandannya pun Lalisa sekali.

Alisa mengikat sebagian rambutnya, dia juga sudah memotong rambutnya hingga sebahu, tak lupa Hoodie hitam ciri khas seorang Lalisa ketika masih di Bandung. Makeup tipis yang terkesan natural namun malah membuat Alisa begitu menawan. Sekarang semua rupa ada diwajahnya, cantik, imut dan sedikit tampan. Sangat sempurna

" Betapa sempurnanya wajah gue, nyesel Lo Jennie udah nolak Alisa dulu, sekarang apa Lo bakal nolak seorang Lalisa?" Alisa menatap kagum setiap inci wajahnya merasa bersyukur karena memiliki wajah yang cukup sempurna.

Alisa turun kebawah tentu memakai lift, di meja makan sudah ada mami dan papi nya.

" Morning mami, papi" mendengar suara halus namun cukup berat, mami Yuna mengalihkan perhatian dari kegiatannya yang sedang mengolesi roti tawar untuk sarapan Alisa, putrinya.

" Astaga ini kamu Al?" Mami Yuna mengerjapkan matanya, kemana anaknya yang suka makeup tebal dan malah di ganti dengan gadis cantik nan tampan.

" Iya dong, aku Alisa anak mami, papi. kenapa deh kayak kaget gitu?" Alisa

" A hahaha gak papa kok dear, sini sarapan, mami udah buatin roti coklat kesukaan kamu sekalian sama susu coklat nya juga" Alisa tersenyum manis karena kesukaannya sama dengan Alisa asli.

" Makasih mami, oh ya papi aku pake ya motornya?" Alisa

" Pake aja sayang, papi juga ikhlas kok kalau kamu mau yang lain" papi Dean

Mereka sarapan dengan tenang, hingga Alisa selesai lebih dulu, dia pamit kepada kedua orangtuanya dan berlalu menuju motor yang sudah resmi menjadi miliknya.

" Let's play bitch"

Alisa melajukan motornya dengan kecepatan sedang, dia masih ingin menikmati suasana pagi. Meskipun agak macet tapi dia memakai motor jadi mudah untuk salip menyalip.

35 menit kemudian, motor yang Alisa tumpangi telah sampai dengan selamat di parkiran SMA Garuda. Disana juga masih banyak siswa/i yang entah sedang apa, dan kedatangannya cukup menarik perhatian warga sekolah.










Udah dulu ya guys jangan lupa votmen jaga kesehatan dan jaga pola makan kalian see you next time bye bye bye bye

Transmigrasi Lalisa or AlisaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang