00.09

2.9K 196 2
                                    

'Untuk setiap atma dan segala laranya'

.
.
.
.
.
.

(Vote dulu sebelum baca)

Selamat membaca!!!!

-----

____________________

Part 9
____________________

Kini, Zavero tengah duduk sembari menyesap secangkir kopi ditangannya, tadinya Zavero ingin menemui Flower tetapi tak jadi karena gadis itu sedang menjenguk temannya yang sakit.

Ditengah lamunannya, ponsel Zavero berdering dengan gerakan cepat ia mengambil ponsel dari sakunya---terlihat jelas nama 'cewek sialan' tertera dilayar ponselnya. Sudah ketebak bukan siapa 'cewek sialan' ini?

Zavero sangat malas dan membiarkan Now terus menelponnya tanpa henti.

"Ga ada cape nya gangguin hidup oranh". Zavero meletakkan ponselnya dimeja lalu ia tinggal pergi. Biarkan saja, nanti juga lelah sendiri.

"Ehh Za mau ikut tanding gak?". Ucap Gareen dengan semangat 45


"Tanding? ".

"Iya tadi ada salah satu anak Demonax yang nantang Kita". Saut Brian.

"Mereka gak terima kalau si Nicholas itu masuk rumah sakit". Balas Vero.

"Harusnya kita yang ga terima, kan Sathinno yang kena tusukanya". Ucap Brian sembari mengernyit tak suka.

"Nah kan! Emang rada-rada tuh geng".

"Oke gue terima tantanganya". Zavero bangkit dari duduknya lalu menyambar jaket kebanggaan Razegas dimeja. Tungkai langkahnya berjalan menghampiri garasi untuk mengambil motor miliknya.

"Taruhan nya apa?". Zavero menoleh kebelakang---mendapati teman-temannya tengah mengobrol ria.

"Entah". Jawab Gareen sembari mengidikan bahunya acuh.

Mereka berempat pergi menuju ke tempat dimana Zavero akan bertanding. Disana, tempatnya sudah sangat ramai akan penonton.

"Ehh siapa emang yang mau jadi lawan lo?". Brian menyenggol lengan kekar Zavero.

"Ga tau". Zavero mengidikan bahunya tak tau.

Zavero menjauh dari teman-temannya untuk menghubungi kekasih tercintanya.

"Hallo".

"Sayang doain aku ya".

"Emang kamu mau ngapain".

"Mau urus surat nikah sama kamu".

"Ihh kamu mah, serius dong ah".

"Kamu minta diseriusin oke besok aku kerumah kamu".

"Ngapain".

"Ya lamar kamu lah, kan kamu minta diseriusin".

"Ishhh bukan gitu".

"Yang penting kamu doain aku aja oke".

"Oke".

"Bye".

Setelah menghubungi Flower, Zavero bergegas untuk kembali ke sana.

Sementara ditempat Flower, gadis itu tengah menahan malu karena percakapannya dengan Zavero didengar oleh Doni dan kedua temannya.

Figuran Barbar [ Proses Revisi ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang